Jika diingat-ingat, Klopp juga sebenarnya salah satu pelatih yang "pro" terhadap permainan pragmatis yang untuk filosofinya disebut "gegen pressing". Melalui latar belakang itu, tidak mengherankan jika Klopp tidak begitu kesulitan untuk mengajak timnya bermain sesuai skema yang dia siapkan. Skema itulah yang kemudian membuat Mourinho terlihat gagal membuktikan analisisnya, khususnya misi untuk memberikan kekalahan pertama kepada Liverpool.
Kini, dengan kalahnya Spurs dan juga kalahnya Leicester City dari Southampton di hari yang sama (1-2), Liverpool semakin sulit dikejar oleh rival-rivalnya. Harapannya kini adalah momentum kebangkitan Manchester City.
Mampukah Man. City menjawab tantangan itu?
Atau, Liverpool akan semakin melenggang ke podium juara untuk pertama kalinya dalam 30 tahun? Kita tunggu saja nanti.
Malang, 12 Januari 2020
Deddy Husein S.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H