Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Arema FC Tidak Berkutik Lagi di Markas Borneo FC

23 Mei 2019   07:25 Diperbarui: 23 Mei 2019   07:43 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inilah yang menjadi faktor ketiga yang menyebabkan Arema gagal di pertandingan ini. Yaitu, tidak melakukan perubahan taktik. Sesuatu yang sempat disinggung oleh komentator Yusuf Kurniawan di laga tersebut. Karena, sang komentator menilai Comvalius tidak berkembang dan membuat permainan Arema juga tidak berkembang.

Namun, Milo tetap memilih Comvalius untuk berada di atas lapangan dibandingkan mencoba mengembalikan permainan Arema di Piala Presiden yang tanpa striker asing namun justru selalu mampu merepotkan pertahanan lawan-lawannya.

Dari sini, kita dapat melihat bahwa Arema seperti belum beradaptasi dengan permainan yang baru ketika Comvalius hadir. Hal ini dapat terjadi karena, tim ini sudah mulai terbiasa bermain sporadis nan atraktif dalam menyerang. Sehingga, siapapun pemain di depan, dialah yang berhak mengeksekusi peluang.

Permainan ini dapat kita lihat ketika Arema FC berlaga di Piala Presiden 2019. Yaitu ketika sedang membangun serangan, para pemain belakang dan tengah bebas untuk memilih siapa target operannya. Tidak harus Dedik Setiawan, tidak harus Rivaldi Bouwo, bahkan juga seringkali merubah target operan dengan keberadaan Ricky Kayame, Ahmad Hardianto, maupun pemain-pemain depan lainnya.

Memang, secara permainan, para pemain depan ini adalah tipikal penggiring bola, namun, ketika menghadapi duet bek besar seperti yang dimiliki Borneo FC, maka, tidak terlalu buruk jika Milo berani menggunakan para pemain depan ini dibandingkan memainkan Comvalius.

Kita memang tidak bisa memungkiri, bahwa Comvalius sudah memiliki nama besar dan kualitas mencetak golnya mumpuni. Ini pula yang dicari Arema guna memperbaiki performa lini depannya dibanding musim lalu. Namun, ketika Comvalius hadir, nyatanya para pemain lainnya masih kagok dan terkesan terlalu polos dalam memanfaatkan keberadaan Comvalius---tidak ada variasi serangan.

Situasi ini sebenarnya juga berlaku di Borneo FC. Mereka memainkan target-man yang nyaris 11-12 dengan Comvalius, yaitu Mathias Conti. Namun, ketika Lerby Eliandri masuk, Borneo mengalami perubahan permainan. Yaitu, pelatih Mario Gomez memilih untuk menantang duet bek tengah Arthur Cunha da Rocha dan Hamka Hamzah dengan duet Conti-Lerby.

Keberadaan dua striker tinggi besar itu, membuat para pemain tengah Borneo semakin percaya diri untuk bertarung dan membangun serangan terus-menerus, dan hasilnya adalah dua gol untuk sang tuan rumah. Taktik semacam ini memang tak bisa dilakukan oleh Milo, karena mereka tidak memiliki dua penyerang yang bertipikal 'kembar' seperti yang dimiliki oleh Borneo.

Namun, seharusnya Arema dapat meniru apa yang dilakukan Borneo khususnya di babak kedua. Yaitu, mengurangi pasokan bola-bola silang dan bola panjang, serta memilih mendorong para pemain sayap untuk lebih berani melakukan tusukan-tusukan ke dalam pertahanan terakhir Arema. Hal ini akan membuat jumlah pemain Borneo di garis pertahanan lawan semakin bertambah dan membuat konsentrasi lawan buyar.

Situasi ini dapat dibuktikan dengan gol pertama yang timbul karena Ambrizal Umanailo mulai berani masuk ke kotak penalti lawan dan akhirnya mengharuskan Hamka Hamzah melakukan upaya menghadang bola---tendangan Ambrizal---yang justru membuat gawang Kartika Ajie jebol.

Sedangkan untuk gol kedua, terjadi karena Borneo memiliki banyak opsi untuk mengirimkan bola ke dalam kotak penalti Arema. Keberadaan banyak pemain menyerang Borneo di dalam kotak penalti Arema, termasuk dengan adanya Lerby, maka, para pemain Arema harus membagi konsentrasi dalam hal menjaga pemain lawan. Satu pemain lolos, itu sama dengan gol, dan Lerby berhasil melakukannya dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun