Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Heri Susanto Tunjukkan Kunci Penting bagi Penyerang Indonesia

24 Februari 2020   09:20 Diperbarui: 24 Februari 2020   09:21 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Osvaldo Haay menjadi pencetak gol pembuka laga persahabatan Persija vs Geylang International FC di GBK, Jakarta (23/2). | Sumber gambar: Detik.com


Minggu, 23 Februari 2020 terdapat lagi pertandingan persahabatan di pramusim kompetisi sepak bola Indonesia yang kali ini digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Laga itu mempertemukan Persija dengan klub asal Singapura, Geylang International FC.

Pertandingan itu diadakan untuk peluncuran skuad resmi Persija di musim kompetisi 2020. Selain itu ada simbol tersirat bahwa laga itu adalah untuk melupakan final Piala Gubernur Jatim 2020 kemarin yang gagal dituntaskan dengan gelar juara.

Ada keinginan Persija untuk memiliki modal penting dalam memulai pertarungan di musim kompetisi yang sebenarnya dengan mentalitas kemenangan. Suatu hal yang wajar dan memang hal itu biasanya dibutuhkan oleh klub-klub yang ingin segera panas di awal musim.

Launching tim Persija musim 2020. (Instagram/Persijajkt)
Launching tim Persija musim 2020. (Instagram/Persijajkt)

Friendly match itu pun berjalan sesuai harapan. Karena tim tamu rupanya tidak demam panggung dan bahkan mampu bermain terbuka di babak kedua pasca keberhasilan mereka membobol gawang Persija yang masih dikawal Andritany Ardhiyasa.

Skor 2-1 sempat terlihat mengkhawatirkan bagi kubu tuan rumah. Jangan sampai "pesta" yang ingin mereka rayakan justru sedikit ternodai dengan hasil imbang, apalagi kekalahan. Persija harus menang.

Misi itu ternyata dapat dituntaskan dengan baik oleh para pemain Persija yang baru diturunkan di babak kedua dan salah satunya adalah Heri Susanto. Mantan pemain Persiba itu ternyata sanggup menuntaskan sodoran bola akhir dari hasil skema serangan balik.

Boom! Tendangan kaki kiri Hersus -panggilannya- sukses membobol gawang Geylang dan membuat skor menjadi 3-1. Sebuah gol yang membuat pekerjaan skuad asuhan Mohd. Noor Ali untuk dapat menahan imbang tuan rumah semakin sulit.

Hingga akhir pertandingan, skor itu tak berubah dan membuat laga itu berakhir sesuai keinginan tuan rumah. Persija berpesta di GBK bersama The Jakmania dengan kemenangan.

Namun, jika ditelisik sedikit tentang kemenangan itu, ternyata dua dari tiga gol yang dilesakkan skuad asuhan Sergio Farias berasal dari dua pemain Indonesia, Osvaldo Haay dan Hersus. Jika Osvaldo mampu membawa Persija unggul terlebih dahulu, Hersus menjadi pencetak gol penutup.

Suatu pertunjukan yang menarik, karena akhirnya Persija mampu mencetak gol tanpa harus didominasi dengan torehan gol dari Marko Simic. Memang, si bomber asal Kroasia itu kembali membobol gawang lawan di laga tersebut, namun dengan melihat adanya gol lain yang diciptakan oleh penyerang lain Persija di saat Simic juga masih ada di lapangan, itu adalah suatu hal yang langka dan menarik.

Meskipun ada nama Osvaldo, namun nama Hersus terlihat lebih pantas diangkat di tulisan ini karena melalui golnya, kita dapat melihat bahwa ada satu kunci yang dibutuhkan para penyerang Indonesia agar menjadi perhitungan di lini depan klubnya, yaitu percaya diri dalam mengambil peluang.

Jika merujuk pada skuad Persija saat ini, salah satu pemain yang sangat menderita adalah Heri Susanto. Karena, di posisi bermainnya cukup banyak pemain bagus Persija yang mengisi, salah satunya tentu Osvaldo Haay.

Bahkan, di musim sebelumnya Hersus harus bersaing dengan Riko Simanjuntak dan Novri Setiawan, dan kini dia harus bersaing dengan eks penyerang Persebaya yang menjadi top skor di Sea Games 2019 lalu. Hersus jelas butuh pembuktian agar dirinya dapat bertahan di Persija dan tetap memperoleh menit bermain.

Dalam setiap kesempatan Hersus sebenarnya sudah terlihat memiliki keinginan untuk memberikan kontribusi yang terbaik. Namun terkadang menit bermainnya terlalu sedikit ataupun gaya mainnya terkadang juga tidak efektif.

Dia bukanlah Riko Simanjuntak yang lebih lincah dan memang si pemain asal Medan itu sudah dipercaya sebagai si pembawa bola di Persija. Bahkan, dalam skema menyusun serangan, Riko selalu dilibatkan dan si pemain juga memiliki prosentase penguasaan bola yang banyak.

Namun, bedanya ketika bola dikuasai terlalu lama oleh Riko, tidak ada yang dapat mengkritiknya termasuk Marko Simic. Karena, Simic sadar bahwa dirinya banyak menerima suplai bola dari Riko, sehingga Simic sudah percaya dengan kapasitas Riko dan keinginan Riko ketika menguasai bola.

