Saat laga belum dimulai Roy Hodgson sempat menyatakan bahwa dirinya menginginkan satu poin di Etihad Stadium. Kepercayaan diri itu tentu bukan tanpa sebab. Selain karena mereka mampu menghadirkan trio cepat di depan seperti Cenk Tosun, Wilfried Zaha, dan Jordan Ayew, mereka juga sudah memiliki game plan.
Menariknya, game plan itu terjaga sejak babak pertama hingga babak kedua. Hanya, mereka sedikit lengah menjelang akhir pertandingan, dan itu membuat Manchester City kian menemukan celah. Namun, pada akhirnya kita menemukan satu hal penting di laga ini.
Yaitu, mentalitas dapat dibangun secara menyeluruh dari lini belakang hingga lini depan. Ketika salah satu lini itu kesulitan, maka lini yang lain perlu mendukung dan memperbaiki. Itulah yang dilakukan para pemain Crystal Palace.
Mereka tentu sadar bahwa secara kualitas tim, Manchester City unggul. Namun, selama pertandingan itu masih dimainkan oleh 22 pemain atau 11 vs 11, maka hasil akhir dapat diperjuangkan oleh 11 pemain juga.
Itulah yang terjadi di laga tadi malam yang kemudian membuat Pep Guardiola menambah rentetan hasil kurang baik bagi pelatih-pelatih Manchester City yang merayakan ulangtahunnya dengan sebuah pertandingan yang dihelat di waktu yang sama.
Jadi akankah di sisa musim ini pertarungan yang tersaji adalah perebutan runner-up dan zona Eropa saja? Hm.., patut dinantikan.
Malang, 19 Januari 2020
Deddy Husein S.
Berita terkait:
Kompas.com, Fajar.co.id, Borneonews.co.id.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H