Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kita Sulit Menghindari Ketergantungan

21 Juli 2019   21:32 Diperbarui: 25 Juli 2019   12:24 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ketergantungan medsos. (Tech.co)

Ilustrasi ketergantungan medsos. (Tech.co)
Ilustrasi ketergantungan medsos. (Tech.co)

Ketergantungan terhadap media sosial itu juga dapat dinilai menyimpang jika dipergunakan semakin tidak wajar. Begitupula jika kita ketergantungan membaca komik. Bahkan, di era 2000-an membaca komik itu harus secara sembunyi-sembunyi atau harus menunggu momen liburan. Sama halnya dengan bermain playstation (PS). Dulu bermain game mobile masih jarang. Karena, tidak semua anak memiliki ponsel bagus. Berbeda dengan sekarang, yang setiap anak sudah memiliki ponsel pintar yang dapat digunakan untuk bermain game online.

Maka, kalau dulu kecanduannya adalah bermain PS. Kalau sekarang, anak-anak hingga om-om dan tante-tante pun dapat kecanduan game mobile. Namun, bedanya, tidak ada orang yang kecanduan game lalu dipenjara. Kecuali kalau membunuh orang dengan alibi efek dari bermain game. Itu beda cerita.

Ilustrasi kriminal. (Chronicle.co.zw)
Ilustrasi kriminal. (Chronicle.co.zw)

Kembali pada kasus narkoba, rata-rata pengguna narkoba dapat melakukan tindakan-tindakan di luar aturan. Dari pencurian, penjambretan, perampokan, dan penipuan dapat dilakukan oleh mereka yang terlanjur adiksi terhadap narkoba dan kesulitan untuk menebus obat-obatan terlarang itu --yang harganya mahal. Namun, bagi yang berkecukupan, tindakan kriminal itu masih bisa dihindari meski bisa saja dialihkan dengan tindakan yang lain. Misalnya, si pecandu terus berupaya mencari ladang mencari uang agar dapat tetap mampu menebus obat-obatan tersebut. Sehingga, muncul istilah "gila kerja" atau "rakus pekerjaan".

Lalu, bagaimana jika kita ingin terlepas dari tindakan adiksi (salah satunya adalah narkoba)?

Jawabannya cukup sederhana. Yaitu, alihkan adiksimu ke adiksi yang lain. Tentunya adiksi pengalihan itu harus yang "lebih aman" dibandingkan adiksi yang terlihat berbahaya, seperti narkoba. Karena, sekali kena, pasti sangat sulit untuk melepaskan ketergantungannya terhadap obat-obatan terlarang tersebut.

Jadi, sebenarnya, kita masing-masing tetaplah berkutat pada tindakan adiksi. Termasuk ketergantungan terhadap doktrin agama. Ketika doktrin agama menjadi suatu hal yang sangat amat digenggam erat, maka kita juga termasuk adiksi terhadap agama. Perbedaannya adalah agama memiliki nilai-nilai positif dibandingkan adiksi-adiksi yang lain. Namun, tetap saja ketika suatu hal diyakini terlalu berlebihan, maka penjurusannya juga akan ke tindakan-tindakan yang (dinilai) tidak wajar. Termasuk mengalirkan doktrin ke orang lain dan ketika doktrin itu ditolak, ada persengketaan. Artinya, ketergantungan yang berlebih tetaplah tidak baik, apapun itu bentuknya.

Ilustrasi mencari kejelasan terhadap suatu hal. (Metopenkomp.blogspot.com)
Ilustrasi mencari kejelasan terhadap suatu hal. (Metopenkomp.blogspot.com)

Maka dari itu, ada satu saran lagi jika kita terlanjur terjerat adiksi. Yaitu, perbanyaklah eksplorasimu. Ketika kamu memiliki daya jelajah yang banyak, maka kamu akan mudah melupakan adiksimu. Karena, dihadapanmu masih ada banyak hal yang menarik untuk kamu lakukan.

Misalnya, ketika terlalu ketergantungan dengan serial Korea, maka carilah kegiatan lain, seperti menulis cerpen atau puisi yang terinspirasi oleh serial-serial yang kamu tonton. Begitu pula jika kamu terlalu adiktif dengan medsos, maka carilah kegiatan menarik di medsos dengan membuat grup yang membahas tentang dunia kreativitas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun