Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas Indonesia Kalah Lagi, Siapa Kambing Hitamnya?

17 Oktober 2019   08:00 Diperbarui: 17 Oktober 2019   08:04 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu, bagaimana dengan permainannya secara teknis?

Jika kembali pada filosofi jadul pada sepakbola, maka tidak ada pemain yang mutlak hebat (superior) dan inferior. Karena, di lapangan ada 11 pemain. Ketika ada satu pemain yang sedang tidak bagus -ketika sudah terlanjur di lapangan, maka rekan yang lain akan berupaya menutupi. Itu berlaku pada setiap posisi, termasuk kiper dan tentunya pada Andritany.

Maka, dengan perhitungan yang demikian, permainan negatif dan positif pada Andritany juga dapat disandingkan dengan Wawan dan M. Ridho. Wawan di level klub memang bagus. Kenapa? Rutinitas di klub, pertemanan, komunikasi, itu membuat Wawan dapat nyetel dengan rekannya. Situasi ini juga sama seperti M. Ridho. Dia juga (pasti) lebih memahami gaya permainannya Jaimerson dan Fandi Imbiri ataupun Fachrudin Aryanto (sebelum dipinjamkan ke Persija) dibandingkan Yanto Basna, Hansamu, dan Otavio Dutra.

Di sini kemudian yang diperlukan adalah kebiasaan -bertemu dengan banyak pemain di TC timnas- dan pemain yang paling bisa mengatasinya adalah Andritany. Karena dia sudah ada di bagian timnas sejak Kurnia Meiga masih di bawah mistar timnas Indonesia. Wawan dan M. Ridho? Bahkan, mereka seharusnya tidak dipilih soal jam terbang. Karena, ada Awan Setho yang sudah sering dipanggil timnas senior.

Bahkan, dua nama ini di level junior juga tidak memiliki track record sebaik Awan Setho dan M. Riyandi yang kini menjadi kiper timnas U-23. Artinya, patokan untuk memilih kiper timnas lebih rumit dibandingkan di level klub dan di situlah nama Andritany masih pantas diutamakan.

Namun, keputusan yang dilakukan Simon bisa dikatakan "positif". Karena, dia berani berisiko dalam upaya menjawab "tantangan" yang diberikan masyarakat khususnya netizen Indonesia. Yaitu, ketika Andritany diteriaki "boo-boo" saat laga menjamu Thailand, kini mereka kelimpungan untuk menentukan siapa yang akan diteriaki "boo-boo" ketika melihat Wawan dan M. Ridho juga tidak memberikan kenyamanan bagi gawang timnas.

Jadi, apakah ini salah mereka (kiper-kiper timnas itu)?

Beranjak ke bek. Ada deretan nama beken. Hingga, kemarin muncul nama Otavio Dutra. Pemain naturalisasi Brazil yang sudah sangat dinantikan kiprahnya itu akhirnya debut di laga melawan Vietnam. Apa hasilnya? Pertahanan Indonesia tetap bisa ditembus. Apakah kemudian langkah naturalisasi itu lagi-lagi nihil? Jawabannya jelas tidak. Karena, masih ada Yanto Basna, Hansamu, dan lainnya -yang bisa disalahkan.

Keputusan krusial, namun patut diacungi jempol ketika Simon lebih memilih Yanto dibandingkan Hansamu untuk berduet dengan Otavio Dutra. Ini lagi-lagi diprediksi sebagai langkah Simon untuk menjawab kritikan netizen (bahkan juga penulis) yang menginginkan timnas Indonesia memarkir Hansamu. Bagaimana hasilnya?

Nyaris 1-4. Beruntung penalti kedua Vietnam mampu ditahan M. Ridho, betul?

Inilah yang kemudian menjadi polemik ketika tidak ada jaminan bahwa siapa yang patut disalahkan. Termasuk bek-bek sayap. Di seluruh pertandingan timnas, kebanyakan bek-bek sayap timnas adalah posisi yang bisa disebut paling aman. Karena, kebanyakan pemain yang mengisi lini ini masih bisa dikatakan tepat. Atau lebih tepatnya disebut sebagai pemain yang minim melakukan blunder.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun