Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Setelah Pepe, Giliran Saka yang Menyelamatkan Arsenal dari Kekalahan

13 Desember 2019   08:35 Diperbarui: 13 Desember 2019   08:37 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saka berhasil cetak gol untuk membawa Arsenal terhindar dari kekalahan dan juara grup F Liga Eropa 2019/20. (Kompas.com/AFP)

Bagi penggemar atau pendukung Arsenal, tentu masih ingat dengan come back sensasional Arsenal pada saat menjamu Vitoria Guimaraes di Emirates Stadium (25/10). Di laga itu, Arsenal nyaris dipermalukan di kandang sendiri, namun Nicolas Pepe yang baru dimasukkan di babak kedua mampu mencetak brace dan membuat Arsenal unggul 3-2.

Berselang nyaris dua bulan, hari ini (13/12) Arsenal kembali selamat dari kekalahan secara heroik ketika harus bertandang ke markas Standard Liege, Stade Maurice Dufrasne. Klub asal Belgia itu awalnya berhasil membuka asa untuk lolos ke fase selanjutnya ketika mereka berhasil unggul 2-0 dari Lacazette dkk.

Namun, petaka mulai hadir ketika segala gelombang serangan sporadis tuan rumah mulai terbaca dan intensitas serangan Arsenal mulai meningkat dan lebih tajam. Termasuk ketika Ljungberg memasukkan Gabriel Martinelli meski lawan sudah unggul 2-0 ketika pemain muda asal Brazil itu sudah bersiap untuk masuk.

Pergantian itu ternyata tepat, karena tak lama berselang, The Gunners berhasil memperkecil kedudukan melalui gol sang kapten, Alexandre Lacazette. Gol itu tak lepas dari umpan silang akurat kaki kiri Saka. Meski, pencetak golnya Lacazette dan pengoper bolanya adalah Saka, namun peran Martinelli mulai terasa. Yaitu sebagai pemecah fokus penjagaan bagi bek lawan.

Di menit 81 atau 9 menit pasca gol Lacazette tercipta, Saka kembali memberikan sumbangsih besarnya di laga ini dengan gol fantastis dengan tendangan di depan kotak penalti. Aksinya kali ini lebih memperlihatkan bagaimana Martinelli mampu langsung nyetel dengan tempo tinggi yang diperagakan rekan-rekannya.

Saka pun mengetahui itu dan berhasil memanfaatkan Martinelli untuk membuka ruang baginya dalam menghasilkan peluang. Gol tercipta dan Arsenal akhirnya terhindar dari kekalahan. Skor 2-2 bertahan hingga peluat tanda berakhirnya pertandingan berbunyi, dan tuan rumah gagal melaju ke fase selanjutnya sedangkan Arsenal dapat mempertahankan puncak klasemen di grup F dengan 11 poin (3 M, 2 S, 1 K).

Hasil ini tentu sangat berarti bagi Arsenal dan Ljungberg. Karena, dengan pertandingan ini kita dapat melihat Ljungberg masih mampu memaksimalkan para pemain mudanya untuk unjuk kualitas di panggung yang memang untuk mereka.

Salah satunya adalah Saka. Di laga ini, peran Saka memang cukup krusial, mengingat dirinya bermain sebagai penghuni flank kiri dalam formasi 3-4-3.

Ketika sisi kanan sangat tereksploitasi dan membuat Maitland-Niles diganti dengan Chambers, sisi kiri Arsenal justru cukup tangguh dan balance antara menyerang dan bertahan. Hal ini dikarenakan adanya dua pemain pekerja keras yang berada di sisi kiri; Joe Willock dan Saka.

Kedua pemain tersebut terus bergerak naik-turun untuk mendukung Reiss-Nelson ataupun Smith-Rowe yang menjadi pengapit Lacazette. Namun, ketika formasinya masih 3-4-3, Arsenal terlihat kurang leluasa dalam membangun serangan. Karena, antara Joe Willock dan Saka seperti tumpang-tindih. Sehingga, Arsenal terlihat berat sebelah -kuat di kiri.

Beruntungnya, Fredrik Ljungberg menyadarinya dan membuat perubahan dengan mengganti formasi menjadi 4-3-3 dengan Saka menjadi full back kiri dan Willock lebih ke tengah ataupun bergerak ke sisi yang berbeda dari Saka. Sehingga, Saka dapat mencari rekan lain yang lebih berperan sebagai pemantul dan dialah yang akan mencoba merangsek masuk.

Strategi ini terpampang jelas melalui skema lahirnya gol kedua, dan beruntungnya Saka bukan Kolasinac ataupun Kieran Tierney yang sangat dominan dengan kaki kirinya. Sehingga, dia tidak terlalu terlihat spekulatif ketika melepaskan tendangan dengan kaki kanannya. Hasilnya, gol tercipta dan Gooners dapat tidur nyenyak.

Arsenal kini memang sedang berupaya bangkit, meski tidak seganas kebangkitan Spurs bersama Mourinho atau Everton dengan pelatih barunya. Setidaknya dalam dua-tiga laga terakhir, Arsenal masih memperlihatkan perjuangan yang berat.

Namun dengan apa yang dilakukan Saka -dan pemain muda lainnya, klub asal London Utara itu dapat tersenyum lega. Mereka masih memiliki para pemain yang selalu berupaya untuk tampil maksimal dan memberikan yang terbaik untuk Meriam London. Harapannya, Saka, Willock, Reiss-Nelson, Smith Rowe, dan pemain-pemain muda lainnya (termasuk Pepe) tetap konsisten dengan kerja-kerasnya. Sehingga, memudahkan pula kinerja para predator senior Arsenal, seperti Aubameyang dan Lacazette, juga bagi Guendouzi sebagai pemain penting di lini tengah seperti di laga terakhir fase grup Liga Eropa 2019 ini.

Selamat untuk Arsenal atas hasil ini meski tak menang! Semoga di laga selanjutnya Arsenal dapat bermain lebih baik lagi, termasuk ketika melawan City di pekan 17 nanti. Good luck!

Malang, 13-12-2019
Deddy Husein S.

Berita terkait:

Kompas.com, Bola.net, Gilabola.com.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun