Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Merayakan Hari Musik Nasional dengan Pamer Bojo

10 Maret 2020   20:48 Diperbarui: 10 Maret 2020   21:07 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi konser musik. | Gambar: Medcom.id

Ya, aku kalau sudah bertemu dengan Mas Bayu langsung fokus dengan segala patah katanya. Karena, memang jarang menemukan orang yang hidup di jalanan namun dapat berbicara sepertinya. Bisa jadi, para jubir intansi negara kalah luwes bicaranya dibandingkan Mas Bayu.

"Saya juga belajar, mas. Saya mengasah cara nggenjreng ini dengan melihat ekspresi mereka setiap hari dan setiap bus. Kalau mereka sedang galau, ya saya nyanyikan lagu-lagu mellow. ... Loh, kok sampeyan gak kaget?"
"Kan sampeyan udah biasa ngomong kemenggres kalau ketemu saya, mas."

Kami pun tertawa. Memang beginilah obrolan kami. Bisa saja orang lain tidak sadar bahwa kami sedang berbeda status sosial. Tetapi ketika sudah bertemu di atas meja yang bernama musik, tak ada sekat.

Ngobrol ngalor-ngidul, ngetan-ngulon, dan tak lupa dengan diksi-diksi Inggris yang terkadang kami tertawakan secara bergantian. Dari sanalah aku akhirnya memberanikan diri untuk datang ke latihan H-3 Acara itu dimulai.

Bahkan, sampai H-3 pun saya masih belum tahu apa nama acara itu. Apakah itu adalah malam inagurasi, peringatan ulangtahun kampus, atau malah jadi pengisi acara peresmian gedung festival di pusat kota?

"Jok! Sudah siap?" Suara Bang Edu sedikit membuyarkan lamunanku. Padahal aku sedang menghafalkan kisi-kisi yang diberikan Mas Bayu.

"Satu, dua, play!"

"Jreng...
Staying up 'til 3 am
We talked about the world we didn't care
And we were finding out was in trying
To escape this hell...
"

Aku lihat semua kating seperti puas dengan latihan perdana itu. Maksudnya, latihan perdanaku. Kata Bang Edu, kualitas genjrenganku tidak kalah dengan Mas Andrew. Sebenarnya Mas Andrew yang awalnya akan ngiringin nyanyian mbak cantik itu. Tapi karena kemarin dia sakit flu dan demam, jadi akhirnya para kating mencari langsung penggitar dari maba yang mendaftar di UKM Rumah Muzix.

"Hallo, Joko! Aku Chyntia. C-H-Y-N-T-I-A."
"Oh, iya mbak. Saya Joko."
"Ya, aku tau. Kan aku panggil namamu barusan."
"Oh, iya sih mbak. Hehe."
"Kamu dari FH, ya?"
"Eh, iya mbak. Kok tau?"
"Ya iyalah, kan aku katingmu."
"Oh, iya sih mbak. Hehe."
"Jawabanmu kok sama terus."
"Eh, iya mbak. Enak kalau copy-paste, biar nggak capek."
"Capek apanya?"
"Capek mikirnya, mbak. Hehe."
"Oh, emangnya nanggepin omonganku perlu mikir ya?"
"Iya mbak. Kan saya nganu... grogi."
"Alesan! Bilang aja kamu laper. Yuk makan!"
Loh! Kok dia tau ya? Wah, jangan-jangan dia ini cucunya mbah dukun.

Singkatnya, perjalananku sampai ke H-1 dari acara itu, aku dan Mbak Chyntia melakukan gladi kotor. Awalnya aku kira, kami sudah dapat menjajal panggung, namun ternyata belum. Meski begitu Bang Edu mengharap penampilanku dapat maksimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun