Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Menelaah Efektivitas Pergantian Pelatih di Persebaya

7 November 2019   18:00 Diperbarui: 7 November 2019   20:28 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kenny Dalglish pecahkan puasa gelar dengan Carling Cup, meski akhirnya dipecat. (Huffingtonpost.co.uk)

Ketika mereka melakukan pergantian pelatih, maka yang terjadi adalah progres positif. Di tangan kepelatihan Jacksen F. Tiago (JFT), Persipura kembali ke papan atas secara bertahap.

Namun, hal ini dapat terjadi dengan catatan adanya trustment terhadap pelatih baru--walau JFT bukan orang baru di Persipura.

Baca artikel tentang reuni JFT dan Persipura di sini.

Jika hal ini dapat dilakukan, baik oleh tim manajemen, pemain, dan suporter, maka pihak pelatih juga akan memiliki kepercayaan diri dalam melatih tim tersebut, dan itu terjadi di Persipura.

Memang, pergantian pelatih ini bisa disebut sebagai reunian antara JFT dengan Persipura. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua pelatih dan klub yang bereuni dapat menghasilkan kisah manis yang sama.

Kenny Dalglish pecahkan puasa gelar dengan Carling Cup, meski akhirnya dipecat. (Huffingtonpost.co.uk)
Kenny Dalglish pecahkan puasa gelar dengan Carling Cup, meski akhirnya dipecat. (Huffingtonpost.co.uk)
Ambil contoh seperti keberadaan Kenny Dalglish di Liverpool yang mana dia kembali ke Liverpool sebagai pelatih di sekitar tahun 2011-2012. Menurut sejarah, Kenny adalah mantan pemain dan pelatih Liverpool di era-era sebelumnya. 

Namun, di masa reunian tersebut yang terjadi adalah kegagalan. Salah satu faktornya adalah laju modernitas permainan sepak bola di Inggris yang membuat pelatih-pelatih lama berguguran, dan ini juga dialami oleh Liverpool bersama Kenny Dalglish.

Berkaca dengan hal itu, kita dapat melihat bahwa "struktur kehidupan" di dalam sepakbola sangatlah kompleks. Kita tidak bisa seratus persen menargetkan juara hanya dalam masa kerja di satu musim.

Kita juga harus memiliki banyak plan, dan seharusnya ini dapat dijalankan oleh pihak tim manajemen seluruh klub di Liga 1.

Sebenarnya, mereka juga telah berupaya maksimal dalam urusan membangun plan. Namun jika boleh memilih, ada sebuah klub yang merepresentasikan adanya planning matang khususnya di kompetisi Liga 1, klub itu adalah Bali United.

Bali United memang secara manajemen sempat menuai banyak kritikan, seperti yang pernah tersampaikan di artikel beberapa waktu lalu (baca di sini). Di situ, kita dapat melihat pula bahwa pihak manajemen Bali United telah belajar dari "kekacauan" di Liga 1 2018.

Mereka yang sebenarnya menjadi pesaing kuat dalam perebutan gelar juara selama dua musim berturut, justru terpuruk dan itu disebabkan oleh pergantian pelatih secara mendadak--lebih tepatnya Widodo C. Putro mundur dari kursi pelatih Bali United.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun