Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perbedaan Papua dan Catalunya

4 September 2019   10:13 Diperbarui: 4 September 2019   10:54 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tarian Perbatasan yang dimiliki Papua. (Antarafoto.com)

Sebut saja PT. Djarum Indonesia atau Djarum Foundation. Mengapa mereka dapat memiliki program beasiswa? Mengapa mereka dapat terlihat lebih mengayomi anak muda Indonesia? Karena, mereka punya program CSR yang jelas dan mereka dituntut untuk bekerja berdasarkan berhasil dan tidak berhasil dalam waktu yang relatif lebih singkat daripada pegawai di pemerintahan.

Inilah yang membuat program kemanusiaan yang dijalankan pihak swasta lebih cepat dan (terlihat) tepat sasaran. Karena mereka tidak harus mencakup semua wilayah yang ada di Indonesia. 

Freeport sejak dulu sampai sekarang pun hanya mampu mengeruk tanah Papua dan sudah selayaknya pula mereka memperhatikan masyarakat setempat. Begitu pula pihak-pihak swasta lain.

Oleh karena itu, menjadi merdeka atau menuntut kesejahteraan dan kesetaraan itu tidaklah mudah (sesuai angan-angan). Karena harapan-harapan itu tidak hanya membutuhkan peran pemerintah dalam merealisasikannya, namun juga berdasarkan peran masyarakatnya. 

Jika masyarakatnya masih mengikat paham-paham separatisme, radikalisme, dan lain-lain, pemerintah juga akan kesulitan untuk memperhatikan kebutuhan masyarakat, karena mereka pasti harus menghentikan terlebih dahulu ekstrimis-ekstrimis tersebut.
 
Seandainya, Indonesia tidak banyak berkonflik dengan sesamanya, mungkin pemerintahnya akan semakin perhatian dengan masyarakatnya. Bahkan mungkin di setiap rumah akan diperiksa apakah orang-orang didalamnya sudah makan atau belum. Hehehe...

Namun, pada kenyataannya, tidak ada negara di dunia ini yang tidak berkonflik. Entah konflik besar-kecil ataupun laten, setiap negara hampir selalu memilikinya. Apalagi jika negara itu adalah Indonesia yang memiliki wilayah yang tidak sempit.

Jadi, apakah kita bisa bersatu kembali dan fokus menatap ke depan sebagai masyarakat Sabang-Merauke? Itulah yang perlu kita pikirkan dan wujudkan bersama.

Malang, 3-4 September 2019
Deddy Husein S.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun