Mereka yang pensiun dari tengah lapangan juga biasanya memutuskan untuk menjadi pelaku sepak bola di pinggir lapangan.
Namun, tidak sedikit juga yang memutuskan untuk sedikit jauh dari tepi lapangan, seperti menjadi pundit bola ataupun profesi lainnya. Keputusan beragam itu yang kemudian juga menentukan rate kesehatan mereka pasca tidak aktif sebagai pesepakbola.
Bagi mereka yang sudah jauh dari tepi lapangan, ada dua kemungkinan yang dapat mendasarinya. Kemungkinan pertama adalah kesehatan yang jauh menurun (faktor usia) dan perlu dirawat dengan cara mengurangi aktivitas, khususnya berpikir kompleks tentang sepak bola.
Sedangkan kemungkinan yang kedua adalah keinginan untuk tidak tersentuh pada pola hidup yang disiplin. Seperti halnya ketika masih bersentuhan dengan bola meski bukan lagi sebagai pemain -pensiun dari lapangan bukan karena faktor usia/kesehatan.
Satu hal yang perlu diketahui ketika membaca dua kemungkinan itu adalah berolahraga itu juga sangat penting bagi pelatih sepak bola.Â
Jika tidak demikian, mereka juga akan kesulitan untuk lebih dekat dengan para pemainnya. Meski dalam hal instruksi teknis, para pelatih tersebut selalu dibantu oleh asisten-asistennya yang lebih muda dan masih bugar.
Namun, pemandangan semacam itu tidak membuat para pelaku sepak bola tidak seperti manusia pada umumnya. Mereka juga dapat sakit dan tentunya juga dapat memiliki penyakit yang dapat membuat mereka harus meninggal sewaktu-waktu.
Ambil contoh seperti alm Tito Vilanova yang harus meninggal karena kanker tiroid. Sebenarnya, eks asisten Guardiola itu sudah menjalani serangkaian operasi.
Nama terakhir tentu sangat familiar bagi penikmat sepak bola era 2000-an yang mana masih dapat menyaksikan kualitas jempolan full back Prancis yang membela klub raksasa Spanyol, FC Barcelona.