Hal ini terjadi ketika Evan Dimas ditarik keluar dan menyisakan dirinya sebagai pemain yang lebih cakap untuk mengatur ritme permainan, khususnya dalam hal membangun serangan. Bahkan, si pemain juga memiliki peran besar pada terciptanya beberapa gol timnas dan membuat si pemain dapat disebut-sebut telah kembali pada performa yang bagus untuk timnas Indonesia.
Posisi keempat adalah Riko Simanjuntak. Meski tak mencetak gol di laga ini (mencetak 1 assist kepada Evan) dan juga tidak tampil penuh, namun akselerasinya di pertandingan ini selalu mampu merepotkan pertahanan lawan. Khususnya di babak pertama, yang mana dapat dilihat bahwa bola-bola panjang dari Zulfiandi maupun Evan Dimas selalu diarahkan ke Riko dan dia selalu mampu menerobos ke pertahanan lawan.
Namun, ada satu hal yang dapat menjadi koreksi bagi performa pemain Persija ini. Yaitu, kurang bagusnya timing Riko untuk membagi bola ke rekannya ketika dirinya sudah mampu merangsek ke dalam kotak penalti. Hal ini dapat terjadi karena kecepatan Riko memang terlampau jauh untuk dapat diimbangi oleh pergerakan Beto Goncalves yang tidak selalu 'mendorong' bek lawan untuk mundur.
Beto tidak seperti Marko Simic yang pergerakannya mengikuti garis tertinggi Riko saat membawa bola. Sehingga, ketika Riko sampai pada titik yang diincar untuk membuat umpang silang (crossing) maka bola akan meluncur lurus dan siap ditanduk oleh target-man. Namun, ketika Riko melihat rekannya tidak berada dalam waktu yang sama untuk menerima bola crossing maka, Riko lebih memilih untuk terus membawa bola.
Inilah yang terjadi pada permainan Riko khususnya di babak pertama. Sedangkan di babak kedua permainan Riko cenderung biasa-biasa saja karena sering berotasi dengan Andik dan sepertinya pertandingan ini bukan waktunya untuk Riko bermain lebih baik seperti biasanya. Faktor keinginan untuk mencetak gol juga membuat Riko mulai memiliki ego untuk mencari peluang untuk dirinya sendiri dibandingkan tetap fokus membangun peluang dan berbagi kesempatan pada rekannya.
Hal ini wajar, karena dirinya sudah mulai memiliki nama besar dan sebagai pemain yang berada di garis tertinggi di lini kedua, tentunya akan sangat baik jika dirinya juga mampu mencetak gol selain jago memberikan operan-operan terukur. Apalagi jika mampu mencetak gol untuk timnas, maka itu akan menjadi momen yang luar biasa bagi setiap pemain, termasuk Riko Simanjuntak.
Posisi kelima diisi oleh bek tengah yang bermain di Liga Thailand, yaitu Yanto Basna. Yanto di pertandingan ini kembali dipercaya untuk bermain sejak menit pertama dan menjadi duet dengan Hansamu Yama. Pilihan Simon di laga ini ternyata mampu dijawab performa yang tergolong bagus bagi seorang bek yang di laga sebelumnya juga sudah berupaya tampil maksimal untuk timnas. Bahkan, sebenarnya menghadapi tim seperti Vanuatu, timnas dapat lebih bermain eksperimen dengan memainkan bek seperti Ahmad Jufriyanto dibandingkan Yanto yang mungkin dapat sedikit diistirahatkan di laga ini.
Namun menjadi pemain utama di laga ini, justru memberikan kesempatan bagi Yanto untuk membuktikan jika dirinya mampu tampil konsisten dalam menjaga lini pertahanan timnas Indonesia. Keberadaannya juga membuat pertahanan timnas tetap dapat bernafas lega, karena dirinya juga mampu menghadapi permainan lawan yang lebih mengandalkan akselerasi individu dibandingkan kerja sama tim.
Memang, di beberapa momen dia nyaris melakukan keputusan yang sedikit salah, namun, dengan pengalamannya bermain di luar negeri, membuat dirinya masih mampu menahan diri untuk tidak tampil sembrono. Dirinya juga masih mampu menunjukkan tackling bersih di beberapa momen termasuk saat di babak pertama ketika tim Vanuatu sempat memiliki kesempatan untuk memasuki kotak penalti timnas. Poin 7.5 untuk seorang bek tengah yang bermain 90 menit tentunya sudah bagus.
Di posisi selanjutnya (ke-6), ada nama rekan duet Evan Dimas di lini tengah, yaitu Zulfiandi. Pemain yang gaya mainnya (disebut-sebut) sedikit mirip dengan Sergio Busquets ini sudah sesuai prediksi akan cocok dimainkan di laga ini. Karena timnas Indonesia di laga ini sangat dominan dalam membangun serangan, sehingga butuh pemain yang tak hanya mampu membantu pertahanan di lini kedua, namun juga membantu penyerangan.
Visi bermainnya yang sudah klop dengan Evan Dimas, membuat dirinya sangat dibutuhkan di laga ini. Termasuk ketika Simon menarik keluar Evan Dimas. Maka, perlu ada back up di lini tengah yang masih mampu mendukung penyerangan, dan itu mampu diperankan oleh Zulfiandi. Pemain ini juga bermain 90 menit, sehingga ganjaran poin 7 Â untuknya sudah tepat.