Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kampanye "No Hijab Day", antara Simbol Kebebasan dan Kelemahan Perempuan?

2 Februari 2020   15:13 Diperbarui: 2 Februari 2020   15:23 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hari tanpa bra sedunia juga diperingati sebagai aksi peduli kanker payudara. Sumber gambar: Suara.com

Perbedaan yang dapat kita ketahui dengan mudah adalah berhijab itu dapat dilihat dengan mudah oleh mata siapapun. Sedangkan menggunakan bra ataupun tidak, tidak selamanya mudah dilihat. Apalagi, jika perempuan-perempuan yang melakukannya mampu menutupi dengan baik.

Dari perbedaan tersebut, muncul pertanyaan sederhana ketika ada perempuan yang tidak menggunakan bra dan itu tidak terdeteksi oleh mata siapapun, yaitu "siapa yang peduli?"

Tidak ada yang peduli. Karena, selama mata manusia tidak menemukan apa yang tidak biasa terjadi, mereka tidak akan punya kesempatan untuk menilai. Karena, sebagian besar hasil penilaian dimulai dari penglihatan.

Padahal penggunaan bra dalam aktivitas keseharian sangat dibutuhkan dan memberikan dampak keamanan. Keamanan ini dapat dirasakan oleh kaum perempuan ketika tanpa prediksi mereka, kejadian yang tidak disengaja bisa terjadi.

Seperti tersenggol saat melakukan wefie bareng teman-temannya apalagi lawan jenis. Begitu pula saat dirinya harus melakukan aktivitas yang mengerahkan tenaga dari bagian tubuh atas, maka sangat dianjurkan untuk menggunakan bra agar aman.

Namun terlepas dari itu, ketika aktivitasnya tidak ekstrim, tidak akan berinteraksi dengan banyak orang, dan memastikan jarak aman dari orang lain yang beda jenis, maka tidak menggunakan bra adalah BEBAS. Karena orang lain tidak akan terlalu peduli, selama mereka tidak mengetahuinya.

Lalu, untuk apa ada #NoBraDay?

Baik #NoBraDay maupun #NoHijabDay, kampanye tersebut justru tidak menggambarkan aksi kebebasan (sepenuhnya) maupun kepedulian terhadap kebutuhan dan kesehatan. Kedua aksi itu justru mengeksploitasi kenyataan bahwa kaum perempuan selama ini tidak bebas menentukan pilihannya dalam menggunakan bra maupun hijab.

Artinya, mereka selama ini juga hanya memahami bahwa menggunakan dua hal itu dikarenakan harus terlihat sama dengan perempuan-perempuan lain tanpa dapat mengetahui apa esensi dari penggunaan dua hal tersebut. Tentu, hal ini sangat ironis.

Padahal dengan kemajuan zaman dan mudahnya akses informasi penting tentang perempuan. Mereka seharusnya dapat mengetahui dan memahami apa esensi dari penggunaan keduanya. Begitu pula dengan kepentingan kampanye seperti pada aksi #NoBraDay yang sangat perlu diketahui secara gamblang.

Jika memang #NoBraDay ditujukan untuk aksi peduli kanker payudara, seharusnya dapat dilakukan dengan cara lain. Alias tidak harus dengan kampanye yang menunjukkan sehari tanpa bra. Terlalu konyol jika hal itu dilakukan, apalagi di negara Asia seperti Indonesia yang tidak semua orangnya (maaf) cerdas dalam mencerna segala fenomena yang terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun