Ketika dari daerah dapat mengusulkan dan membuat peraturan yang efektif, maka pihak pemerintah pusat pun dapat mendukungnya dengan memberikan suplai vital kepada pemerintah daerah.
Seharusnya seperti itu. Namun, jika pada akhirnya mindset orang parlemen adalah menghadapi akibat, maka tidak mengherankan jika kini mereka mendapatkan gelombang perlawanan dari masyarakat, khususnya dari mahasiswa.Â
Bahkan, dari yang saya lihat, ini adalah aksi besar yang benar dan sesuai dengan kapasitas mahasiswa yang selalu mampu berpikir logis. Inilah yang kemudian perlu dipertimbangkan dan bahkan harus ditanggapi positif oleh pemerintah khususnya pihak parlemen.
Apakah mereka tidak malu telah disadarkan oleh para pemuda yang mana mereka nantinya akan menggantikan posisi mereka sebagai penggerak roda kehidupan negara ini.Â
Secara pribadi saya dilema dengan apa yang terjadi di Indonesia saat ini. Karena, semasa saya masih aktif kuliah di kelas, saya berpikir bahwa kita (rakyat dan pemerintah) harus bersatu. Kita tidak boleh saling mencela -pemerintah mencela rakyat dan rakyat mencela pemerintah. Artinya, kita harus padu.
Inilah yang membuat saya menjadi mahasiswa saat itu tidak pernah ingin turun ke jalan. Karena, di pikiran saya selalu tertanam hal-hal yang positif di pemerintah, walau saya adalah rakyat dan bukan dari golongan kelas menengah-atas.Â
Contoh yang ada di pikiran saya ketika ber-positive thinking adalah pemerintah pasti berisikan orang-orang yang masih memikirkan kesejahteraan masyarakat.Â
Pemerintah juga berisikan orang-orang yang ingin masyarakat aman. Bahkan, saya menduga bahwa pemerintah juga merupakan orang-orang yang ingin masyarakatnya santuy.
Namun, kini saya melihat bahwa pemerintah (parlemen) dan komite-komitenya (seringkali juga bias/dianggap sebagai bagian dari pemerintah) semakin ke sini, semakin sering menghasilkan sensasi. Inilah yang membuat saya dilema. Apa bedanya dengan rakyat biasa yang kadang juga memilih untuk berbuat kontroversi?Â
Lalu, bagaimana nasib mahasiswa yang selalu berupaya berada di tengah-tengah, namun pada kenyataannya ada praktik-praktik kejomplangan yang terjadi secara signifikan seperti saat ini.
Inilah yang membuat saya kali ini cenderung mendukung keputusan mahasiswa turun ke jalan. Karena, mereka yang ada di kursi parlemen sudah kehilangan kesehatannya.Â