Hal ini tak berlaku bagi Hersus. Si pemain justru terlihat selalu mendapatkan tekanan dan kritik di beberapa pertandingannya, khususnya ketika si pemakai nomor 94 itu gagal memberikan operan kepada rekannya termasuk saat dirinya gagal mencetak gol.

Sebagai pemain yang tentunya manusia biasa, tentu tak mengherankan jika dirinya sering terlihat berekspresi dan bergestur kurang puas terhadap penampilannya, juga terhadap keputusan pelatih yang menggantinya ataupun saat sering dibangkucadangkan.

Uniknya ekspresi si pemain ketika belum dimainkan di laga persahabatan terakhir pramusim itu juga terlihat di layar tv. Dia menopang dagu dan mengamati permainan rekan-rekannya yang masih merepotkan pertahanan Geylang.

Beruntung, Hersus akhirnya masuk ke lapangan. Bermainnya Hersus juga membuat lini serang Persija kembali hidup. Macan Kemayoran pun mulai tak mengandalkan Riko Simanjuntak, apalagi si pemain bernomor 25 itu akhirnya ditarik keluar.

Tidak adanya Riko ternyata tidak membuat Persija tak mampu mengkreasikan peluang. Gol Hersus adalah pembuktian bahwa Persija mampu menyusun serangan balik tanpa bola harus selalu dibawa Riko. Begitu pula dalam hal eksekusi akhir, tidak harus Marko Simic yang menjalankannya, Hersus pun dapat melakukannya.

Tanpa kepercayaan diri, tentu apa yang dilakukan Hersus bisa saja tak terjadi. Ditambah dengan fakta di lapangan bahwa di sisi kanan pertahanan Geylang terdapat Simic yang cukup bebas, karena hanya tinggal satu pemain lawan yang ragu apakah dia harus menutup ruang pergerakan Simic atau ruang tembak Hersus.

Para pemain Persija merayakan gol Heri Susanto. (Indosport.com)
Para pemain Persija merayakan gol Heri Susanto. (Indosport.com)
Ternyata keputusan Hersus tepat, karena dia melihat ruang tembak yang cukup terbuka lebar akibat kegalauan pemain bertahan Geylang untuk menentukan siapa yang harus diantisipasi. Dari sini kita dapat melihat bahwa Hersus juga merupakan pemain yang paham tentang cara mencetak gol.

Dia tak hanya memiliki kepercayaan diri untuk terus bersaing dengan rekan-rekannya. Dia juga percaya diri saat dipercaya membawa bola, begitu pula ketika dirinya memiliki peluang untuk mencetak gol.

Satu poin itulah yang terkadang sulit dilihat dari permainan penyerang Indonesia ketika mereka cenderung melihat penyerang lain, khususnya pemain asing, lebih efektif dan produktif. Apalagi jika harus berada di lini yang sama dengan penyerang haus gol seperti Marko Simic.

Melalui catatannya di Piala Gubernur Jatim 2020 dan di awal babak kedua laga persahabatan itu, jelas dapat dimaklumi jika setiap peluang diharapkan Simic yang mengeksekusinya menjadi gol. Hal ini juga terlihat dari peluang yang dimiliki Osvaldo yang akhirnya disodorkan ke Simic dan Simic sukses menceploskan bola ke gawang lawan untuk menjadi gol kedua Persija.

Uniknya situasi peluang yang dimiliki Hersus juga nyaris seperti itu. Namun, kali ini Hersus mengurungkan opsi untuk membagi bola dan mencoba mengambil peluangnya. Dia berhasil.

Memang, situasi semacam ini sebenarnya sering terlihat 50-50. Bahkan, seorang Marko Simic juga belum tentu mampu mengeksekusi semua peluangnya menjadi gol. Namun, apa yang dilakukan Hersus adalah keharusan.

Itulah yang juga sering dilakukan oleh para penyerang asing di Indonesia. Mereka juga perlu banyak menerima peluang, membuat peluang, dan mencoba mengeksekusinya dengan berbagai cara hingga menjadi gol. Tanpa itu, bahkan penyerang asing yang berlabel apapun juga tak akan pernah mencetak gol, apalagi penyerang Indonesia yang seringkali menurunkan egonya.

Jika peluang itu tak menjadi gol bisa saja Hersus akan dikritik atau juga akan membuat Geylang masih percaya diri untuk meneror pertahanan Persija. Namun, jikalau peluang itu gagal, keputusan Hersus seharusnya tetap patut diapresiasi.

Karena itulah yang sebenarnya dibutuhkan penyerang Indonesia. Berani mengambil risiko, berani disalahkan, berani pula bermimpi buruk karena bisa saja pemain yang gagal mencetak gol akan dibayangi kegagalan itu sampai saat tidur.

Sepak bola memang penuh cerita, terkadang gagal, kalah, dan kecewa. Terkadang juga berhasil, menang, dan gembira. Karena, sepak bola juga berbicara soal keberuntungan ketika rasa percaya diri sudah dimiliki seorang (dan para) pemain, dan kali ini Hersus memilikinya.

Siapa tahu keburuntungan-keberuntungan di balik rasa percaya diri itu selalu menghinggapi Heri Susanto dan para penyerang Indonesia lainnya, termasuk Osvaldo Haay. Jadi, tetaplah menendang bola ke arah gawang lawan, ya!

Malang, 24 Februari 2020
Deddy Husein S.

Berita terkait:

Kompas.com, Bola.com, Indosport.com.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun