Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

SEA Games 2019, Ketika Medali Emas Sepak Bola Lebih Berharga daripada Juara Umum

6 Desember 2019   09:50 Diperbarui: 6 Desember 2019   17:25 1383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Osvaldo Haay dkk tampil meyakinkan bagi publik Indonesia di fase grup, meski harus sempat merasakan kekalahan dari Vietnam. (ANTARA/Sigid)

Meski, tak menutup kemungkinan juga bahwa Indonesia dapat tergelincir ketika di final. Mengingat Indonesia seringkali mendapatkan revans dari lawan ketika di fase gugur. Ambil contoh di Piala AFF (senior) 2010. Kita yang awalnya terlihat hebat di fase grup, justru gagal juara oleh lawan yang awalnya dibantai dengan skor telak.

Hal ini juga terjadi di turnamen lain dan dapat terulang di turnamen ini ketika sudah memasuki fase-fase krusial --diprediksi akan bertemu lagi dengan Vietnam. Maka dari itu, kita tetap perlu waspada meski telah memiliki peluang untuk meraih medali emas. Jika tidak sekarang, kapan lagi?

Osvaldo Haay dkk tampil meyakinkan bagi publik Indonesia di fase grup, meski harus sempat merasakan kekalahan dari Vietnam. (ANTARA/Sigid)
Osvaldo Haay dkk tampil meyakinkan bagi publik Indonesia di fase grup, meski harus sempat merasakan kekalahan dari Vietnam. (ANTARA/Sigid)
Peluang untuk juara di setiap episode SEA Games memang selalu terbuka bagi Indonesia. Selain karena bibit pesepak bola muda Indonesia selalu melimpah, Indonesia juga diprediksi dapat melakukan perbaikan dalam sepak bolanya -seiring berjalannya waktu. Namun, yang perlu digarisbawahi adalah pelatihnya.

Sejauh ini, Indonesia di level junior masih bergantung dengan kapasitas dua orang yang sama; Fakhri Husaini dan Indra Sjafri. Kebetulan, keduanya telah berhasil membawa anak asuhnya juara di level Asean meski di level yang berbeda (U-16 dan U-19). Memang dua nama ini yang terlihat mampu menyatu dengan para pemain muda Indonesia.

Lalu, siapa yang dapat menggantikannya jika kemudian Indonesia gagal meraih juara di SEA Games tahun ini?

Sulit rasanya untuk mempertahankan Indra Sjafri sebagai pelatih Timnas junior. Mengingat potensinya dapat menarik minat bagi klub Liga 1 maupun dapat menjadi kandidat pelatih Timnas senior pada suatu saat nanti. Sehingga, yang tersisa hanya Fakhri Husaini.

Namun, dengan apa yang terjadi pada Fakhri Husaini kemarin (pamit), maka ada kemungkinan Fakhri tidak akan menjabat posisi pelatih di turnamen yang targetnya tidak sepenuhnya mudah dan rentang kerjanya tidak cukup lama

Artinya bukan berapa tahun Fakhri Husaini bekerja di level yang sama, melainkan apa target yang dapat dipenuhi oleh Fakhri bersama tim yang skuadnya selalu berubah.

Maka dari itu, peluang untuk meraih emas di SEA Games tahun ini diharapkan dapat terealisasi. Agar, tidak membuat setiap pelatih tertekan pada misi buka puasa, melainkan misi melanjutkan tren positif tersebut (juara) ke arah upgrading/level up.

Artinya, jika tahun ini Indonesia mampu meraih emas di cabor sepak bola putra. Maka, di tahun-tahun berikutnya, Indonesia dapat mengalihkan fokus ke level-level selanjutnya. Idealnya adalah Piala AFF (senior), karena disanalah pekerjaan rumah kita belum kunjung selesai -menjadi juara.

Baca juga: Timnas SEA Games Sudah Bisa Dibebani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun