Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mengapa Barcelona Sulit Menang atas Napoli?

26 Februari 2020   13:37 Diperbarui: 26 Februari 2020   13:32 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses pemberian kartu merah kepada Vidal. | Reuters.com


Pertanyaan itu mengisi pikiran penulis, ketika awalnya (pasca pengundian babak 16 besar) menduga bahwa pergantian pelatih pada Napoli akan menguntungkan Barcelona. Karena secara jam terbang, Gennaro Gattuso jelas masih kalah jauh dengan Carlo Ancelotti. Namun, dalam beberapa laga terakhir, termasuk saat melawan Inter Milan, Napoli mulai terlihat unpredictable.

Sewaktu-waktu mereka terlihat dapat bermain dominan, sewaktu-waktu mereka juga terlihat seperti "enggan" menguasai bola dan fokus pada pertahanan serta mengincar counter-attack. Inilah yang membuat Inter Milan dapat mereka kalahkan.

Uniknya, Internazionale awalnya merupakan pesaing Barcelona di fase grup. Namun tim asuhan Antonio Conte gagal bersaing dengan klub asal Catalan itu dan Borussia Dortmund.

Bercermin pada apa yang terjadi di fase grup tersebut dan membangun optimisme sejak berhasil menggoyahkan optimisme Inter Milan di Coppa Italia, Napoli terasa semakin percaya diri untuk menghadapi Barcelona. Suatu hal menarik lagi ketika Barcelona tiba ke San Paolo dengan pelatih baru, bukan Ernesto Valverde yang sebelumnya berhasil mengantarkan Messi dkk. lolos sebagai juara grup.

Kini di tangan Quique Setien, Barcelona disebut-sebut akan lebih baik, khususnya dalam segi permainan. Namun, dalam segi hasil pertandingan, mereka sebenarnya masih bisa disebut biasa-biasa saja sebagai klub dengan nama besar seperti Barcelona.

Gattuso berikan arahan ke pemainnya. | Reuters.com
Gattuso berikan arahan ke pemainnya. | Reuters.com
Pada akhirnya hal itu perlu dibuktikan di lapangan, dan hasilnya Napoli ternyata menjawab kesulitan penulis dalam memprediksi hasil akhir laga ini. Meski secara "teoritis", apa yang dilakukan Napoli -unggul dahulu- maupun apa yang berhasil dilakukan Barcelona -mencetak gol penyama kedudukan- sebenarnya sudah tergambarkan jamak di kepala banyak penonton.

Tim yang tidak diunggulkan pasti akan berupaya mencari gol terlebih dahulu. Ditambah dengan status sebagai tuan rumah, maka mencetak gol adalah hal yang wajib bagi mereka agar pekerjaan di laga kedua tidaklah terlalu berat. Idealnya begitu.

Dries Mertens cetak gol ke gawang Ter Stegen. | Reuters.com
Dries Mertens cetak gol ke gawang Ter Stegen. | Reuters.com
Napoli memang berhasil mencetak gol terlebih dahulu, namun golnya ternyata hanya satu dan itu tidak dapat membuat Napoli menjamin kelolosan ke fase berikutnya. Selain karena second leg akan digelar di Spanyol, mereka di laga ini juga harus kebobolan di babak kedua.

Barcelona berhasil menjawab prediksi ideal untuk klub besar yang bertandang duluan dan harus mencari modal yang meringankan beban mereka saat menjamu Napoli di Camp Nou nanti. Satu gol dari Antoine Griezmann terasa cukup, karena Napoli gagal kembali unggul dan membuat kedudukan tetap 1-1 sampai peluit akhir pertandingan terdengar.

Namun, sebagai klub besar dan dijagokan untuk menang (sedikit mudah), seharusnya dapat mengalahkan Napoli. Suatu hal yang dapat mereka lakukan di fase grup ketika melawat ke markas Inter Milan.

Mereka yang turun tanpa Messi justru sanggup mengalahkan Il Biscionne dengan skor 1-2 (11/12). Melihat hal itu maka penulis berpikir bahwa, mengapa tidak untuk mengulanginya lagi? Apalagi dengan Messi di lapangan.

Perayaan gol Griezmann ke gawang Napoli. | Reuters.com
Perayaan gol Griezmann ke gawang Napoli. | Reuters.com
Bukan hanya karena kualitas dan nama besarnya, namun juga karena di laga terakhir sebelum berangkat ke Italia, Messi mencetak 4 gol dalam satu laga saat menjamu Eibar di La Liga. Itu artinya akan membuat ada kemungkinan bahwa Messi masih sedang dalam masa on fire untuk diperlihatkan ke publik Italia.

Napoli pun seperti mengakui itu dengan cara membentuk pola permainan di babak pertama yang berupaya mengisolir daerah permainan Messi. Dibandingkan dengan babak kedua, daya jelajah dan penguasaan bola sedikit membaik bagi Messi. Ditambah dengan keberhasilan mereka menekan garis pertahanan Lorenzo Insigne dkk. yang semakin mundur.

Di luar dari kejadian yang membuat Arturo Vidal dikartumerah wasit, Barcelona memiliki kelemahan besar di pertandingan tersebut, termasuk di babak kedua yang walaupun mereka mampu mencetak gol.

Messi mencoba mengganggu antisipasi bola yang dilakukan David Ospina. | Reuters.com
Messi mencoba mengganggu antisipasi bola yang dilakukan David Ospina. | Reuters.com
Pertama dan yang paling utama adalah mereka masih ragu untuk bermain lepas, alias "tidak melihat" Messi. Meski Lionel Messi adalah pemain paling berpengaruh di Barcelona, seharusnya secara permainan, khususnya dalam hal membuat keputusan akhir, para pemain Barcelona tidak berpatokan hanya pada Messi.

Ini terlihat di suatu momen yang tercipta dari serangan balik Barcelona pada sisi kanan pertahanan Napoli. Bola itu berhasil dibawa Ansu-Fati sampai kotak penalti dan sempat terlihat ada ruang tembak jika itu dieksekusi langsung dengan kaki kiri.

Walau itu akan menjadi sedikit spekulatif, namun itu berkaitan dengan momentum. Ada ruang tembak dan posisi David Ospina juga hanya berupaya menutupi sudut tiang dekat dari si pemain tersebut. Namun, si pemain itu justru terlihat ragu ketika dia mengetahui posisi Messi ada di dekatnya.

Sedetik kemudian gesturnya terlihat hendak mengoper bola ke Messi, namun hal itu sudah terbaca oleh pemain Napoli dan serangan balik nan langka itu gagal berbuah gol. Napoli pun selamat dan malah nyaris membuat serangan balik yang berbahaya.

Momen itu juga berkaitan dengan momen cederanya Gerard Pique, karena dirinya semakin harus rajin dan sigap dalam mengantisipasi umpan-umpan daerah dari belakang ke depan oleh para pemain Napoli. Suatu pemandangan yang sebenarnya sudah memberikan sinyal peringatan bahwa Napoli sudah semakin mementingkan lini pertahanan, jadi seharusnya Barcelona meresponnya dengan bermain lebih efektif dalam menciptakan peluang.

Bagi penulis, melihat adanya pemain yang berani mengeksekusi langsung peluangnya meski ada Messi di dekatnya dan memiliki ruang kosong itu lebih baik, daripada melihat si pemain tersebut kehilangan momentum karena melihat Messi dan membuat bola itu akhirnya dapat direbut atau diintersep oleh lawan.

Hal ini membuat Blaugrana mulai patut merindukan Ousmane Dembele. Pemain ini seringkali menjadi pemberani ketika berada di situasi serangan balik bagi Barcelona. Dia tidak jarang terlihat mengabaikan posisi Messi dan rekan lainnya, ketika dia juga memiliki ruang tembak ataupun tinggal berhadapan dengan kiper lawan.

Inilah yang sebenarnya harus dimiliki oleh Barcelona. Pemain-pemain yang terkadang tidak ragu untuk mengambil keputusan akhir, meski jika gagal akan menanggung kritikan.

Selain itu ada faktor kedua yang membuat Barcelona kesulitan menaklukkan Napoli di laga dini hari tadi (26/2), yaitu keberadaan pemain-pemain Napoli yang bertipikal petarung ternyata menyulitkan kreativitas lini tengah dan tentunya Messi. Keluarnya Vidal juga membuat mereka semakin kalah dalam beradu tenaga.

Proses pemberian kartu merah kepada Vidal. | Reuters.com
Proses pemberian kartu merah kepada Vidal. | Reuters.com
Padahal Barcelona butuh pemain seperti itu; mampu menyaingi permainan non-teknis dari lawan namun secara kualitas juga bagus. Bahkan, penulis sempat berpikir bahwa seandainya Martin Braithwaite dapat dimasukkan ke skuad Liga Champions, maka dia dapat ditempatkan sebagai perusak lini pertahanan Napoli dengan pertarungan fisiknya.

Hal ini yang kemudian membuat peran Luis Suarez ternyata sangat vital selain soal produktivitas. Barcelona butuh pemain-pemain yang tidak terlalu kalem, seperti Vidal dan Suarez. Kehadiran mereka akan membuat Messi, De Jong, Rakitic ataupun Arthur dapat fokus dalam hal kreativitas menyerang.

Dua hal ini menjadi alasan mendasar bagi Messi dkk. untuk bersabar dalam menatap laga kedua. Di atas kertas, mereka memang dijagokan untuk menang dan lolos ke fase 8 besar. Namun, jika Napoli menggunakan strategi ini kembali, tidak menutup kemungkinan jika mereka dapat merusak permainan Barcelona dan menggagalkan misi Barcelona untuk melaju jauh.

Hm.., kira-kira apakah Barcelona atau Napoli yang akan lolos ke babak perempat final?

Pertemuan Insigne dan Messi akan berlanjut ke Camp Nou. | Detik.com
Pertemuan Insigne dan Messi akan berlanjut ke Camp Nou. | Detik.com
Malang, 26 Februari 2020
Deddy Husein S.

Berita terkait:

Okezone.com 1, Okezone.com 2, Detik.com.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun