Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Apakah Permainan Timnas Indonesia Sudah Bagus?

16 Juni 2019   14:57 Diperbarui: 16 Juni 2019   15:04 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Skuad timnas Indonesia saat menjamu Vanuatu di SUGBK (15/6). (msn.com)

Posisi ke-7 dihuni oleh pemain senior yang akhirnya mendapatkan kesempatan untuk kembali mengenakan jersey merah timnas, Irfan Bachdim. Di laga ini, Irfan dijadikan sebagai pemain yang berdiri di belakang Beto. Posisi yang bisa disebut alami bagi Irfan yang memang cukup mampu berperan sebagai salah satu pengreasi serangan. Namun di laga ini, Irfan lebih disebut sebagai penyerang bayangan (second forward) dibandingkan menjadi pemain tengah. Karena, dirinya di pertandingan ini tidak banyak terlibat dalam kreasi penyerangan, meski keberadaannya mampu membuat konsentrasi pertahanan lawan tak hanya berfokus pada Beto.

Jika melihat perannya di Bali United dan visi bermainnya yang bagus, sebenarnya di laga ini Irfan tidak tampil pada performa yang bagus. Sehingga, namanya sedikit tenggelam dibandingkan Riko apalagi Andik. Namun, sebagai salah satu pemain yang selalu mendukung pergerakan Beto, tentunya Irfan sudah dapat disebut telah bermain maksimal untuk timnas. Poin 6.5 memang tidaklah bagus untuk nama besar Irfan di sepakbola nasional. Namun, dengan performanya di laga tadi malam, itu sudah cukup tepat.

Nama selanjutnya (posisi ke-8) adalah Yustinus Pae. Pemain senior di Liga Indonesia ini mendapatkan kesempatan tampil sejak menit pertama sebagai bek kanan. Artinya, dia menjalankan peran normalnya sekaligus menggantikan area bermain Ruben Sanadi -yang bermain di laga sebelumnya. Timnas bermain kembali dengan menggunakan 4 bek dan ini membuat nama Yustinus layak untuk dikedepankan sebagai bek sayap kanan (full back).

Di laga ini, Yustinus cukup mampu menjalankan perannya, meski dirinya tidaklah terlalu sering melakukan overlap. Namun jika dibandingkan dengan Ricky Fajrin yang bermain di kiri, maka, Yustinus bisa disebut lebih baik dalam hal membantu penyerangan. Sedangkan dalam urusan bertahan Yustinus masih kurang kuat. Sehingga, dirinya acapkali dibantu oleh rekan-rekannya. Salah satunya tentu adalah Yanto Basna yang beroperasi di sisi tengah bagian kanan.

Melihat performanya yang sudah berupaya maksimal, maka, poin 6 sudah tepat. Apalagi dirinya sudah menjalankan perannya sebagai full back kanan yang alamiah seperti saat bermain di Persipura. Poin ini juga tepat disematkan kepada Ricky Fajrin dan Hansamu Yama.

Ricky Fajrin yang akhirnya mendapatkan kesempatan tampil sejak menit pertama tentunya bagus untuk membangun kepercayaan diri sekaligus jam terbang di level senior. Sedangkan bagi Hansamu, performanya bisa dibilang biasa-biasa saja untuk sekelas bek berpengalaman di level timnas seperti dirinya. Bahkan, di satu-dua momen, Hansamu juga masih terlihat kurang tenang ketika menghadapi serangan lawan.

Nilai plus bagi Hansamu yang membuat dirinya berbeda dibandingkan Yanto Basna adalah dirinya lebih tahu bagaimana membangun transisi dari bertahan ke menyerang. Apalagi di lini tengah ada Zulfiandi dan Evan Dimas yang sama-sama menjadi alumni timnas junior. Sehingga, ini menjadi sisi keunggulan, selain karena posturnya yang ideal sebagai bek tengah.

Namun, sebagai bek tengah dan salah satu kapten timnas, Hansamu seharusnya mampu bermain lebih tenang dan terukur. Karena hal ini dapat menjadi patokan kualitas bertahan timnas sekaligus memberikan kenyamanan pula kepada rekan-rekannya termasuk kiper. Jika kesalahan di bek tengah terjadi, maka penjaga gawang pun harus mulai berpikir keras untuk menanggulanginya -selain berfokus di bawah mistar gawangnya. Hal ini yang kemudian membuat pekerjaan rumah pertahanan timnas juga mengarah pada Andritany Ardhiyasa.

Sebagai pilihan utama di penjaga gawang timnas, tentunya Andritany sudah berupaya maksimal untuk menunjukkan kualitasnya. Namun, di dua laga uji coba timnas, Andritany terlihat kurang nyaman untuk mengawal gawangnya. Ini tentunya bukan kabar bagus, jika sampai hal ini tetap terjadi dan membuat Andritany harus kehilangan statusnya sebagai kiper utama timnas. Karena, dengan jam terbangnya yang tinggi tentunya Andritany diharapkan masih mampu mengawal gawang timnas hingga beberapa tahun ke depan --sebelum tongkat estafet mengarah ke kiper lainnya.

Melalui rate ini, kemudian kita dapat melihat bahwa tidak semua pemain timnas telah bermain bagus --sesuai standar permainan mereka masing-masing. Secara subjektif di dalam artikel inipun, nama-nama besar seperti Andritany, Hansamu, dan Irfan Bachdim mendapatkan sorotan. Karena performanya kurang bagus, meski mereka tampil melawan tim yang kurang mampu menguji kapasitas bermain mereka.

Semoga, timnas tetap bergerak maju pasca pertandingan ini. Kemenangan memang patut disyukuri dan dirayakan sejenak. Namun, pekerjaan rumah selalu ada. Namun, dengan semangat besar, tentunya pekerjaan rumah itu mampu dihadapi. Tetap semangat Garuda Indonesia! Terbanglah lagi lebih jauh!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun