Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Persebaya Pantas Juara, namun Piala Gubernur Jatim 2020 Perlu Dikritik

20 Februari 2020   22:17 Diperbarui: 21 Februari 2020   08:00 2419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selebrasi Marko Simic yang memang masih tajam di pentas sepak bola Indonesia. Sumber gambar: Okezone.com

Pertama, final tetap harus menghadirkan suporter dari kedua belah pihak; Persebaya dan Persija. Jika panpel dan federasi ingin meminimalisir adanya kerusuhan, maka tiket dapat dibatasi. Misalnya, tiket yang disediakan untuk Bonekmania adalah 5000 penonton, sedangkan untuk The Jakmania 2000-3000 penonton.

Sekilas terlihat tidak adil, namun dengan jumlah itu sudah dapat menggambarkan bagaimana final itu dapat berjalan sesuai dua sisi, final dan tajuk turnamen. Karena final, dua kelompok suporter berhak merayakannya. Karena turnamen ini dituanrumahi oleh Jawa Timur, maka masyarakat Jatim memiliki hak untuk merayakannya lebih besar dibandingkan tim tamu -terlepas dari siapa yang akan menang.

Penjualan tiket ini juga harus dibarengi dengan tidak adanya kebijakan penyediaan layar besar di luar stadion, baik untuk suporter tuan rumah dan tim tamu yang notabene adalah undangan. Dari sini, kita (mendadak) mulai sedikit mengingat tentang makna dari tamu dan undangan. Artinya kita perlu menjadi tuan rumah yang baik, bukan?

Di sinilah kita mulai sadar untuk bersikap sebagai manusia yang bernorma, bukan hanya menjadi suporter bola. Kita harus tetap mengingat bahwa kita adalah manusia dan orang Indonesia. Ini yang perlu ditekankan dengan cara yang sedemikian rupa, walau terlihat sangat berisiko.

Jika federasi dan panpel sangat tidak ingin berisiko, maka upayakan untuk tetap membuat nama final itu masih terbentang besar di turnamen tersebut. Caranya adalah dengan mengambil opsi kedua, menyediakan tiket terbatas untuk suporter tim tuan rumah -mis. tetap hanya 5000 suporter atau lebih sedikit- dan tidak mengijinkan suporter tim tamu untuk datang.

Hal ini juga tetap dibarengi dengan tidak adanya layar besar di luar stadion. Untuk apa? Karena, dengan cara itu, kita bisa mengajak suporter mulai benar-benar memahami bahwa sepak bola adalah milik semua orang Indonesia. Jika The Jakmania tak dapat merayakan final itu, Bonekmania juga tidak boleh leluasa merayakannya. Mengapa?

Karena kita harus berpikir sangat logis sebagai manusia, walau itu sangat menyedihkan untuk dipahami, yaitu kita adalah manusia yang identik dengan persaingan dan keinginan untuk membalas dendam. Ketika apa yang dirasakan Persija dan The Jakmania terjadi di PGJ 2020, ada kemungkinan Persebaya dan Bonekmania akan merasakan hal serupa di kemudian hari.

Pada akhirnya, kita akan selalu melihat masyarakat penggila bola saling memblokir hak untuk menikmati sepak bola karena sikap kedaerahan kita terlampau tinggi. Jika nanti ada turnamen Piala Gubernur Jateng, Jabar, DKI Jakarta, atau provinsi-provinsi lainnya yang ingin menjadi tuan rumah turnamen pramusim, maka apa yang sekarang terjadi di Sidoarjo diprediksi akan kembali terjadi di tempat lain.

Itu artinya, kita tidak akan menghentikan riak-riak kerusuhan, karena kita justru "mengalah" dengan cara seperti yang terlihat di final PGJ 2020. Ini adalah murni karena ketidakcakapan panpel dan federasi untuk menjamin kemampuan mereka untuk mengatasi dan mendidik suporter sepak bola.

Baca juga: Menelusuri Penyebab Kerusuhan Suporter Sepak bola

Mereka minim cara dan eksperimen, karena takut adanya risiko. Artinya lagi, mereka juga tidak sepenuhnya percaya dengan kemampuan koordinator suporter untuk dapat mengakomodir anggotanya untuk kondusif, sportif, dan tentunya dewasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun