Lagi-lagi, kita harus mendengar kematian figur publik di Korea Selatan. Namanya pun sudah sangat dikenal di Indonesia apalagi di Korea. Yaitu, Goo Hara (Koo Hara). Eks anggota girlband KARA ini dikabarkan meninggal dunia kemarin (24/11) pada pukul 18.00 KST.
Publik kembali berkecamuk, karena ini mengingatkan pada meninggalnya Choi Jin Ri atau Sulli pada Oktober lalu. Penyebab kematian Sulli adalah mentalitas yang tergerus dan menjadi depresi berat. Depresi inilah yang membuat Sulli eks f(x) mengakhiri hidupnya.
Dugaan terhadap penyebab yang sama juga dialamatkan pada meninggalnya Goo Hara. Bukan tanpa perhitungan, karena aktris dan penyanyi yang terakhir kali eksis di Jepang itu juga pernah dikabarkan mencoba bunuh diri pada Mei 2019. Namun, aksinya berhasil digagalkan oleh manajernya dan dirinya juga telah memberikan pernyataan minta maaf serta berjanji untuk lebih kuat lagi dalam menjalani kehidupan.
Baca juga : Sulli dan Dramaturgi Figur Publik (Deddy Husein S/Kompasiana)
Namun, pasca meninggalnya Sulli yang merupakan sahabatnya, energi keputus-asaan bisa saja kembali menyerang pikiran Goo Hara. Hingga akhirnya perempuan berusia 28 tahun itu meregang nyawa di rumahnya. Sampai tulisan ini ditulis, kabar meninggalnya Goo Hara masih belum dapat dipastikan oleh pihak kepolisian setempat.
Meski demikian, dugaan pada pengulangan aksi bunuh diri dapat menjadi alasan dari kematian Goo Hara. Lalu, apakah itu artinya orang yang pernah mencoba bunuh diri masih memiliki potensi besar untuk mengulanginya?
Jika merunut pada sebuah serial Korea yang berjudul "My Beautiful Bride", kita dapat memperoleh informasi bahwa orang yang pernah mencoba bunuh diri akan berpikir panjang untuk mengulangi hal yang sama. Karena, mereka masih mengenang rasa sakit yang tak terhingga ketika nyaris kehilangan nyawa. Sehingga, upaya bunuh diri lagi dapat tercegah oleh si penyintas.
Namun, beda sumber juga mempengaruhi perbedaan informasi tentang bunuh diri yang digagalkan. Seperti yang tertulis di Vice.com (tautan di akhir artikel), kita dapat memperoleh informasi tentang orang yang pernah mencoba bunuh diri akan berupaya mengulangi lagi setidaknya dalam 3 bulan sampai 1 tahun kemudian. Situasi ini jelas sangat mengkhawatirkan bagi orang-orang di sekitarnya yang telah berhasil menggagalkan praktik tersebut.
Di sumber tersebut, dijelaskan pula bahwa pengulangan pada praktik bunuh diri yang digagalkan biasanya disebabkan oleh kegagalan orang-orang di sekitarnya untuk membantu si penyintas bunuh diri untuk survive. Mereka yang sedang dalam proses comeback sebenarnya masih sangat lemah secara mentalitas maupun fisik.
Rekaman pada upaya bunuh diri juga masih menjadi "tontonan" di pikiran si penyintas. Sehingga, ketika segala permasalahan yang masih ada di pikiran orang tersebut dan tidak kunjung tertanggulangi atau minimal terpedulikan secara maksimal akan mendorong orang tersebut kembali ke perjalanan menuju liang lahat.
Apa yang dituliskan di Vice.com dapat menjadi salah satu pegangan dalam menanggapi peristiwa kematian Goo Hara. Jika dihitung, jarak waktu antara kematiannya dengan upaya bunuh dirinya yang gagal tersebut sekitar 5 bulan lebih. Artinya, salah seorang pemeran di serial "The City Hunter" itu masih memiliki potensi besar untuk mengulangi hal yang sama.
Ditambah dengan keberdukaan terhadap tak adanya lagi sahabat yang biasanya ada di sekitarnya dan sama-sama senasib dan ingin berjuang bersama, membuat Goo Hara semakin besar peluangnya untuk mengulangi upaya bunuh dirinya. Lalu, apa yang membuat Goo Hara harus meregang nyawa?
Jika memang dikarenakan bunuh diri, maka ada penyebab besar yang sudah dapat diprediksi. Yaitu, adanya perundungan -dari netizen. Sebagai figur publik yang banyak disorot masyarakat (netizen), tidak mengherankan jika segala tindak-tanduk Goo Hara mendapat penilaian, baik dan buruk. Terkhusus pada penilaian buruk dari netizen, Goo Hara dikabarkan oleh manajernya telah mengalami tekanan mental.
Selain itu, Goo Hara juga sempat memiliki pengalaman buruk dengan mantan kekasihnya yang telah berupaya melakukan pemerasan pada dirinya. Ini juga membuat Goo Hara semakin kesulitan untuk baik-baik saja. Sebagai figur publik, tentu dia berupaya untuk tidak banyak melakukan kesalahan. Namun, ketika terdapat hal-hal yang membahayakan nama baiknya, Goo Hara akan merasa tertekan secara masif.
Meski Goo Hara sudah berupaya terlihat lebih tegar dari sebelumnya, kekhawatiran terhadap pengulangan upaya bunuh diri tetap berada di "alarm waspada". Namun, sayangnya tidak ada indikasi perangkulan dari orang-orang terdekatnya yang mampu mencegah Goo Hara untuk tidak mengulangi aksinya lagi. Termasuk G-Dragon yang sempat dikabarkan dekat dengannya.
Kini, Goo Hara sudah tiada dan meninggalkan banyak kecemasan bagi netizen termasuk orang-orang yang mungkin sedang merasa berada di fase-fase genting. Karena, depresi tidak mengenal siapa. Siapapun bisa mengalaminya dan siapapun dapat hancur maupun berhasil untuk bangkit dari keterpurukan.
Lalu, bagaimana caranya untuk bangkit?
Meski tulisan ini tidak memberikan jaminan seratus persen pada keberhasilan bagi siapa saja yang membaca dan sedang merasa "jatuh". Namun, kita perlu mencoba satu saran berikut ini:
Terdengar sederhana, namun tidak mudah untuk dilakukan. Karena, ada orang-orang yang terlampau insecure, ada pula yang terlampau over confident. Sedangkan yang kita perlukan adalah tetap berada di tengah-tengah. Itulah kesulitannya.
Tidak semua orang mampu mengontrol diri ketika dipuji maupun ketika dikritik habis-habisan. Untuk itulah ketika kita tidak mampu menemukan orang yang dapat dikeluh-kesahi, carilah usaha lainnya. Yaitu, dengan mengapresiasi sendiri apa yang sudah dilakukan.
Mungkin bagi orang lain upaya ini akan terdengar sebagai bagian dari representasi tindakan narsistik. Namun, ketika yang kita lakukan tidak berlebihan dan cenderung sebagai langkah untuk mengobati diri sendiri dari keterjatuhan, maka itulah yang perlu dilakukan.
Selama langkah apresiasi terhadap diri sendiri itu tetap berjalan dengan wajar dan mampu menjaga kepercayaan diri, maka itu akan menjadi obat yang mujarab untuk menghadapi tekanan -baik dari diri sendiri maupun dari orang di sekitar kita. Jika orang lain gagal mengenali diri kita, maka kitalah yang harus dapat mengenali diri sendiri dengan lebih baik dari orang lain yang tidak sepenuhnya mengenali kita.
Semoga berhasil dan tetaplah hidup!
#RestinPeaceGooHara
Malang, 24-25 November 2019
Deddy Husein S.
Referensi:
My Beautiful Bride, Vice.com, CNNIndonesia.com 1, CNNIndonesia.com 2, Liputan6.com, Kompas.com 1, Kompas.com 2, Kapanlagi.com, Tempo.co 1, Tempo.co 2.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H