Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gedung Kesenian Gajayana Malang Semakin Akrab dengan Pertunjukan Teater

28 November 2019   15:00 Diperbarui: 29 November 2019   00:38 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
CAKTEMA memperingati HATEDU dengan menggelar parade pertunjukan di Gajayana Malang. (Instagram/Caktemamalang)

Dalam beberapa waktu ini, masyarakat Malang dan sekitarnya berhasil menyaksikan kembali pertunjukan menarik di Gedung Kesenian Gajayana (GKG). Gedung yang terletak tak jauh dari Pasar Besar (Pabes) Malang tersebut mulai digunakan kembali sebagai wadah pentas bagi komunitas maupun penggiat seni pertunjukan.

Dari instansi kampus hingga independen, mereka dapat menyuguhkan pertunjukan yang dapat menarik perhatian bagi penikmat seni di Malang. Jika biasanya masyarakat Malang yang mengenal teater akan lebih banyak mencari pementasan dari kampus ke kampus. Kini, mereka dapat menantikan kabar bahagia tersebut dari keberhasilan para penggiat seni itu mengadakan pertunjukan di Gajayana.

Memang, gedung ini adalah gedung lama dan juga sebenarnya sudah cukup sering digelar acara yang berkaitan dengan kesenian di masa lalu. Namun, ada kabar tak bagus tentang gedung tersebut. Karena, menurunnya intensitas penggunaan Gajayana membuat masyarakat mulai tak mengenali Gajayana kecuali mereka yang ada di sekitar gedung tersebut.

Bukan hanya itu, kendala lokasi gedung tersebut juga menjadi faktor lain yang dapat membuat masyarakat penonton seni pertunjukan tak begitu antusias. Apalagi jika masyarakat penontonnya adalah mahasiswa. Maka, bukan salah mereka jika mereka hanya dapat menjangkau tempat-tempat terdekat -dari kampusnya masing-masing.

CAKTEMA memperingati HATEDU dengan menggelar parade pertunjukan di Gajayana Malang. (Instagram/Caktemamalang)
CAKTEMA memperingati HATEDU dengan menggelar parade pertunjukan di Gajayana Malang. (Instagram/Caktemamalang)
Namun, sejak pertunjukan teater seperti yang dilakukan oleh CAKTEMA (Perayaan Hari Teater se-Dunia) di Gajayana beberapa waktu lalu (Maret 2019). Kemudian disusul dengan pertunjukan lainnya, seperti "Drama Musikal Werewolf" (2019) yang diadakan oleh Malang Drama Musikal (MDM) dan "Tiga Kali Duabelas Guritan" dari Gendhis FISIP Universitas Brawijaya (UB), nama Gajayana semakin menggaung lagi.

Sebenarnya MDM sudah hadir ke masyarakat penonton di Gajayana dengan pementasan "Mas Timun" pada 2018. (Eventmalang.net/MDM)
Sebenarnya MDM sudah hadir ke masyarakat penonton di Gajayana dengan pementasan "Mas Timun" pada 2018. (Eventmalang.net/MDM)
Seolah menegaskan bahwa Gajayana telah "bangkit dari kubur", ketika gedung yang sudah berusia tua itu juga pada akhirnya menerima pagelaran teater lagi menjelang tahun 2019 berakhir. Yaitu, "Babat Tanah Jawa" dari Malang Study-Club for Theatre (MASTER). Digelar selama dua hari (23-24 November 2019), MASTER semakin melekatkan masyarakat penonton teater pada kursi merah GKG.

Kisah yang diangkat dalam
Kisah yang diangkat dalam
Menariknya, MASTER menggelar pertunjukan teater kolosal yang mengusung konsep teater tradisi. Kisah dari pertunjukan itu sendiri secara tersirat juga dapat dikaitkan dengan Gajayana yang nasibnya diharapkan dapat kembali menyajikan karya-karya hebat dari penggiat seni di Malang. Artinya, Gajayana harus mampu "membabat" diri a.k.a melakukan perbaikan.

Pulau Jawa berhasil diperbaiki oleh Syekh Subakir. Maka Gedung Kesenian Gajayana diharapkan juga segera diperbaiki demi kemaslahatan penggiat seni dan masyarakat penontonnya. (Dok. MASTER)
Pulau Jawa berhasil diperbaiki oleh Syekh Subakir. Maka Gedung Kesenian Gajayana diharapkan juga segera diperbaiki demi kemaslahatan penggiat seni dan masyarakat penontonnya. (Dok. MASTER)
Sudah cukup lama, para penggiat seni di Malang menginginkan Gajayana dapat direnovasi selayaknya gedung pertunjukan seperti Gedung Kebudayaan Cak Durasim di Surabaya. Karena dengan kelayakan infrastruktur tersebut, diharapkan para penggiat seni khususnya bidang tari maupun teater di Malang dapat menemukan wadah yang tepat untuk berkarya.

