Namun gambaran tidak jelas ini bisa mengantarkan kita pada suatu harapan, bahwa apa yang sedang kita alami saat ini seyogyanya dapat menghasilkan sekeping harapan. Pergi dan bertahan.
Pergilah bencana dan bertahanlah hikmahnya. Setiap bencana pasti ingin dihilangkan. Jika terlalu besar, maka harus dihindari, dicegah, hingga mau tak mau dihadapi. Tujuannya sama, kita harus jauh dari bencana.
Namun, harapan itu tak sama dengan keberadaan hikmah. Kita pasti akan menemukan hikmah di balik bencana; di balik kesedihan yang tak terduga. Itulah yang membuat kita berharap dapat memperolehnya dan mempertahankannya.
Bencana juga akan menghadirkan harapan-harapan yang berbeda. Walau yang sebenarnya diharapkan seharusnya sama, baik saat tak ada bencana maupun saat tertimpa bencana.
Mengharapkan satu hal untuk dapat mengarungi kehidupan dengan dua hal. Itulah yang membuat harapan ini disebut 2 in 1.
Namun, tak bisa dipungkiri bahwa ketika bencana terjadi, harapan ini semakin kuat dan menjadi pintu pertama yang ingin ditemui dibandingkan pintu-pintu lain. Kesehatan.
Harapan yang paling besar ketika bencana terjadi dan sedang berada di momen yang seharusnya dapat dirayakan--Ramadan dan peringatan agama lainnya--dengan kesenangan adalah tetaplah sehat. Ketika tubuh sehat, bencana ini akan dapat dihadapi dengan ketegaran. Bahkan, bisa saja tanpa penyesalan.
Ketika tubuh sehat menjadi harapan pertama dan utama, maka dua harapan yang selanjutnya akan mengiringi. Dapat beraktivitas dan beribadah dengan lancar serta lebih ikhlas.
Tubuh yang sehat pasti akan memperlancar aktivitas yang dibutuhkan. Jika seorang pekerja, bekerja setiap hari walau sedang terjadi bencana tetap akan lancar walau hasilnya mungkin tak semirip di masa sebelumnya. Gaji.
Begitu pula dengan beribadah. Ketika terjadi bencana seperti ini memang beribadah terasa sangat berat. Bukan karena malas atau perasaan lainnya, melainkan rasa yang tak biasa akibat tak bisa lagi beribadah bersama umat seagama.
Namun, bukan berarti ini akan membuat kita mangkir dari ibadah yang harus dijalankan. Justru pada momen segenting ini, beribadah akan sangat membantu mental kita untuk lebih kuat dan tetap rileks.