Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Liga 1 Beri Sinyal Perbaikan

12 Februari 2020   20:25 Diperbarui: 13 Februari 2020   22:30 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Suporter Persija Jakarta memberikan dukungan pada laga pekan kedelapan Liga 1 2019 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (10/7/2019). (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Namun, perubahan pola transfer yang dilakukan oleh klub-klub di Liga 1 masih tidak sepenuhnya seperti apa yang dilakukan Persija dan PSM. Mereka masih dapat menggunakan cara lama ketika mereka tidak ingin mengeluarkan banyak uang, khususnya untuk pemain domestik.

Berbeda ceritanya jika mereka ingin merekrut pemain asing yang belum pernah bermain di Liga 1, maka mereka harus melalui tiga cara; menebus harga pemain dari klub lamanya, melakukan peminjaman pemain, hingga mencari pemain yang sudah free agent. Biasanya cara ketigalah yang dilakukan oleh klub-klub Indonesia.

Kurs uang dollar AS ke rupiah. Sumber gambar: Google.com/Kurs Dollar-Rupiah
Kurs uang dollar AS ke rupiah. Sumber gambar: Google.com/Kurs Dollar-Rupiah
Bukan suatu hal negatif jika itu dilakukan. Karena, memang biasanya harga pemain yang masih terikat kontrak di klub-klub mancanegara, misalnya Eropa masih berada di kisaran minimal 1-5 juta USD. Jika dirupiahkan, minimal harga pemain asing yang harus ditebus dari klubnya sekitar 13-68 milyar rupiah.

Harga ini jelas sangat mahal, mengingat dana operasional sebuah klub untuk mengarungi satu musim kompetisi tidak lebih dari 50 milyar rupiah (sekitar Rp 40 M) jika berpatokan pada apa yang disampaikan Yeyen Tumena pada 2019 lalu. (Bola.com) Artinya, sebuah klub di sini tidak mungkin menghabiskan dana operasionalnya hanya untuk seorang pemain.

Data Market Value pemain di Liga 1 2020 yang didominasi pemain asing. Sumber gambar: Transfermarkt.com
Data Market Value pemain di Liga 1 2020 yang didominasi pemain asing. Sumber gambar: Transfermarkt.com
Itulah yang membuat para pemain asing yang didatangkan adalah pemain yang free agent, yang artinya tidak masalah mereka harus membayar gaji si pemain sampai 1 juta USD semusim jika itu hanya untuk satu pemain saja. Selain itu, klub-klub Indonesia juga lebih sering mencari pemain yang sudah berlaga di daratan Asia.

Hal ini sangat mempengaruhi nilai kontrak si pemain yang pastinya tidak semahal pemain-pemain yang masih di Eropa. Itulah mengapa pemain yang didatangkan adalah pemain yang sudah berada di Asia ataupun masih di benua asalnya, Amerika Selatan atau Afrika.

Indonesia sangat gemar mendatangkan pemain asal dua benua tersebut. Hal ini dikarenakan nilai pasarnya tidak terlalu tinggi. Namun, jika si pemain mampu menunjukkan kualitas terbaiknya dan cepat padu dengan permainan tim, maka harga yang lebih mahal dari pemain domestik dapat ditebus secara sukarela.

Data Market Value pemain di Liga 1 2020. Sumber gambar: Transfermarkt.com
Data Market Value pemain di Liga 1 2020. Sumber gambar: Transfermarkt.com
Jika dikutip dari data Transfermarkt.com, pemain domestik termahal adalah Stefano Lilipaly yang digaji sekitar 6 milyar rupiah per tahun (1 euro adalah 14.908,66 rupiah/12 Februari 2020). Nilai ini akan meningkat jika Marc Klok resmi menjadi WNI, meski "hanya" berbeda 25.000.

Dari fakta bursa transfer di musim ini, dan eksplorasi data harga yang semakin transparan di situs seperti Transfermarkt, masyarakat Indonesia mulai tahu bahwa Liga 1 mulai berjalan ke arah yang seharusnya. Ini hanya faktor pertama dari tanda-tanda perbaikan kompetisi kebanggaan masyarakat penikmat bola nasional.

Selanjutnya kita melihat segi persiapan tim di pramusim. Kita tentu sudah tahu bahwa turnamen pramusim Piala Presiden absen di tahun ini. Namun, absennya turnamen yang biasanya diikuti sekitar 20 klub itu justru memberikan keuntungan bagi klub di Indonesia. Mengapa?

Baca juga: Tidak Ada Piala Presiden, Piala Gubernur Jatim Pun Jadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun