Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Semarak Gebyar HAN 2019 dan GERNASBAKU di Kota Malang

27 Juli 2019   17:47 Diperbarui: 27 Juli 2019   17:54 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dresscode guru, anak-anak, instruktur, dan keberadaan panggung di Gebyar HAN 2019. (Dokpri/Safira)

Kekurangan kedua adalah penyiapan venue. Di sini ada kaitannya dengan penyediaan panggung, sound system, dan banner. Sebuah acara akan terlihat menarik jika ada panggung yang kokoh dan megah, sound system yang kuat daya jangkaunya (tidak "pecah"), dan banner yang besar.

Jika pihak panitia tidak mampu menyelenggarakan secara totalitas dengan memperhatikan ketiga hal tersebut, maka pilihlah salah satu yang menarik perhatian atau setidaknya menjadi simbol penting dari acara tersebut. Masyarakat memang tahu jika acara Gebyar HAN ini bukanlah acara semenarik band musik nasional yang konser di stadion atau lomba olahraga. Namun, sebagai acara yang diprakarsai oleh jajaran elit, seharusnya tidak kalah menarik dengan acara yang diselenggarakan oleh mahasiswa.

Contoh publikasi Gebyar PAUD beserta ragam agendanya yang diadakan oleh kampus di Purwakarta. (Dokpri/screenshot)
Contoh publikasi Gebyar PAUD beserta ragam agendanya yang diadakan oleh kampus di Purwakarta. (Dokpri/screenshot)

Padahal para mahasiswa jika sedang membuat acara, biasanya modalnya tidaklah banyak, namun mereka tahu situasi dan kondisi. Mereka selalu sadar ruang dan waktu. Inilah yang sebenarnya menjadi momok bagi jajaran elit yang ingin membuat acara meriah namun tidak terlihat totalitas. Karena, biasanya mereka gagal menyadari ruang dan waktu.

Secara ruang, menggunakan Stadion Gajayana untuk menampung 6000-an peserta memang tepat. Namun, secara ruang pula dengan menghadirkan sound system yang kurang tepat, juga akan terasa kurang mengasyikkan. Ditambah pula dengan panggung dan banner yang tidak besar. Jika memang panggungnya tidak penting (hanya untuk podium sambutan saja), maka buatlah banner besar yang bisa menyimbolkan pentingnya acara itu. Karena dengan adanya banner yang besar, para peserta pun dapat mengabadikan momen perayaan HAN dengan bukti konkrit berupa foto bersama di depan banner tersebut.

Contoh sesi pemotretan anak dengan banner acara Gebyar HAN/PAUD. (Dokpri/screenshot/AdhistyHandriyani)
Contoh sesi pemotretan anak dengan banner acara Gebyar HAN/PAUD. (Dokpri/screenshot/AdhistyHandriyani)

Meski acara ini hanya disemarakkan oleh anak-anak kecil, ketotalitasan dalam menyelenggarakan acara ini seharusnya tetap ada, minimal di satu-dua sisi. Jangan hanya mengejar kuantitas dari jumlah pesertanya, lalu mengabaikan unsur-unsur menarik lainnya yang sangat berkaitan erat dengan sadar waktu. Yaitu menyadari bahwa acara ini diselenggarakan di tahun 2019, yang mana setiap anak, orangtua, dan guru sangat menyukai momen-momen berfoto bersama. Sehingga, ketika mereka tidak menemukan sisi ikonik di acara ini -untuk dijadikan setting berfoto, rasanya pasti akan ada kejanggalan.

Di poin terakhir, ada sisi kekurangan yang cukup fatal dari acara ini yang masih ada kaitannya dengan sadar waktu, yaitu publikasi. Padahal acara ini adalah acara yang positif, namun mengapa tidak ada publikasi yang cukup gencar?

Tidak ada publikasi atau promosi tentang akan terselenggaranya acara ini di website. (Dokpri/screenshot)
Tidak ada publikasi atau promosi tentang akan terselenggaranya acara ini di website. (Dokpri/screenshot)

Seharusnya di publikasi ini ada pengenalan acara Gebyar HAN yang akan diselenggarakan. (Dokpri/screenshot)
Seharusnya di publikasi ini ada pengenalan acara Gebyar HAN yang akan diselenggarakan. (Dokpri/screenshot)

Unggahan terkini di akun medsos yang lain. (Dokpri/screenshot)
Unggahan terkini di akun medsos yang lain. (Dokpri/screenshot)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun