Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Korelasi Film "Titisan Dewi Ular" dengan KKN di Desa Penari

5 September 2019   20:12 Diperbarui: 5 September 2019   20:20 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampul film Titisan Dewi Ular (1990). |Tribunnews.com/Surya.co.id

Ketiga, adanya kisah romansa yang menghubungkan antara ular dan manusia. Di film yang juga terdapat Ade Irawan (Ibu Radi) dan Muni Cader (Dayan) sebagai pemerannya itu menghadirkan kisah percintaan yang terjalin antara Radi dengan Kemala. Radi yang baru tiba dari London ternyata lebih terpikat oleh Kemala dibandingkan Adinda yang awalnya dijodohkan untuk Radi.

Kisah romansa ini juga mirip dengan KKN di Desa Penari. Konon kabarnya ada salah seorang mahasiswa laki-laki dari kelompok KKN tersebut yang terpikat oleh perempuan cantik yang kemudian diyakini merupakan jin ular. Keberadaan unsur romansa di balik kisah KKN di Desa Penari itu membuatnya dapat related dengan film tersebut.

Memang yang menjadi pembeda adalah kisah KKN di Desa Penari lebih mengedepankan unsur mistis karena wujud dari ular yang mampu menyerupai manusia itu diyakini sebagai jin penunggu di desa tersebut, alih-alih manusia. Sedangkan, di film Titisan Dewi Ular, kita akhirnya mengetahui bahwa Kemala sebenarnya dilahirkan untuk menjadi manusia. Namun, karena ayahnya memiliki karma buruk, maka anak perempuannya dikutuk sementara oleh (semacam) Dewa Ular yang bermahkota Kemala Sakti itu untuk menjadi ular.

Dari sini kita bisa mulai mengetahui bagaimana korelasi antara film jadul itu dengan kisah horor viral yang kabarnya dapat bertahan di puncak trending topik selama lebih dari 24 jam di sebuah media sosial. 

Di sisi lain, ulasan tentang film ini tidak hanya dimunculkan karena mengikuti arus viralnya KKN di Desa Penari namun juga karena film ini memberikan wawasan yang berbeda bagi generasi masa kini yang sudah lebih terbiasa dengan film keluaran 2010-an dan akan cukup beruntung jika pernah menonton film-film keluaran 2000-an.

Dikarenakan film ini mengudara di tahun 1990 (beberapa tahun sebelum penulis lahir), maka ada beberapa hal yang membuat film ini terlihat menarik dan berbeda dibandingkan film masa kini. Apa saja?

Pertama, adanya perpaduan antara unsur agama, budaya, dan gaya.
Agama memang hampir dipastikan selalu muncul di setiap film dan biasanya akan hanya mengambil satu sudut pandang agama saja. Hanya beberapa film tertentu yang menyajikan sudut pandang ataupun setting dari agama yang lebih dari satu. Seperti Ave Mariam dan Tanda Tanya.

Di film Titisan Dewi Ular ini, agama yang diambil adalah Islam dengan bagaimana adanya ucapan salam yang menggunakan cara Islam dan pernikahan yang juga menggunakan cara Islam. Selain itu ada penggunaan pakaian yang memadukan antara pakaian ala Islam dengan budaya Jawa. Yaitu, penggunaan kebaya yang dipadukan dengan hijab.

Paduan antara agama Islam dan budaya Jawa tidak hanya berwujud pakaian saja namun juga dari bahasa. Selain menggunakan salam dengan cara Islam, di film tersebut juga memunculkan gaya berbicara dengan logat maupun kata-kata yang berasal dari Jawa. Hal ini dapat dilihat dari cara berdialog tokoh ibu Radi dan ayah Adinda.

Selain itu, ada pula gaya atau style yang dimunculkan di film ini. Jika merujuk pada cara berpakaian Adinda dan Radi, kita dapat berpikir jika film ini juga menampilkan selera fashion yang dipengaruhi western, entah Inggris, Belanda, atau mungkin Amerika Serikat (AS). Tidak selesai di situ, tipe rumahnya pun dapat dikatakan sudah modern dengan keberadaan kolam renang. 

Ditambah pula dengan adanya "penjualan" daya tarik yang ditampilkan melalui keberadaan pembantu rumah tangga (PRT) Radi yang berpakaian cukup terbuka dan seksi seperti film-film era kerajaan lama Britania (dapat dilihat melalui contoh film Cinderella dan Beauty and The Beast) yang pakaiannya "menonjolkan" salah satu bagian feminitas perempuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun