Sebenarnya tidak hanya penguatan, nama juga dapat menjadi pembentukan identitas. Namun, karena pembentukan itu ranahnya cukup pribadi -berada di lingkup si pemilik nama, maka penulis menyebutnya sebagai penguatan. Artinya, nama bisa diperlihatkan -kepada publik- sebagai simbol eksistensi.
Lalu, mengapa harus Abimana Aryasatya?
Pertama, kita tidak bisa memungkiri bahwa nama Abimana Aryasatya saat ini sangat banyak diperbincangkan. Baik sebelum dan sesudah film Gundala-nya rilis beberapa waktu kemarin (29/8). Berkat perannya sebagai sosok yang paling dikenal di jagat Bumi Langit (menjadi Sancaka/Gundala), maka tidak mengherankan jika nama Abimana sangat populer saat ini.
Apakah kemudian penulis ingin mendompleng kepopuleran Abimana?
Itu bergantung pada berapa jumlah view di artikel ini pasca terunggah. Jadi, penulis secara pribadi tidak berani kepedean dengan menyatakan bahwa mengangkat nama Abimana akan berkaitan dengan pendomplengan popularitasnya. Jika memang tulisan ini menjadi trending, bisa jadi dikarenakan masih banyaknya orang yang belum bisa move on dari pemberitaan tentang Gundala.
Kedua, pengangkatan isu tentang nama dan merujuk pada Abimana yang disebabkan dari adanya kisah pribadi Abimana. Pemeran Dono di Warkop DKI Reborn part 1 tersebut mengungkap bahwa dirinya sebenarnya memiliki nama asli Robertino Candelas. Namun, atas faktor-faktor tertentu, Abimana memutuskan untuk mengganti nama menjadi seperti yang kita gaungkan saat ini.
Ternyata, ada faktor yang sangat krusial di balik adanya perubahan nama dari sosok Abimana. Yaitu, bagaimana caranya agar dapat membentuk identitas yang baik dan itu ternyata harus dimulai dari nama. Sehingga, di sini kita dihadapkan pada pentingnya nama dalam proses pembentukan jati diri. Hingga kemudian mampu memberikan pengaruh terhadap lingkungan sekitarnya.
 Seperti yang kita ketahui dari video tersebut, bahwa nama begitu penting dalam menampilkan wujud seseorang. Bagaimana Abimana begitu memperlihatkan kepada kita betapa sakralnya nama dalam menentukan bagaimana diri kita nanti dapat bertindak dan memberikan pengaruh kepada orang lain dan lingkungan di sekitar kita.
Memang, bukan berarti nama-nama tertentu akan identik dengan tindakan-tindakan yang negatif maupun sebaliknya. Namun, ada kemungkinan bahwa di balik adanya nama yang sedemikian rupa, akan timbul keinginan dari diri pemilik nama tersebut untuk mewujudkan dirinya selayak nama yang disandangnya.
Apa yang disampaikan oleh Abimana cukup menyadarkan kita bahwa nama itu penting dan nama itu akan membantu kita dalam membentuk diri. Hingga kemudian mengarah pada penguatan identitas (mau dikenal seperti apa).
Sebenarnya banyak kasus atau realitas yang berkaitan atau berawal mula dari sebuah nama. Misalnya, keberadaan julukan. Biasanya nama julukan itu mempresentasikan fisik, kebiasaan, hingga karakter. Ada yang berperawakan preman, maka akan diberi julukan nama-nama yang cenderung "beringas". Begitu pula jika ada yang berkebiasaan unik, maka akan mendapatkan julukan yang unik pula.