Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tetap di Rumah, Ngaji pun Jalan Terus!

24 April 2020   08:46 Diperbarui: 24 April 2020   08:49 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baca juga: Menepis Sawala Zoomboombing Karena Host Kudet (Faqih Ma'arif)

Zoom nyatanya tak hanya dapat digunakan sebagai media komunikasi saat bekerja dari rumah, namun juga untuk belajar dari rumah. Memang, proses belajar akan lebih banyak membutuhkan pengumpulan tugas di akhir, dan biasanya akan mengandalkan layanan surat elektronik (surel), kuisioner daring, dan ruang kelas online seperti Google Classroom salah satunya.

Baca juga: Panduan Google Classroom untuk Belajar Online (Himam Miladi)

Namun di dalam proses belajar pasti juga diperlukan adanya interaksi untuk penyaluran materi dari pendidik ke peserta didiknya. Di situlah dibutuhkan media yang mirip ruang seperti kelas, namun secara daring.

Itulah yang membuat Zoom juga dapat digunakan untuk belajar dari rumah. Hal ini tak lepas dari masih butuhnya peserta didik untuk dapat melihat langsung bagaimana materi pelajaran tersebut dapat tersampaikan dan menemukan simulasinya.

Karena, peserta didik pasti butuh contoh dalam mengerjakan soal-soal yang nantinya akan dikirimkan oleh pendidiknya di akhir sesi. Dan, tidak semua materi pelajaran dapat dimengerti hanya melalui teks, tanpa adanya simulasi dari pendidiknya, persis saat di kelas.

Layanan seperti Zoom dapat menjadi media proses adaptasi dari yang awalnya harus bertatap muka dan melihat langsung bagaimana semua materi harus diterangkan secara langsung, kini harus melalui telekonferensi atau panggilan video.

Apabila disadari, sebenarnya metode ini sudah banyak terjadi sebelumnya, hanya tidak secara masif. Apalagi di Indonesia yang masih banyak menggunakan metode konvensional baik di lembaga didik maupun lembaga birokratif. Jika tidak demikian, untuk apa ada resepsionis, bukan?

Itulah yang membuat cara serba daring ini masih menjadi cara yang istimewa dan cenderung mahal--sebelum pandemi hanya sekolah dan universitas tertentu yang dapat dijangkau atau menyediakan jalur daring saat belajar-mengajar. Secara tak sengaja, pandemi ini membuat kita harus cepat belajar menjalankan sendi-sendi kehidupan secara daring.

Termasuk dalam hal belajar. Menariknya, tidak hanya belajar tentang bidang akademis atau hal-hal yang bersifat pengetahuan umum, namun juga dapat diterapkan pada pelajaran yang bersifat agamis; ngaji.

Ngaji secara daring dan dimediasikan Zoom ternyata cukup menarik untuk diterapkan. Artinya, saat pandemi ini masih berlangsung dan membuat pemerintah menetapkan PSBB dan yang terbaru adalah pelarangan mudik, maka kegiatan ngaji tetap dapat jalan terus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun