Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Sweeney Todd", dari Bioskop ke Panggung Teater

4 Desember 2019   16:16 Diperbarui: 31 Maret 2021   19:42 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun terlepas dari itu, kita tentu dapat menilai bahwa dalam pertunjukan teater selalu dapat memberikan rasa yang berbeda dibandingkan film. Seperti (kembali pada) konsep panggung yang dapat memanfaatkan keberadaan tempat-tempat yang tak terduga sebelumnya. Di pementasan "Sweeney Todd" ini, rumah Hakim Turpin terletak benar-benar jauh dari rumah Todd. Begitu pula dalam menyajikan "kompetisi cukur" yang diikuti oleh Todd dan (Adolfo) Pirelli di tempat yang tepat untuk menyajikan adegan tersebut.

Johanna dan rumah Hakim Turpin. (Dokpri/DeddyHS_15)
Johanna dan rumah Hakim Turpin. (Dokpri/DeddyHS_15)
Jika di film, penonton hanya menyiapkan tubuhnya untuk duduk dan diam -meski tangan dan mulut aktif, sedangkan di teater tubuh kita juga diharuskan untuk mengikuti movement dari tokoh-tokohnya. Seperti adegan Johanna yang muncul dari rumah Hakim Turpin yang secara teknis berada di seberang rumah Todd. Sehingga untuk menyaksikan adegan Johanna, penonton harus membalikkan badannya.

Pirelli beradu kemahirannya dalam mencukur dengan Todd. (Dokpri/DeddyHS_15)
Pirelli beradu kemahirannya dalam mencukur dengan Todd. (Dokpri/DeddyHS_15)
Sedikit beruntung bagi penonton yang tidak duduk, karena mereka tidak begitu susah untuk memutar posisinya dan menyaksikan adegan yang menarik dari Johanna. Begitu pula ketika harus menyaksikan adegan di panggung "show-up" bagi Pirelli, Todd, dan Loli. Penonton yang berdiri tetap dapat leluasa menyaksikannya.

Loli menjadi pembuka dari terbukanya adegan di
Loli menjadi pembuka dari terbukanya adegan di
Di pementasan ini pula kita dapat menyaksikan adegan-adegan yang menarik untuk diikuti, seperti ketika terjadi dialog antara Mrs. Lovett dan Loli. Secara teknis keduanya menjadi bagian dari tokoh yang menarik untuk diikuti runtutan adegannya selain Todd yang memang memiliki banyak porsi sebagai tokoh utama.

Melihat apa yang dapat dihasilkan dari panggung teater terhadap kisah "Sweeney Todd: The Demon Barber of Fleet Street", masyarakat penonton kini dapat mengharapkan terwujudnya lagi kisah-kisah yang ada di film untuk dapat dipentaskan di panggung teater. Jika Teater Cowboy dapat melakukannya, tentu yang lain diharapkan dapat pula melakukannya.

Sesi penutup dengan seluruh aktor naik ke panggung dan
Sesi penutup dengan seluruh aktor naik ke panggung dan
Selamat Teater Cowboy dan Universitas Brawijaya terhadap keberhasilannya meraih perhatian masyarakat penonton dengan konsep ini. Semoga ada perjalanan selanjutnya yang menarik dan lebih baik.

Malang, 4 Desember 2019
Deddy Husein S.

Ulasan review film "Sweeney Todd": Id.bookmyshow.com

"Harry Potter" versi teater: Londontheatre.co.uk dan Wikipedia.org

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun