Nama kedua adalah Robin van Persie. Lagi-lagi, seorang penyerang subur milik Arsenal yang akhirnya memilih pergi dari Emirates Stadium. Hijrahnya RvP juga menjadi drama di dunia persepakbolaan dunia, khususnya bagi pendukung Arsenal, karena pemain asal Belanda itu pergi ketika dirinya sedang menjadi tumpuan besar bagi Arsenal. Ibaratnya, Arsenal ditinggal pergi ketika sangat sayang-sayangnya (pada RvP).
Betul! Van Persie pergi setelah menjadi pemain Arsenal yang paling subur di setiap musimnya, bahkan juga telah menyabet gelar topskor di Premier League. Semakin ironis bagi Arsenal, ketika mereka melihat RvP berhasil merengkuh gelar juara Premier League bersama Manchester United di musim pertamanya berada di Old Trafford. Inilah yang kemudian menjadi alasan kuat bagi si pemain untuk pindah dari Arsenal, yaitu gelar juara.
Nama ketiga adalah Wojciech Szczesny. Penjaga gawang asal Polandia ini awalnya diprediksi bakal menjadi penjaga gawang legendaris untuk Arsenal. Karena, pemain ini sudah berada di tim utama di usianya yang masih muda. Namun, performa Arsenal yang tak begitu bagus, khususnya dalam hal bertahan konon menjadikan nama Szczesny sebagai salah satu penyebab dari kerapuhan pertahanan Arsenal.
Arsenal pun bergerak dalam upaya mencari penjaga gawang yang berkualitas, hingga akhirnya pilihan itu jatuh pada Petr Cech yang memilih tetap berada di London meski tak lagi berbaju biru Chelsea. Sebenarnya tidak hanya Cech yang dinilai telah menggusur Szczesny, namun juga karena Arsenal masih memiliki penjaga gawang lainnya yang dinilai dapat menjadi andalan kedua, yaitu David Ospina.
Szczesny tak bisa menolak garis perjalanan karirnya untuk pergi dari Emirates Stadium meski awalnya dia hanya berstatus pemain pinjaman di AS Roma. Namun, karena si pemain mulai betah di Italia, maka, Szczesny memilih untuk benar-benar pergi secara permanen. Uniknya, karir Szczesny semakin membaik pasca ketertarikan Juventus untuk menjadikan Szczesny sebagai pengganti Buffon yang kian menua.
Secara performa, Buffon memang masih dapat tampil prima, namun Juventus sepertinya menginginkan adanya kesegeraan dalam meregenerasi skuad juaranya. Maklum, misi untuk terus menjadi klub terbaik di Serie A adalah prioritas Juventus. Sehingga, pilihan terhadap penjaga gawang baru pun jatuh pada Szczesny, dan hasilnya adalah berbagai gelar domestik di Italia berhasil diraih oleh Szczesny bersama Si Nyonya Besar.
Pemain keempat adalah salah satu kapten Arsenal yang lagi-lagi hengkang dari Arsenal setelah Henry, RvP, Thomas Vermaelen, dan terakhir adalah Francesc Fabregas. Pemain asal Spanyol ini awalnya hijrah untuk pulang. Artinya, kepindahannya dari Arsenal adalah untuk pulang kampung ke Barcelona.
Lagi-lagi karena alasan tak kunjung mendapatkan gelar di Arsenal yang membuat Cesc Fabregas memilih pergi setelah berada di Arsenal dalam waktu yang lama, bahkan sampai akhirnya menjadi kapten tim. Namun, karena tak kunjung berprestasi, maka Fabregas mencoba mencari peluang untuk merajut karir yang lebih baik, dan pilihannya pun tidak buruk. Karena, bergabung ke klub yang selalu menggaransi gelar juara di setiap musimnya.
Namun yang menjadi kemirisan bagi pendukung Arsenal adalah ketika melihat Fabregas kembali ke Inggris bukan untuk pulang ke Emirates Stadium, melainkan berbelok ke Stamford Bridge. Pemilik nomor 4 ini pada akhirnya berkostum biru, Chelsea dan berhasil mengikuti jejak RvP, yaitu menyicipi gelar juara Premier League. Sungguh menyedihkan bagi pendukung Arsenal. Karena, lagi-lagi harus melihat mantan pemainnya merayakan gelar juara justru dengan klub rival.
Nama terakhir tentunya adalah Olivier Giroud. Pemain yang ditumbuhkan namanya oleh Montpellier dan dikembangkan oleh Arsenal itu pada akhirnya benar-benar merasakan gelar juara yang lebih baik dengan berkostum biru. Memang pemain ini tidak merasakan paceklik gelar sepanjang Fabregas dan RvP. Namun, tanpa merasakan gelar Premier League (bersama Arsenal), rasanya Giroud akan tidak pernah tahu rasanya merayakan gelar hebat di level klub.
Apalagi pemain ini pernah menjadi jawara di Ligue 1 sebelum hijrah ke Inggris. Maka, secara pengalaman, pemain ini tentunya sangat haus untuk meraih gelar lagi. Inilah yang kemudian dapat membuat Giroud terus berupaya tampil maksimal untuk Arsenal.Â