Begitu juga saat bekerja. Rasanya naif ketika kita tidak suka membahas tentang politik, tetapi saat berkumpul dengan sesama pegawai justru membicarakan kinerja bos ataupun pegawai lain. Apakah itu bukan politik?
Artinya, politik sudah melekat dalam hidup kita. Mau dihindari sekuat apapun, sulit. Kecuali kita pergi ke Kutub Utara. Itu saja kita harus berhadapan dengan politik ekosistem, yang mana kita harus berbagi peran dengan makhluk non manusia.
Hal ini juga sama seperti saat kita menghadapi topik tentang corona. Sebosan apapun kita, pembicaraan itu akan terus terjadi. Bahkan, meski corona surut dan lenyap, atau setidaknya menjadi jinak, tetap saja akan ada yang membahas tentang corona. Misalnya dengan pembahasan "AKIBAT CORONA, HIDUPKU MENJADI LEBIH BAIK" atau "INILAH 5 HIKMAH DARI CORONA", dan lain-lain.
Ya, itu akan terjadi, dan bahkan sudah ada kok yang mulai membahasnya. Padahal coronanya saja masih berenang disekitaran kita, dan belum tentu pasca mengetahui hikmah dan tips itu kita benar-benar lolos dari corona sehari, sepekan, atau beberapa waktu kemudian.
Seperti itulah kira-kira gambaran tentang corona yang mana membuat kita cukup sulit untuk tidak membahasnya. Bahkan, kita juga tidak boleh mengabaikannya, karena kita sama sekali tidak tahu bagaimana dan kapan corona itu bisa mengincar kita. Jadi, membahasnya juga untuk memberi dan menjaga kewaspadaan kita terhadap corona.
Tetapi, "bagaimana jika aku bosan dengan corona? Coba bahas yang lain dong!"
Malang, 29 Maret 2020
Deddy Husein S.