Meskipun ada nama Osvaldo, namun nama Hersus terlihat lebih pantas diangkat di tulisan ini karena melalui golnya, kita dapat melihat bahwa ada satu kunci yang dibutuhkan para penyerang Indonesia agar menjadi perhitungan di lini depan klubnya, yaitu percaya diri dalam mengambil peluang.
Jika merujuk pada skuad Persija saat ini, salah satu pemain yang sangat menderita adalah Heri Susanto. Karena, di posisi bermainnya cukup banyak pemain bagus Persija yang mengisi, salah satunya tentu Osvaldo Haay.
Bahkan, di musim sebelumnya Hersus harus bersaing dengan Riko Simanjuntak dan Novri Setiawan, dan kini dia harus bersaing dengan eks penyerang Persebaya yang menjadi top skor di Sea Games 2019 lalu. Hersus jelas butuh pembuktian agar dirinya dapat bertahan di Persija dan tetap memperoleh menit bermain.
Dalam setiap kesempatan Hersus sebenarnya sudah terlihat memiliki keinginan untuk memberikan kontribusi yang terbaik. Namun terkadang menit bermainnya terlalu sedikit ataupun gaya mainnya terkadang juga tidak efektif.
Dia bukanlah Riko Simanjuntak yang lebih lincah dan memang si pemain asal Medan itu sudah dipercaya sebagai si pembawa bola di Persija. Bahkan, dalam skema menyusun serangan, Riko selalu dilibatkan dan si pemain juga memiliki prosentase penguasaan bola yang banyak.
Namun, bedanya ketika bola dikuasai terlalu lama oleh Riko, tidak ada yang dapat mengkritiknya termasuk Marko Simic. Karena, Simic sadar bahwa dirinya banyak menerima suplai bola dari Riko, sehingga Simic sudah percaya dengan kapasitas Riko dan keinginan Riko ketika menguasai bola.
Hal ini tak berlaku bagi Hersus. Si pemain justru terlihat selalu mendapatkan tekanan dan kritik di beberapa pertandingannya, khususnya ketika si pemakai nomor 94 itu gagal memberikan operan kepada rekannya termasuk saat dirinya gagal mencetak gol.
Sebagai pemain yang tentunya manusia biasa, tentu tak mengherankan jika dirinya sering terlihat berekspresi dan bergestur kurang puas terhadap penampilannya, juga terhadap keputusan pelatih yang menggantinya ataupun saat sering dibangkucadangkan.
Uniknya ekspresi si pemain ketika belum dimainkan di laga persahabatan terakhir pramusim itu juga terlihat di layar tv. Dia menopang dagu dan mengamati permainan rekan-rekannya yang masih merepotkan pertahanan Geylang.
Beruntung, Hersus akhirnya masuk ke lapangan. Bermainnya Hersus juga membuat lini serang Persija kembali hidup. Macan Kemayoran pun mulai tak mengandalkan Riko Simanjuntak, apalagi si pemain bernomor 25 itu akhirnya ditarik keluar.
Tidak adanya Riko ternyata tidak membuat Persija tak mampu mengkreasikan peluang. Gol Hersus adalah pembuktian bahwa Persija mampu menyusun serangan balik tanpa bola harus selalu dibawa Riko. Begitu pula dalam hal eksekusi akhir, tidak harus Marko Simic yang menjalankannya, Hersus pun dapat melakukannya.