Seolah gayung bersambut, terdengar selentingan kabar bahwa Gajayana akan mengalami renovasi dalam waktu dekat. Ini tentu akan menjadi kabar sangat baik bagi penggiat seni di Malang untuk berekspresi lagi di panggung Gajayana dan membuat masyarakat penonton kembali "dekat".

Kedekatan ini lebih pada seringnya penonton menjangkau Gajayana ketika terdapat pertunjukan -terlepas dari jaraknya. Sehingga, apabila gedung ini mengalami perbaikan dan intensitas pertunjukan seni meningkat, maka masyarakat akan semakin sering menyambangi lokasi tersebut dan merasa dekat.

Begitu pula pada penyematan Malang sebagai salah satu daerah penghasil karya seni, maka akan semakin terbuktikan dengan keberadaan infrastruktur yang memadai dan berkualitas. Jika kualitas Gajayana meningkat, maka tidak akan sulit bagi penggiat seni untuk memanfaatkannya dengan baik.

Peningkatan kualitas infrastruktur juga diharapkan tidak diiringi dengan kesulitan dalam proses penggunaannya (birokrasi dan administrasi). Karena, dengan prosedur yang tidak terlalu sulit akan membuat asa dan semangat penggiat seni tidak terlalu terbentur-bentur. Meski, mereka (para seniman) juga diharapkan mampu beradaptasi dengan proses penggunaan gedung itu sebagaimana mestinya.

Sebuah pentas kolaborasi seni yang diadakan oleh GENDHIS dari FISIP UB, berhasil diselenggarakan di Gajayana. (Dok. Eventmalang.net/Gendhis)
Sebuah pentas kolaborasi seni yang diadakan oleh GENDHIS dari FISIP UB, berhasil diselenggarakan di Gajayana. (Dok. Eventmalang.net/Gendhis)
Apabila Gajayana berhasil bangkit, maka ada harapan para penggiat seni khususnya teater di Malang dapat terus eksis di gelanggang tersebut. Tidak hanya pada komunitas teater independen seperti MASTER, Ruang Karakter, Kamateatra Art Space, Teater IdeoT, dan lainnya. Harapannya Gajayana juga ramah terhadap pementasan teater dari kampus seperti dari UB, UM, UNISMA, UMM, dan lainnya, termasuk CAKTEMA yang menjadi wadah ngumpulnya mahasiswa-mahasiswa doyan teateran.

Harapannya ada pementasan-pementasan selanjutnya dari CAKTEMA, MASTER, dan lainnya di Gajayana dan membuat masyarakat Malang tidak hanya memburu tiket film di bioskop setiap weekend, melainkan juga memburu tiket-tiket pentas teater yang kini tak hanya berada di tempat-tempat yang terlihat eksklusif seperti kampus-kampus.

Karena, sesungguhnya para penggiat teater itu juga ingin ditonton dan mereka juga ingin dekat dengan masyarakat. Supaya pertunjukannya tidak hanya sekadar memberikan pesan "angin lalu" -tidak sepenuhnya menjangkau masyarakat. Namun, juga menancapkan pesan tersebut sesuai dengan harapan mulia para penggiat teater tersebut.

Jika proses "pembabatan" diri dari Gajayana sukses terlaksana, maka tidak akan sulit bagi Malang untuk menjadi tuan rumah bagi pertunjukan seni teater dari kota-kota lain yang ingin memperkenalkan dirinya ke masyarakat Malang. Sehingga, tali silaturahmi antar teater di seluruh penjuru Indonesia juga dapat tercipta di Malang.

Begitu pula dalam hal sosialisasi (lagi) terhadap seni teater ke masyarakat, akan lebih baik jika terjadi di Gajayana. Karena, seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa Gajayana menjadi harapan yang bagus untuk membuat seni teater tak seolah terlihat eksklusif. Masyarakat Malang harus benar-benar tahu teater dan tak lagi berstereotip aneh-aneh terhadap teater.

Selain itu, dengan pertunjukan terbaru di Gajayana yang dipersembahkan oleh MASTER juga membuat masyarakat perlu mengetahui bahwa Malang masih sanggup menumbuhkan penggiat teater baru selain komunitas-komunitas lama yang sudah berupaya untuk bangun dari tidur panjangnya.

Jadi, mari kita ucapkan selamat kepada MASTER (penggiat teater/seni), Gajayana (infrastruktur), dan Malang (rumah berkesenian para pengkarya). Semoga kita dapat berjumpa lagi dengan pertunjukan teater dan seni menarik lainnya di Gajayana, segera!

Malang, 24-25 dan 28 November 2019
Deddy Husein S.

Bacaan terkait:

Goodnewsfromindonesia.id, Kompasiana.com, Malangtimes.com, Malangkota.go.id.

Blog MASTER: master-malang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun