Atas dasar inilah, saya lebih memilih untuk membuka opsi yang cukup terbuka--setiap ada pemilihan pemimpin, walau selalu dengan perhitungan atau perbandingan demi meminimalisir adanya kerugian.
Misalnya, lebih memilih si Z menjadi ketua kelas daripada si Y. Karena, dengan kapasitas si Z sebagai ketua kelas, maka situasi ruang kelas akan lebih kondusif.
Berlanjut ke perihal kedua, yaitu pengulangan. Mungkin ada yang berpikir tentang adanya tindakan evaluasi terhadap masa lalu ke masa depan.
Hal ini kemudian merujuk pada perbaikan dan penambahan. Jika perbaikan artinya memperbaiki yang rusak dan ini akan mirip situasinya dengan perubahan.
Maka, saya tidak memilih istilah perbaikan sebagai salah satu kebiasaan manusia, melainkan menjadi bagian dari perubahan ke arah positif.
Begitu juga dengan penambahan. Menurut saya, penambahan bukanlah suatu hal yang dapat disebut sebagai kebiasaan dalam skala besar. Agar lebih mudah memahaminya adalah dengan contoh seperti ini:
Si A adalah murid yang selalu ranking 1 di kelas. Ketika lulus SMA, dia dapat melanjutkan kuliah di universitas ternama di Indonesia. Lalu, apakah itu artinya si A semakin bagus atau dapat disebut melakukan penambahan terhadap kebiasaannya (baca: kemampuannya)?
Jawabannya adalah tidak. Karena, yang si A lakukan sebenarnya bukan penambahan. Melainkan pengulangan. Dia terus melakukan rutinitas belajar dan berkegiatan penuh prestasi lainnya dan itulah membuatnya memiliki peluang besar untuk lulus dan diterima di kampus ternama. Seandainya dia tidak melakukan pengulangan, maka akan kecil peluang baginya untuk berkuliah di kampus tersebut.
Apakah itu artinya tidak ada keberuntungan?
Menurut saya, keberuntungan memang ada. Namun, selama perjalanan hidup saya, kebanyakan apa yang terjadi dalam kehidupan saya adalah didasari dari pilihan.
Misalnya, saya ingin kuliah di universitas B dan harus di situ. Maka, saya harus melakukan pemilihan jurusan yang tepat dan itu harus sesuai dengan kemampuan -mengulangi rutinitas membaca informasi di internet- dan target saya (ingin kuliah di situ). Soal beruntung atau tidak, itu bukan urusan saya.