Jika targetnya adalah kembali garang di Serie A, target itu pasti terpenuhi. Bahkan di laga lanjutan Serie A yang menjadi debut Gattuso di Napoli, pasti akan menuai kemenangan. Apalagi mereka tampil di kandang dan menghadapi Parma yang memang secara kolektivitas permainan akan mampu merepotkan Lorenzo Insigne dkk.
Namun dalam laga debut, biasanya akan menghadirkan kemenangan. Apalagi bagi pelatih yang lebih menyukai permainan cepat dan pragmatis seperti Gattuso, maka tiga poin di hari Minggu nanti (15/12) sudah ada di jangkauan -belum tergenggam.
Lalu, bagaimana dengan di Liga Champions?
Lagi-lagi tanpa meremehkan kualitas melatih Gattuso, Napoli akan kesulitan untuk bersaing. Karena, dari pengalamannya di Liga Eropa, skuad asuhannya (saat itu masih di AC Milan) dapat dikalahkan.Â
Bahkan, saat menghadapi Arsenal yang masih diarsiteki Wenger, permainan AC Milan seperti permainan antara anak dan orangtua, dan sayangnya sang anak masih kalah dari segudang pengalaman orangtuanya.
Artinya, strategi bermain pragmatis, main cepat, dan asal maju, pasti akan diantisipasi oleh tim-tim yang sering menghadapi strategi yang sama. Misalnya, Pep Guardiola dengan Manchester City. Atau Bayern Munich dan PSG.Â
Khusus Bayern Munich, mereka bahkan mampu menghancurkan Spurs yang biasanya identik bermain oportunis, dan ini akan memberikan sinyal genting bagi Napoli yang kali ini dilatih Gattuso.
Meski demikian, dengan keberadaan Gattuso di Napoli akan membuat Napoli semakin menjadi kuda hitam dan membuat terbukanya kemungkinan bagi lawan untuk terpeleset ketika terlalu meremehkan permainan skuad asuhan Gatusso. Hal ini sudah dibuktikan dengan keberhasilan Ajax dan Spurs di musim lalu yang mampu melenggang ke semifinal dan final.
Jadi, mari berharap Napoli dapat bangkit bersama pelatih baru, gairah baru, dan kerja keras baru ala Gattuso. Selamat bekerja, Gennaro! Jawab tantangan publik dan bosmu dengan etos kerjamu!
Malang, 12-12-2019
Deddy Husein S.
Kabar dan sumber terkait:
Bolabisnis.com, Detik.com, Kompas.com.