Ajax juga menjadi kuda hitam ketika mereka mampu menaklukkan lawan-lawannya di fase tandang. Seperti Atalanta di laga fase 16 besar tersebut, yang mana Atalanta juga mampu mencetak 4 gol di Spanyol seperti yang dilakukan Ajax musim lalu.
Menariknya, Ajax melakukannya di kandang Real Madrid, Santiago Bernabeu. Artinya, Ajax melakukan hal yang tak kalah fenomenal dari Atalanta musim ini.
Namun yang disayangkan adalah langkah Ajax terhenti di fase semifinal, meski mereka telah berhasil menyingkirkan salah satu pemburu juara, Juventus. Hal itu tak lepas dari undian mereka yang harus bertemu dengan tim kuda hitam lainnya, Tottenham Hotspur.
Di musim ini Atalanta juga ternyata tidak sendirian, meski Napoli diprediksi tidak menemani. Namun sudah pasti bahwa klub kejutan lainnya yang menemani Atalanta adalah RB Leipzig.
Klub asuhan Julian Nagelsmann itu juga menjadi kuda hitam dan berhasil menyingkirkan finalis musim lalu, Tottenham Hotspur. Bahkan, mereka mampu menyingkirkan klub yang kini dilatih Jose Mourinho tersebut dengan agregat 4-0, alias tanpa kebobolan.
Artinya, jika pada fase knock-out nanti kedua klub kuda hitam ini bertemu, maka keduanya akan saling menunjukkan kelebihannya masing-masing. Atalanta jelas akan mengandalkan ketajamannya lini depan, sedangkan Leipzig diprediksi akan memainkan sepak bola oportunis dan compact defense seperti saat menghadapi Spurs.
Prediksi ini memang kesannya terlampau jauh, namun kita perlu sedikit meraba-raba potensi Atalanta akankah menjadi Ajax jilid kedua atau tidak. Artinya, ketika mereka berhasil menapak tilas torehan Ajax di musim lalu, maka mereka juga diprediksi akan mengalami apa yang terjadi pada Ajax di musim selanjutnya (musim ini) pasca kisah fenomenal tersebut.
Yaitu penggerogotan skuad inti. Pasca menjadi semifinalis, skuad Ajax mengalami perubahan. Matthijs De Ligt ke Juventus dan Frenkie De Jong ke Barcelona. Bahkan, di musim depan Hakim Ziyech ke Chelsea.
Baca juga: Menantikan Masa Depan Ajax Amsterdam
Begitu pula dengan beberapa pemain terbaik mereka di musim lalu yang di musim ini justru sering mengalami cedera dan membuat penampilan mereka tak semaksimal musim lalu. Itu membuat Ajax menjadi pesakitan di Eropa musim ini, alih-alih meningkatkan kualitas mereka dari musim lalu.
Di musim ini Ajax bahkan tersingkir dari Liga Champions dan Liga Eropa sebelum mampu melangkah jauh. Padahal mereka adalah bagian dari 4 klub terbaik di Eropa musim lalu.