Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Cobalah Cara Ini untuk Menghindari Virus Corona

28 Januari 2020   07:45 Diperbarui: 28 Januari 2020   11:10 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi virus lainnya. | Sumber gambar: Nationalgeographic.org

Tindakan ini jelas sangat positif dan patut diapresiasi. Karena tidak semua orang berani "mengaku" sakit di depan umum. Bahkan, tidak jarang, kita justru berpura-pura sehat agar tidak dijauhi oleh teman maupun orang lain di tempat yang sama.

Namun, dengan kita menggunakan masker itu, setidaknya mereka yang awalnya kawatir tertular menjadi lebih maklum dan bahkan menyukai tindakan kita tersebut. Karena, tentu mereka merasa berterimakasih atas kepedulian kita terhadap sesama.

Ilustrasi komunikasi antara dokter dan pasiennya. | Sumber gambar: Erabaru.net
Ilustrasi komunikasi antara dokter dan pasiennya. | Sumber gambar: Erabaru.net
Tindakan kedua adalah berani bertanya tentang kesehatan orang lain. Tindakan ini memang tidak begitu mudah untuk dilakukan kecuali jika kita adalah dokter. Ketika ada pasien datang, pasti kita yang menjadi dokter wajib menanyai perihal sakitnya dan riwayat penyakitnya.

Dua hal yang terlihat mirip, namun sebenarnya berbeda. Sakit yang dikeluhkan saat berkunjung ke dokter bisa saja tidak terkait maupun terkait dengan riwayat penyakitnya. Untuk itulah, para dokter biasanya tidak puas jika hanya mengetahui sakitnya pasien yang sedang dikeluhkan, melainkan juga riwayat penyakit si pasien.

Jika hal ini dilakukan dengan cermat dan segera ditangani, maka sang dokter sudah mampu menjalankan SOP-nya dengan benar. Lalu, bagaimana dengan kita yang bukan dokter?

Ada dua situasi yang tepat untuk melakukannya. Pertama, adalah ketika kita menemukan teman kita terlihat tidak sesehat biasanya. Sebagai teman, sikap ini wajar untuk ditunjukkan, sekaligus sebagai langkah untuk mencegah si teman mengalami sakit yang kian parah.

Situasi yang kedua adalah ketika kita sama-sama menjadi pasien. Saling menanyakan penyakit dan riwayat penyakit seharusnya bukan lagi hal tabu jika sudah berada di tempat yang sama; RUMAH SAKIT.

Itulah mengapa, jika Anda sedang ditanyai oleh sesama pasien, jangan malu. Karena, mereka juga sedang mengalami situasi yang sama, meski bisa saja jenis penyakitnya berbeda.

Ilustrasi potensi terjadi interaksi antar pasien di rumah sakit. | Sumber gambar: RSUDArifinAchmad.riau.go.id
Ilustrasi potensi terjadi interaksi antar pasien di rumah sakit. | Sumber gambar: RSUDArifinAchmad.riau.go.id
Ketika kita saling bertanya dan menceritakan penyakit kita kepada sesama pasien, disanalah ada sikap yang menunjukkan rasa kepedulian kita kepada orang lain. Meskipun, sama-sama sedang sakit, biasanya support untuk sembuh tidak hanya didapat dari orang lain yang sedang sehat, tetapi juga dari orang-orang yang sedang berjuang bersama di rumah sakit tersebut.

Jadi, kita tidak perlu gengsi jika ditanya orang yang sedang menebus obat maupun yang sedang dirawat di tempat yang sama dengan kita. Karena, mereka juga ingin peduli dengan kita, begitu pula kita yang seharusnya peduli dengan orang lain.

Ilustrasi pasien yang berani berkomunikasi terbuka dengan dokternya. | Sumber gambar: Liputan6.com
Ilustrasi pasien yang berani berkomunikasi terbuka dengan dokternya. | Sumber gambar: Liputan6.com
Tindakan ketiga adalah berani memberitahukan sakitnya ataupun riwayat sakitnya kepada dokter -baik saat kita ditanya maupun saat kita tidak ditanya. Hal ini sangat penting, karena akan berpengaruh terhadap bentuk penanganan dokter maupun pihak rumah sakit terhadap kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun