Dua gol Sergio Aguero ke gawang Guaita nyaris membuat Manchester City membuka asa dapat mengejar perolehan poin Liverpool di tabel klasemen Liga Inggris. Apalagi Liverpool harus menjamu Manchester United (19/1) yang dapat berpotensi merepotkan Jordan Henderson dkk untuk melenggang jauh di puncak.
Namun, akselerasi Wilfried Zaha sukses membuat Fernandinho gagal mengantisipasi datangnya bola sepakan winger Crystal Palace tersebut. Hasilnya gol kedua Palace tercipta dengan Fernandinho sebagai pencetak gol bunuh diri.
Hasil ini membuat Man. City dipastikan kian sulit mengejar Liverpool. Karena, dengan gap 13 poin yang mana Liverpool masih menyimpan dua laga yang belum dimainkan, membuat Pep Guardiola diprediksi akan melepas Liga Inggris.
Pertama, Crystal Palace pernah menyulitkan Liverpool (23/11) meski gagal menang. Kedua, karena Crystal Palace memiliki pelatih berpengalaman pada diri Roy Hodgson. Pelatih itu juga pernah berada di Anfield sebagai manajer Steven Gerrard dkk.
Namun, yang menjadi poin penting adalah dia sebagai mantan pelatih timnas Inggris tentu tahu bagaimana cara untuk dapat bersaing dengan pelatih-pelatih besar lainnya. Itulah yang membuat dirinya juga memiliki kemampuan untuk membuat anak asuhnya dapat tampil dengan keyakinan tinggi meski harus berhadapan dengan tim besar.
Bahkan, ada satu hal lagi yang menjadi poin ketiga yang dapat melandasi kegagalan Manchester City dalam meraup tiga poin di Etihad Stadium, yaitu gaya main simpel ala Inggris diperagakan dengan cukup baik oleh Crystal Palace. Mereka tidak banyak menguasai bola dan cukup efektif dalam menyerang, karena selalu mampu merepotkan pertahanan, khususnya untuk si penjaga gawang Ederson Moraes.
Seandainya, aksi solo run Cenk Tosun tanpa dibarengi upaya untuk mendorong Fernandinho, bisa saja Crystal Palace unggul 2-0 di babak pertama. Cenk Tosun pula yang membuat Crystal Palace dapat unggul 1-0 atas tuan rumah. Ini juga membuat Manchester City berada dibawah tekanan. Mereka harus menang.
Hasrat itu nyaris membuahkan hasil, namun kemenangan di sepakbola tidak bisa dirayakan tanpa menunggu 90 menit dan tambahan waktu tuntas. Dua gol yang dicetak hanya dalam 5 menit itu juga disusul oleh gol kedua Palace yang tepat di penghujung laga.
Saat laga belum dimulai Roy Hodgson sempat menyatakan bahwa dirinya menginginkan satu poin di Etihad Stadium. Kepercayaan diri itu tentu bukan tanpa sebab. Selain karena mereka mampu menghadirkan trio cepat di depan seperti Cenk Tosun, Wilfried Zaha, dan Jordan Ayew, mereka juga sudah memiliki game plan.
Menariknya, game plan itu terjaga sejak babak pertama hingga babak kedua. Hanya, mereka sedikit lengah menjelang akhir pertandingan, dan itu membuat Manchester City kian menemukan celah. Namun, pada akhirnya kita menemukan satu hal penting di laga ini.
Yaitu, mentalitas dapat dibangun secara menyeluruh dari lini belakang hingga lini depan. Ketika salah satu lini itu kesulitan, maka lini yang lain perlu mendukung dan memperbaiki. Itulah yang dilakukan para pemain Crystal Palace.
Mereka tentu sadar bahwa secara kualitas tim, Manchester City unggul. Namun, selama pertandingan itu masih dimainkan oleh 22 pemain atau 11 vs 11, maka hasil akhir dapat diperjuangkan oleh 11 pemain juga.
Itulah yang terjadi di laga tadi malam yang kemudian membuat Pep Guardiola menambah rentetan hasil kurang baik bagi pelatih-pelatih Manchester City yang merayakan ulangtahunnya dengan sebuah pertandingan yang dihelat di waktu yang sama.
Jadi akankah di sisa musim ini pertarungan yang tersaji adalah perebutan runner-up dan zona Eropa saja? Hm.., patut dinantikan.
Malang, 19 Januari 2020
Deddy Husein S.
Berita terkait:
Kompas.com, Fajar.co.id, Borneonews.co.id.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H