Biasanya yang menyukai ikan adalah orang-orang yang membutuhkan teman bicara namun tidak perlu dekat secara personal. Perihal yang dibicarakan pun biasanya hanya yang "sambil lalu" ketika tidak bersama orang yang dekat dan dipercaya.
Namun jika kita yang suka ikan itu sudah mengetahui adanya orang yang dapat dipercaya, maka kita akan mulai membicarakan hal-hal yang penting bagi kita. Meski terkadang teman bicara kita tidak sepenuhnya mengerti tentang apa yang dibicarakan.Â
Setidaknya orang tersebut telah membantu si penyuka ikan untuk berbagi tentang apa yang selama ini hanya menjadi uneg-uneg.
Memang jika melihat hewan yang disukai saja sudah dapat menggambarkan hal tersebut. Namun, ada karakter-karakter dasar yang membuat penyuka hewan-hewan ini juga patut menjadi teman kita. Mengapa?
Pertama, karena orang yang menyukai hewan semacam itu adalah orang yang memiliki kepekaan tinggi. Bisa dikatakan lebih tinggi dibandingkan penyuka burung.
Hal ini didasari oleh keberanian mereka untuk mendekati apa yang tidak disukai orang lain. Tentu tidak sedikit kita menemukan orang-orang yang dianggap "berbeda" secara sosial, namun bagi penyuka reptil dan hewan melata, mereka juga sama saja dan patut diperlakukan "senormal" apa yang distandarkan oleh kacamata sosial.
Jadi jika Anda butuh guru BK atau pembimbing konseling, carilah orang-orang yang suka hewan-hewan liar ataupun hewan yang orang kebanyakan tidak suka. Merekalah pihak yang akan menemanimu dan memperlakukanmu seperti yang seharusnya.
Alasan kedua adalah perhatian. Sebenarnya ini menyambung faktor pertama, karena ini adalah perwujudan dari kepekaan. Orang yang menyukai hewan yang bagi kebanyakan orang adalah hewan berbahaya dan menyeramkan, justru merupakan orang yang perhatian dan bisa saja tergolong romantis. So sweet!
Alasan ketiga adalah kita pasti mandiri dan jujur, alias tidak lebay. Biasanya orang yang ingin dikenal orang lain cenderung mencari perhatian dan melebih-lebihkan banyak hal. Hal ini tidak berlaku bagi kita yang menyukai hewan seperti iguana, salamander, dan sejenisnya.
Kita yang menyukai hal-hal semacam itu cenderung apa-adanya. Jika memang buruk, tunjukkan saja. Jika ada baiknya juga tunjukkan saja sisi itu. Artinya, kita tidak perlu membuat orang lain berpikiran yang tidak semestinya ketika mereka tidak mengetahui yang sebenarnya. Wah, keren!