Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Gantikan Ancelotti di Napoli, Gattuso Siap Mendapat Tekanan?

12 Desember 2019   16:21 Diperbarui: 13 Desember 2019   19:57 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konfrensipres pertama Gennaro Gattuso ketika sudah menjadi pelatih kepala SSC Napoli. (sumber: @sscnapoli)

Berita unik, namun sebenarnya ini bisa dimaklumi. Karena, memang dalam beberapa musim terakhir Napoli adalah pesaing terdekat Juventus, meski mereka urung untuk juara di Serie A. Sedangkan Juventus terus melenggang menaiki tahta scudetto -juara Serie A- 8 kali beruntun.

Pasca kepergian Sarri, Napoli tetap menjadi pesaing Juventus, apalagi ketika Napoli dibesut pelatih kaya pengalaman seperti Carlo Ancelotti. Dia salah satu pelatih hebat yang mengoleksi trofi Liga Champions, seperti Sir Alex Ferguson, Jose Mourinho, hingga pelatih-pelatih generasi di bawahnya seperti Pep Guardiola, Luis Enrique, Jurgen Klopp, dan Zinedine Zidane.

Bahkan seorang Arsene Wenger yang dijuluki The Professor, belum mampu merengkuh "si Kuping Besar". Jadi, sudah seharusnya Napoli senang ketika berhasil menempatkan Ancelotti di kursi kepelatihan. Dampaknya juga cukup bagus.

Namun, ada satu hal yang menjadi kekhawatiran ketika pelatih-pelatih kawakan seperti Ancelotti masih bekerja di tim yang bernafsu ingin juara. Yaitu, high pressure. Etos kerja, jelas Ancelotti memilikinya. Namun, bagaimana dengan gairah?

Ini yang mungkin dapat dijadikan salah satu faktor yang membuat Napoli kurang tajam di Serie A musim ini (2019/20). Namun, rentetan hasil minor itu bisa saja dikarenakan para pemain yang sudah tidak lagi bersemangat ataupun sedang kehilangan performa puncak.

Meski demikian, Napoli masih memiliki gairah di pentas Eropa, Liga Champions, dan itu dibuktikan dengan keberhasilan mereka lolos ke fase 16 besar. Bahkan juga mampu menutup laga terakhir di fase grup dengan kemenangan besar, 4-0.

Kemenangan ini ternyata tidak memberikan keyakinan bagi tim manajemen dan bos Napoli untuk mempertahankan Ancelotti. Mereka sepertinya ingin seimbang antara daya saing di liga domestik dengan di Eropa. 

Situasi yang sepertinya sulit direalisasikan oleh Ancelotti yang sepertinya lebih ingin membawa Napoli tampil bagus di Liga Champions saja. Toh, jika Napoli juara, mereka pasti akan kembali ke Liga Champions musim depan tanpa harus berada di posisi 4 teratas Serie A, bukan?

Logika ini yang sepertinya ingin dilakukan Ancelotti, yang sayangnya tidak diterima oleh pihak manajemen. Mereka lebih menawarkan rasional yang hanya mereka pahami, bukan rasionalnya Ancelotti sebagai petarung yang sudah melintasi beberapa negara. Tentunya, dia paham dengan apa yang ingin dia lakukan.

Itulah yang membuat pemecatan ini menjadi dilematis yang cukup besar. Di satu sisi, faktor usia bisa membuat pelatih lebih irit dalam mengeluarkan gairahnya dan itu menjadi titik lemah jika harus bertarung di kompetisi panjang. Sedangkan di satu sisi lainnya, dia masih memiliki kualitas (pengalaman) dan ini yang seharusnya dapat dijaga oleh Napoli.

Gennaro Gattuso resmi diperkenalkan sebagai pelatih baru Napoli. (Bolatimes.com/Napoli)
Gennaro Gattuso resmi diperkenalkan sebagai pelatih baru Napoli. (Bolatimes.com/Napoli)
Bagaimana dengan Gennaro Gattuso?
Tanpa merendahkan eks pemain AC Milan tersebut, namun mantan pelatih AC Milan itu masih jauh dari kapasitas Ancelotti. Jika di AC Milan saja dia dipecat apalagi di Napoli, yang mana mereka dalam beberapa musim terakhir menjadi calon juara di liga. Inilah yang menjadi kerumitan dalam berpikir soal untung-rugi.

Memang, secara gairah dan karakter, Gattuso akan lebih bagus dari Ancelotti. Namun apakah dia mampu melanjutkan kiprah Napoli di Liga Champions?

Jika targetnya adalah kembali garang di Serie A, target itu pasti terpenuhi. Bahkan di laga lanjutan Serie A yang menjadi debut Gattuso di Napoli, pasti akan menuai kemenangan. Apalagi mereka tampil di kandang dan menghadapi Parma yang memang secara kolektivitas permainan akan mampu merepotkan Lorenzo Insigne dkk.

Namun dalam laga debut, biasanya akan menghadirkan kemenangan. Apalagi bagi pelatih yang lebih menyukai permainan cepat dan pragmatis seperti Gattuso, maka tiga poin di hari Minggu nanti (15/12) sudah ada di jangkauan -belum tergenggam.

Lalu, bagaimana dengan di Liga Champions?
Lagi-lagi tanpa meremehkan kualitas melatih Gattuso, Napoli akan kesulitan untuk bersaing. Karena, dari pengalamannya di Liga Eropa, skuad asuhannya (saat itu masih di AC Milan) dapat dikalahkan. 

Bahkan, saat menghadapi Arsenal yang masih diarsiteki Wenger, permainan AC Milan seperti permainan antara anak dan orangtua, dan sayangnya sang anak masih kalah dari segudang pengalaman orangtuanya.

Artinya, strategi bermain pragmatis, main cepat, dan asal maju, pasti akan diantisipasi oleh tim-tim yang sering menghadapi strategi yang sama. Misalnya, Pep Guardiola dengan Manchester City. Atau Bayern Munich dan PSG. 

Khusus Bayern Munich, mereka bahkan mampu menghancurkan Spurs yang biasanya identik bermain oportunis, dan ini akan memberikan sinyal genting bagi Napoli yang kali ini dilatih Gattuso.

Milik tampil apik saat Napoli bertemu dengan GENK (12/12). (Goal.com)
Milik tampil apik saat Napoli bertemu dengan GENK (12/12). (Goal.com)
Jika masih ada Ancelotti, maka pertempuran taktik antara Napoli dengan lawannya, minimal selama 70 menit akan terasa. Sedangkan untuk Gattuso, bisa saja pengelolaan taktiknya akan lebih terbatas dan lebih fokus pada kerja keras. Padahal, sudah pasti para jawara di Liga Champions memiliki kerja keras di dalam permainannya, apalagi Liverpool.

Meski demikian, dengan keberadaan Gattuso di Napoli akan membuat Napoli semakin menjadi kuda hitam dan membuat terbukanya kemungkinan bagi lawan untuk terpeleset ketika terlalu meremehkan permainan skuad asuhan Gatusso. Hal ini sudah dibuktikan dengan keberhasilan Ajax dan Spurs di musim lalu yang mampu melenggang ke semifinal dan final.

Jadi, mari berharap Napoli dapat bangkit bersama pelatih baru, gairah baru, dan kerja keras baru ala Gattuso. Selamat bekerja, Gennaro! Jawab tantangan publik dan bosmu dengan etos kerjamu!

Malang, 12-12-2019
Deddy Husein S.

Kabar dan sumber terkait:
Bolabisnis.com, Detik.com, Kompas.com.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun