Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Belajar Sukses dari Keberuntungan Aljazair Menjuarai Piala Afrika 2019

20 Juli 2019   14:43 Diperbarui: 20 Juli 2019   19:41 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Statistik final Piala Afrika 2019. (Dokpri/Screenshots/Google/PialaAfrika)

Situasi ini jelas berbeda dengan pemain-pemain di posisi lain. Apalagi jika dibandingkan dengan pemain tengah yang sangat menuntut kecerdasan dalam melihat situasi permainan secara kompleks. Sedangkan seorang kiper lebih dituntut untuk mampu merespon cepat dibandingkan berpikir terlebih dahulu.

Hal ini sangat terlihat di momen tendangan itu terjadi. Kiper S.P.A.L itu sebenarnya sudah bergerak untuk mengantisipasi tendangan pemain Aljazair tersebut. Namun, yang diantisipasi adalah arah bola "pertama" (by shot) bukan arah bola "kedua" (deflected).

Selain itu, Gomis juga sudah berada di positioning yang tidak tepat. Dia terlihat berada sedikit ke depan karena (mungkin) dia menduga bola dapat di "jemput" jauh dari mistarnya. Namun, ternyata bolanya masih melambung dan jatuh menukik tepat beberapa sentimeter di depan mistar gawang.

Lalu, apakah ini salah Sane?

Tentu saja tidak. Karena, menutup ruang tembak adalah tugas penting seorang bek. Maka, Sane (sebenarnya) sudah melaksanakan tugasnya dengan baik. Namun, ketidakberuntungan "memayungi" dirinya, sehingga bola pentalan dari aksinya itu justru masuk ke gawangnya. Skor 1-0 tercipta untuk keunggulan Aljazair, dan Sadio Mane dkk berupaya keras untuk menyamakan kedudukan.

Berbagai upaya dan peluang dihasilkan oleh skuad Senegal. Namun, usaha itu seringkali menemui kebuntuan. Performa apik kiper Aljazair dan juga batalnya klaim penalti, membuat Senegal tidak mampu mengalahkan ketidakberuntungannya di final tersebut.

Statistik final Piala Afrika 2019. (Dokpri/Screenshots/Google/PialaAfrika)
Statistik final Piala Afrika 2019. (Dokpri/Screenshots/Google/PialaAfrika)

Sebaliknya, Riyad Mahrez dkk mampu merengkuh juara dengan keberuntungan yang besar. Meski, itu juga tak lepas dari usaha mempertahankan keunggulan mereka sepanjang pertandingan. Kemenangan ini pula menunjukkan kepada kita bahwa suatu keberhasilan tidak hanya berbicara soal usaha yang besar (terus-menerus), namun juga perlu adanya keberuntungan.

Tanpa keberuntungan, usaha hanya menjadi tabungan motivasi untuk tetap yakin bahwa esok masih ada kesempatan lagi. Sedangkan dengan keberuntungan, hari ini bisa menikmati keberhasilan, maka besok harus mampu mempertahankannya.

Artinya, suatu keberhasilan tidak hanya berbicara hari ini, namun juga hari esok. Karena, belum tentu keberuntungan kembali hadir. Bisa saja esok adalah waktunya orang lain yang menikmati keberuntungannya.

Hal ini juga berlaku untuk timnas Senegal. Meski mereka gagal juara tahun ini, tetap ada harapan jika di tahun-tahun berikutnya mereka akan lebih baik lagi. Sedangkan bagi skuad Aljazair, mereka harus kembali ke Bumi untuk dapat mempertahankan pondasi mereka agar kehebatan mereka tidak cepat luntur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun