Tidak hanya berita tentang Sidang Keputusan Mahkamah Konstitusi yang menjadi perhatian publik Indonesia. Namun ada juga kabar yang mengejutkan dari figur publik di negeri seberang, Korea Selatan. Kabar itu hadir dari pasangan suami-istri Song Joong Ki dan Song Hye Kyo.
Alih-alih mendengar kabar pasangan yang disebut-sebut sebagai pasangan idaman ini akan memiliki momongan. Namun, yang terdengar justru kabar sebaliknya. Song Hye Kyo menggugat cerai Song Joong Ki. Artinya pasangan idaman ini pun berpisah. Kenapa?
Dari pihak perempuan dan sahabat dari eks mempelai sudah memberikan konfirmasi tentang alasan perceraian itu harus terjadi. Begitu pula di kalangan masyarakat umum, pastinya juga memiliki pemikiran tersendiri tentang adanya perceraian. Dari perihal perbedaan pendapat, yang biasanya juga disebut perbedaan visi-misi pernikahan. Hingga adanya keluhan bahwa ternyata pasca menikah, karakter seseorang akan terlihat seperti berbeda dibandingkan sebelum menikah.
Dari sini kemudian muncul asumsi tentang penyebab perceraian. Baik itu perceraian yang menimpa masyarakat umum, maupun figur publik, khususnya figur entertainment. Kira-kira, apa yang membuat mereka harus bercerai?
Faktor pertama adalah penyebab terjadinya cinta di antara keduanya.
Kita ambil contoh pada Song Song Couple ini (mungkin sekarang sudah tidak lagi disebut demikian). Pada jalinan asmara yang terjadi pada Song Hye Kyo dan Song Jong Ki ini disebut-sebut bermula dari proyek syuting "Descendants of the Sun". Keduanya terlibat menjadi pasangan tokoh utama di serial tersebut.
Bermula dari situ, kemudian jalinan asmara di antara keduanya disebut sebagai cinta lokasi (cinlok). Mereka tidak hanya berpacaran, namun berhasil pula mencapai pelaminan. Meski demikian, hubungan itu nyatanya tak selanggeng yang diinginkan oleh mereka dan publik. Lalu, apakah hubungan dari cinlok itu akan sulit untuk langgeng?
Hampir semua figur entertainment mengalami cinlok dan mereka juga dapat melangsungkan pernikahan. Beberapa figur tersebut, pada akhirnya juga tetap mampu menjaga bahtera rumah tangganya menjadi langgeng. Kita sebut saja sepasang aktor dan aktris yang pernah menjadi sosok sentral di pertelevisian Indonesia. Yaitu, Anjasmara dan Dian Nitami. Begitu pula dengan Primus Yustisio dan Jihan Fahira. Atau jika ingin sedikit muda, bisa merujuk pada Nayla "Nana" Mirdad dan Andrew White.
Memang, masih bisa diamini pula jika hubungan cinlok tidak dapat seratus persen menjamin kelanggengan. Hal ini bisa dikarenakan adanya unexpected dari masing-masing individu terhadap pasangannya. Bisa jadi, mereka yang cinlok itu adalah orang-orang yang terbuai dengan karakter "front stage" yang ditampilkan oleh rekan kerjanya.
Meski demikian, jika ranahnya sudah mencapai bahtera rumah tangga, seharusnya perkenalan individu-individu di antara pasangan itu sudah mencapai tahap yang kuat. Artinya, kalaupun ada perbedaan dan juga munculnya hal-hal yang di luar dugaan, seharusnya dapat diperbincangkan. Mengapa demikian?
Karena, ketika sudah menjadi pasutri, maka ruang dan waktu kebersamaan seharusnya lebih leluasa. Bukan berarti selalu ada, namun lebih ke leluasaan yang berbeda dibandingkan saat masih pacaran. Jika ingin berantem, mereka punya hak. Bahkan, mungkin itu adalah situasi yang wajib ada, agar hubungan mereka terlatih untuk menghadapi permasalahan.
Perpisahan jelas bukan suatu peristiwa yang diinginkan setiap pasangan. Namun, hal ini bisa saja terjadi. Termasuk bagi yang mengalami cinlok. Walau begitu, tidak semuanya hubungan yang berdasarkan cinlok tidak dapat bertahan selamanya.
Faktor kedua adalah perbedaan usia. Ex Song Song Couple ini juga memiliki faktor ini. Song Hye Kyo jelas menjadi sosok idola para penikmat drama Korea sejak lama. Namanya bahkan lebih besar dibandingkan Song Joong Ki. Namun, karena Song Hye Kyo adalah perempuan dan biasanya pengagum aktris itu tidak seheboh pengagum aktor. Maka, pengaruh Song Hye Kyo kepada publik saat melangsungkan pernikahan tidak sekuat respon penggemar Song Joong Ki. Mengapa?
Karena, pernikahan untuk Song Hye Kyo adalah suatu kewajaran. Sebagai perempuan -jika status figur publiknya dihilangkan- dia tentunya sudah diharapkan menikah lebih cepat daripada saat itu. Sehingga, pernikahan Hye Kyo adalah keniscayaan.
Dari sini kita bisa melihat bahwa Song Hye Kyo lebih tua dari Song Joong Ki. Perbedaan usia yang biasanya hanya terjadi pada pihak lelaki yang lebih tua, namun nyatanya di pasangan ini situasinya berbeda. Namun, bukan berarti istri yang lebih tua itu akan membuat hubungan pasutri tidak dapat langgeng.
Kita bisa ambil contoh pada pernikahan Ussy Sulistyowati dengan Andhika Pratama. Keduanya bisa tetap bersama meski pihak perempuan lebih tua. Namun, sebenarnya perbedaan usia tidak hanya menjadi "accident" saat si perempuan yang lebih tua. Di pihak lelaki juga sama.
Ketika pihak lelaki terlalu tua, juga akan menghadirkan permasalahan. Namun, yang menjadi pembeda adalah rata-rata dari pihak lelaki memilih diam ketika terjadi perbedaan pendapat. Apalagi karena sudah merasa lebih tua, maka, sabar lebih dikedepankan dibandingkan memaksakan kehendak -menyaingi energi muda dari pasangannya.
Hal ini akan sedikit berbeda ketika lelakinya lebih muda. Meski, si lelaki akan berusaha bersikap dewasa, namun mereka pada suatu momen akan pernah berpikir jika mereka lebih muda.Â
Maka, mereka kadangkala merasa perlu untuk lebih diperhatikan. Inilah yang dapat menjadi permasalahan. Apalagi jika tidak sampai dirundingkan ataupun dimengerti oleh pasangannya.
Faktor ketiga nan krusial adalah karakter.
Meski cinlok dan perbedaan usia dapat menjadi faktor di balik keberlangsungan sebuah hubungan. Namun, yang membuat cinlok dan perbedaan usia tidak menjadi permasalahan ataupun sebaliknya adalah karakter.
Jika karakter keduanya cocok, maka, faktor cinlok dan perbedaan usia akan menjadi pelengkap saja dari terciptanya hubungan tersebut. Begitu pula jika tidak cocok. Maka, seintensif apapun pertemuan keduanya, hubungan tersebut tidak akan sampai berlanjut ke tahap yang intim.
Namun, karena cinlok, biasanya seseorang lupa untuk mengetahui karakter asli calon pasangannya. Sehingga yang terjadi adalah perselisihan yang didasari oleh pemandangan "unexpected" antar individu. Inilah yang seharusnya diperhatikan bagi setiap individu ketika terlibat dalam suatu proyek yang sama dan menemukan orang yang terlihat spesial.
Kenali dulu si dia sebelum ingin menjadikannya sebagai pasangan. Karena tidak selamanya hubungan itu murni seperti pepatah Jawa "tresno jalaran soko kulino". Tapi, kecocokan karakter juga perlu. Cocok tidak berarti harus sama. Justru haruslah berbeda, agar hubungan itu langgeng bukan karena saling memahami dalam diam saja, namun juga dengan kata-kata dan tindakan. Dari situ, mungkin suatu hubungan akan tetap terjaga sampai akhir hayat keduanya.
Ngomong-ngomong, artikel ini tidak didasari seratus persen oleh pengalaman penulis dalam menjalin hubungan istimewa dengan seseorang. Melainkan karena pembauran dari sedikit pengalaman dan tentunya dengan beberapa referensi yang dapat menjadi dasar pengetahuan dan penulisan artikel ini. Semoga bermanfaat dan salam merajut kasih!
Tulungagung, 28-29 Juni 2019
Deddy Husein S.
Referensi:
Kata sahabat tentang perceraian Song Song Couple. (Liputan6.com), Tips untuk jaga perkawinan. (Liputan6.com), Kecocokan karakter juga bisa dilihat dari zodiak. (Liputan6.com), Teori front stage-back stage Erving Goffman. (Thoughtco.com).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI