Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Hari Perempuan Internasional, Ada Sian Massey di Laga Arsenal Vs West Ham United

8 Maret 2020   07:35 Diperbarui: 8 Maret 2020   08:55 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nyaris saja laga pekan 28 Premier League yang bertajuk London Derby di Emirates Stadium (7/3) berakhir imbang. Karena, tendangan setengah volley Lacazette hasil operan kepala Mesut Ozil dinyatakan tidak sah oleh Hakim Garis 2 atau juga disebut Asisten Wasit (AW) 2.

Kesalahan dalam mengambil keputusan sebenarnya bukan hal yang langka dari pihak pengadil di lapangan, baik wasit utama dan asisten wasitnya. Namun, kali ini sorotan terlihat menarik pada laga antara Arsenal vs West Ham United tersebut.

Keberadaan asisten wasit perempuan terlihat menyita perhatian. Ditambah dengan kinerjanya yang semakin berat ketika di babak kedua fokus permainan semakin banyak di area permainan The Hammers.

Arteta berikan instruksi kepada Lacazette yang bermain dari bangku cadangan. | Rte.ie
Arteta berikan instruksi kepada Lacazette yang bermain dari bangku cadangan. | Rte.ie
Sebagai tuan rumah, sangat wajar jika The Gunners berupaya segera menggelontorkan pelurunya tepat ke gawang Lukasz Fabianski, dan itu membuat asisten wasit 2 semakin tersorot. Dari keputusan bola keluar, pelanggaran, hingga offside.

Menariknya, salah satu keputusan offside-nya adalah ketika proses terjadinya gol Lacazette. Awalnya Ozil diduga offside saat menerima bola liar hasil tendangan spekulasi Aubameyang. Namun, karena arahnya---setelah deflected---berada di dalam kotak penalti dan tepat ke arah pergerakan Ozil, maka si pemain bergerak masuk menyundul bola ke arah Lacazette.

Fabianski takluk dari eks klubnya di bekas (news.zing.vn)
Fabianski takluk dari eks klubnya di bekas (news.zing.vn)
Bola pun gagal ditahan oleh Fabianski. Namun, Lacazette yang hendak berselebrasi menjadi urung karena Martin Atkinson meniup peluit. Offside.

Di sini kemudian muncul peninjauan dari Video Assistent Referee (VAR). Terlihat VAR dapat menangkap momen pergerakan Ozil yang ternyata belum mendahului pergerakan pemain terakhir West Ham yang memang sudah terlanjur fokus dengan pergerakan bola, bukan pergerakan lawan---untuk membuat jebakan offside.

VAR pun ternyata ingin meninjau keputusan AW 2 yang mengangkat bendera ketika bola berhasil ditanduk Ozil. Sepertinya, keputusan offside justru ketika bola dioperkan ke Lacazette, bukan ketika bola akan jatuh ke kepala Ozil.

Lacazette sempat menunda selebrasinya. | Shropshirestar.com
Lacazette sempat menunda selebrasinya. | Shropshirestar.com
Di sini kembali VAR dapat memperlihatkan pergerakan Lacazette yang tidak mendahului posisi Ozil ketika bola dialirkan ke penyerang asal Prancis tersebut. Keputusan offside pun digagalkan, karena dari dua momen tersebut tidak ada kesalahan dari pemain Arsenal untuk mencetak gol.

Lacazette pun berselebrasi, Arsenal 1-0 West Ham. Momen ini kemudian membuat tensi permainan bagi Arsenal sedikit turun, sedangkan bagi Mark Noble dkk. justru semakin membara. Mereka harus mampu mencetak gol untuk kembali memaksakan kedudukan imbang.

Namun apa yang diharapkan skuad asuhan David Moyes itu gagal terwujud. Hal ini tak lepas dari perhitungan Mikel Arteta untuk menambal kekuatan di lini belakang dengan memasukkan Hector Bellerin menggantikan sang pemberi asis, Ozil.

Arteta ikuti jejak Lampard yang sukses mengalahkan eks pelatihnya. | Reuters.com
Arteta ikuti jejak Lampard yang sukses mengalahkan eks pelatihnya. | Reuters.com
Masuknya Bellerin terlihat cukup mampu menahan agresivitas serangan West Ham United, meski peluang-peluang si tamu semakin meneror gawang Bernd Leno. 

Beruntung bagi Arsenal di laga ini lini belakangnya nyaris minim kesalahan, karena Pablo Mari, David Luiz, dan Sokratis Papastathopoulos saling bahu-membahu hingga jatuh-bangun demi hasil 3 poin dan cleansheet.

David Moyes berikan applause kepada suporter. | Reuters.com
David Moyes berikan applause kepada suporter. | Reuters.com
Sebuah perjuangan yang patut diapresiasi termasuk bagi West Ham United yang sebenarnya tidak bermain buruk. Memang mereka cenderung bertahan, namun strategi itu sebenarnya cukup mampu meredam daya dobrak Arsenal.

Aubameyang terus beroperasi di laga ini. | Reuters.com
Aubameyang terus beroperasi di laga ini. | Reuters.com
Hal ini dikarenakan pola menyerang Arsenal selalu dimulai dari sisi kiri dengan kolaborasi antara Bukayo Saka dan Pierre-Emerick Aubameyang. Digantikannya Pepe yang menghuni sisi kanan Arsenal dengan Reiss Nelson juga tidak mengubah banyak perubahan selain membuat sisi kanan semakin sulit ditembus para pemain West Ham, karena harus beradu lari dengan banyak pemain cepat (Nelson dan Bellerin).

Seandainya Premier League musim ini belum menerapkan VAR tentu gol Lacazette tersebut bisa saja dianulir, dan Arsenal harus puas berbagi angka sekaligus membuat langkah mereka untuk merangkak tersendat lagi. Sedangkan bagi West Ham itu adalah hasil adil, karena mereka sudah mampu bertahan dengan baik dan tidak minim peluang di kotak penalti lawan.

Selain itu, tanpa adanya VAR juga akan membuat sang AW 2 mendapatkan sorotan dan tentunya kritikan, karena dianggap kurang cermat dalam mengambil keputusan. Namun, dengan kembali terlihatnya AW 2 perempuan di laga yang bisa dikatakan sengit---karena derbi---kita menjadi bangga untuk menunjukkan bahwa sepak bola memang sudah mengakui peran perempuan.

Mereka tak lagi "hanya" menjadi penonton, WAG's, reporter, dan pesepakbola, namun juga dapat menjadi asisten wasit hingga wasit utama. Salah satunya tentu Sian Massey yang dipercaya mendampingi salah seorang wasit senior di Premier League, Martin Atkinson.

Sian Louise Massey-Ellis semakin dipercaya menjadi official pertandingan di Premier League. | KOMPAS.com/AFP
Sian Louise Massey-Ellis semakin dipercaya menjadi official pertandingan di Premier League. | KOMPAS.com/AFP
Perempuan asal Coventry itu diketahui menjadi wasit di sepak bola perempuan dan menjadi asisten wasit atau hakim garis di sepak bola pria. Ini membuktikan bahwa jam terbangnya sudah tinggi dan sangat pantas tetap berada di sana.

Bahkan, dirinya sudah eksis di Premier League sejak 2017 ketika terdapat laga antara klub London lainnya, Chelsea vs Southampton. Eksistensinya di sepak bola Inggris semakin kuat ketika di gelaran Community Shield di awal musim 2019/20 juga terdapat dirinya yang kembali menjadi hakim garis.

Dia juga kemudian dipercaya menjadi hakim garis di pertandingan Liga Eropa (pria) antara PSV Eindhoven vs LASK Linz di musim yang sama. Artinya, kini nama Sian Massey-Ellis semakin familiar di penikmat sepak bola dan akan selalu dinantikan kiprahnya baik di Premier League maupun Eropa.

Soal apakah dirinya melakukan kesalahan atau tidak, semua figur pengadil di lapangan pasti pernah melakukan kesalahan termasuk si wasit senior Martin Atkinson. Bahkan, wasit-wasit yang memimpin pertandingan di level Liga Champions (pria) pun dapat membuat kesalahan.

Begitu pula untuk hakim garis. Tentu kita sudah tahu bahwa ada banyak hakim garis di dunia ini (termasuk Indonesia) yang sering salah mengambil keputusan, khususnya untuk kasus offside dan mereka adalah pria kecuali di sepak bola putri. Sehingga, sudah bukan waktunya kita mengkritisi kinerjanya karena faktor jenis kelamin, melainkan murni karena kinerjanya.

Sian Massey menjadi Hakim Garis di laga Arsenal vs West Ham United (7/3). Gettyimages.ru
Sian Massey menjadi Hakim Garis di laga Arsenal vs West Ham United (7/3). Gettyimages.ru
Tetap semangat Sean Massey dan semua official perempuan di lapangan! Selamat Hari Perempuan Internasional!

#IWD2020
Malang, 8 Maret 2020
Deddy Husein S.

Berita terkait:

Express.co.uk, Rte.ie, Kompas.com, Dailycannon.com.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun