Itulah yang juga dilakukan oleh Christian Eriksen. Pemain timnas Denmark itu akhirnya hengkang dari Tottenham Hotspur setelah mengisi banyak headline di bursa transfer musim dingin ini. Namun, keputusan hengkangnya ternyata tidak ke Real Madrid, melainkan ke Inter Milan. Mengapa?
Namun, disisi lain, Eriksen terlihat membuang peluangnya untuk sukses secara kolektif bersama Real Madrid. Tanpa mengecilkan La Beneamata, jika dirunut secara sejarah beberapa musim terakhir, El Real adalah klub tersukses di Eropa dan dunia.
Gelar Liga Champions beruntun pernah ditorehkan dan itu selaras dengan gelar Piala Dunia Antarklub-nya. Sehingga, peluangnya untuk merasakan gelar-gelar yang sulit diraih bersama Spurs dapat terbuka lebar jika bergabung dengan Sergio Ramos dkk.
Situasi ini juga diperuncing dengan rekam jejak Antonio Conte yang masih kesulitan meraih trofi Liga Champions bersama Juventus -ataupun Chelsea- meski berhasil mengantarkan La Vecchia Signora mendominasi Serie A. Itu artinya, pengalaman Conte untuk memenangkan persaingan juara dengan klub terbaik Eropa masih belum maksimal.
Inilah yang kemudian menjadi pertanyaan bagi keputusan Eriksen, apakah benar jika dirinya akan sukses bersama Inter karena Conte?
Atau, keputusan ini adalah simbol penurunan daya saing Eriksen dengan pemain-pemain top assist di Premier League seperti Kevin De Bruyne (Manchester City), Adama Traore dan Raul Jimenez (Wolverhampton), juga Maddison yang disebut-sebut sebagai pemain tengah yang patut diperebutkan banyak klub besar.
Pertanyaan dan anggapan tersebut tidak lepas dari stereotip tentang Serie A yang dianggap tidak seketat Liga Inggris. Bahkan, para pemain yang dianggap terbuang dari Premier League justru menjadi diperhitungkan kembali saat bermain di Serie A.
Buktinya ada pada Mohamed Salah yang berhasil come back ke Premier League dengan modal tampil hebat bersama AS Roma setelah terbuang dari Chelsea. Lalu, ada Wojciech Szczesny yang dipinggirkan oleh Arsenal karena dianggap tidak mampu menjadi kiper tangguh dan harus rela digeser oleh kiper veteran Petr Cech.