Merekalah yang akhirnya membuat putra-putri bangsa yang dulunya hanya mampu membaca dan mengagumi komik dari luar negeri, kini dapat mewujudkan cita-citanya sebagai komikus dan meneruskan jejak para komikus legendaris sebelumnya.
Secara pribadi, penulis tidak begitu mengagumi beliau jika dibandingkan Hasmi, akibat selera. Itulah mengapa--sebagai gambaran sederhana--jika disuruh memilih menonton film berunsur tradisional atau sejarah, akan pikir-pikir terlebih dahulu dibandingkan jika ada update tentang film action khususnya bertema super hero.
Namun, ketika penulis mencoba mencari tahu kembali tentang RA Kosasih, ternyata salah satu karyanya adalah tentang pewayangan. Hal ini menggiring pada ingatan penulis tentang komik pewayangan yang pernah dibaca saat masih SD.
Di komik tersebut menceritakan tentang gejolak antara Rama dan Rahwana yang tentunya melibatkan Shinta dan karakter nyentrik, Hanoman.
Banyak adegan tentang Hanoman yang kala itu harus berhadapan dengan monster dan menerobos gedung yang kebakaran. Maupun saat dirinya mencoba meninggikan badannya dengan bantuan ekornya sebagai "kaki". Sungguh menarik!
Jika melihat dari teknik gambarnya, ketika meninjau-ulang dari internet, penulis yakin itu adalah karya RA Kosasih dibandingkan karya Teguh S. dan Jan Mintaraga yang keduanya juga memiliki karya komik pewayangan.
Selain faktor komiknya yang masih hitam-putih seperti milik Hasmi dengan Gundala-nya bagian season "Gundala Cuci Nama", penulis juga melihat aksen gambarnya sesuai dengan apa yang diingat saat itu.
Wah, sebuah memori belasan tahun--nyaris dua dekade--yang ternyata masih dapat membantu penulis untuk mengungkapnya di artikel ini. Namun, karena ini membahas sosok besar yang sangat menginspirasi para rekan komikus di seantero nusantara ini, maka hal tersebut perlu dilakukan.
Selain itu, faktor nama besar Kosasih ternyata tak pernah luntur, bahkan sampai 2020 ini. Buktinya, sebuah event besar tercipta untuk mengenang peran Kosasih dalam memotivasi para komikus Indonesia untuk selalu optimis dan berkembang mengikuti zaman--yang ternyata juga sangat mendukung keberadaan komik.