Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Karena Viralnya Work from Home, Kami Sudah Tidak Dicurigai

7 April 2020   10:22 Diperbarui: 7 April 2020   12:54 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bekerja di rumah. | Gambar: Duniadosen.com

Sebenarnya tulisan ini hampir banyak diungkap oleh para penulis, blogger juga content creator. Alasannya, mereka selalu menjadi sasaran kesangsian dari orang-orang disekitarnya, akibat tak pernah terlihat bekerja namun masih bisa hidup. Seandainya ini terjadi di masa lalu, mungkin mereka sudah disangka hidup dengan cara ngepet. Duh!

Bagaimana tidak? Sebagian besar dari kita pasti berpikir bahwa bekerja adalah dari rumah ke tempat kerja, disanalah kita akan "pantas" disebut bekerja. Itulah mengapa, jika ada orang yang banyak mendekam di rumah disangka libur atau malah dianggap pengangguran.

Sebentar, kalau mereka pengangguran, bagaimana bisa mereka tetap beli sarapan, mampir ke warung hingga beli pulsa?

Akhirnya, ada juga orang-orang yang tidak tahan mengunci rasa penasarannya. Pertanyaan pun muncul, "Mas, kok di rumah aja? Ngapain?"

Awalnya berat untuk mengatakan, "Saya kerja, buk!"

Jawaban paling ringan adalah, "Mumpung bisa di rumah, jadi ya di rumah aja."

Namun, sayangnya jawaban itu justru bagaikan bom waktu di kesempatan lain. Karena, pertanyaan lain lebih pedas, "Mas, masih lama liburnya?"

Disinilah akhirnya jawaban pamungkas muncul, walau juga harus dijelaskan. "Saya kerja buk. Kerjanya di rumah, nulis. Kalau gak percaya, cari di Google, nanti ibu tau ada nama saya di sana."

Ilustrasi work at home. Gambar: via Tribunnews.com
Ilustrasi work at home. Gambar: via Tribunnews.com
Ya, begitulah kira-kira cara untuk membuat para tetangga akhirnya memaklumi orang-orang yang bekerja bukan dari rumah, melainkan memang di rumah. Menghasilkan uang tidak harus bekerja di kantor atau pun berinteraksi dengan orang secara langsung, mereka yang bekerja sebagai penulis, ilustrator, komikus, animator, bahkan penyanyi juga bisa bekerja di rumah. Karena di sana mereka dapat ketenangan, ada waktu yang efisien untuk menghasilkan sesuatu, dan tentunya uang.

Ada cerita dari seorang ilustrator yang karya gambarnya hampir menyerupai level Marvel maupun DC Comics. Setiap hari dia mengaku jarang sekali keluar dari rumahnya. Bahkan, tetangganya banyak mengira dia sudah kembali ke tempat lain atau ikut orang tuanya.

Hal ini dikarenakan aktivitasnya sangat jarang untuk keluar dari rumah. Bahkan, saat hendak berbelanja keperluan sehari-hari, terkadang dia malas untuk ke warung atau tempat yang menjual keperluan tersebut.

Contoh gambarnya. | Dokpri/Eko Prihanto
Contoh gambarnya. | Dokpri/Eko Prihanto
Benar, hari ini sudah ada banyak layanan beli-antar. Jadi, mengapa masih mau repot?

Kisah semacam ini sering dialami oleh mereka yang bekerja di dunia kesenian, khususnya di seni tulis dan lukis. Namun, masyarakat tak pernah menyadari bahwa mereka selalu bekerja meski terlihat di rumah saja. Bahkan, masyarakat juga mungkin tak menyadari bahwa peran mereka sangat besar terhadap negeri ini selayaknya para pekerja lain yang juga sudah pantas membayar pajak.

Meski mereka jarang terendus pendapatannya, namun sebenarnya mereka juga bisa berbicara banyak soal kesejahteraan. Hanya, yang paling penting dalam proses kreatif mereka adalah hasil karya yang dapat diketahui oleh orang lain, sedangkan pendapatan seharusnya tak perlu ada yang tahu.

Ilustrasi youtuber. | Gambar: CNBCIndonesia.com
Ilustrasi youtuber. | Gambar: CNBCIndonesia.com
Hal ini tentu berbeda dengan para youtuber misalnya, yang mana mereka tak hanya terekspos secara jati diri namun juga terekspos pendapatannya. Namun hal ini tentu tidak terlalu merugikan mereka, karena dengan begitu masyarakat zaman now sudah selayaknya sadar bahwa orientasi kehidupan masa kini sudah tidak bisa disamakan dengan masa lalu.

Seseorang yang bisa dihargai tidak lagi hanya ketika orang itu mengenakan seragam warna khaki atau batik biru, melainkan juga orang-orang yang hanya keluar dengan celana training dan kaos oblong yang sesekali ditambal dengan jaket ketika malam lebih dingin dari biasanya.

Jadi, sebelum ada kebijakan work from home, sebenarnya sudah banyak orang yang bekerja di rumah. Karena mereka memang sudah tidak lagi butuh kantor atau keluar dari rumah untuk berkreasi. Di rumah saja mereka sudah dapat memberikan manfaat kepada orang lain, dan tentunya mengumpulkan pundi-pundi untuk tabungan masa depan.

Selamat bekerja di rumah, rekan-rekan kreatif!

Malang, 6-7 April 2020
Deddy Husein S.

Baca artikel lainnya:

Coba Tengok Mereka Yang Tidak WFH

Perjuangan Ojol Kala WFH

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun