Itulah yang menjadi kelucuannya. Bukan karena mereka berbuat lucu atau hal yang kontroversi. Namun, kehadiran dua klub ini seperti kehadiran klub elit bin eksklusif. Artinya, suporternya tidak akan pernah sebanyak suporter Persija, Persebaya, bahkan Arema FC---yang sebenarnya tergolong klub muda.
Arema FC yang bisa seterkenal ini juga bukan hanya karena didirikan sebagai klub profesional dan menandingi klub Persema yang disebut versi kota. Namun, Persema tidak berhasil eksis sekuat Arema FC yang ternyata sudah 'mendarah-daging' di masyarakat Malang.
Masyarakat Malang akan lebih bangga dengan Arema FC dibandingkan dengan Persema. Sebab Arema yang memang berbasis di Stadion Kanjuruhan (Kabupaten Malang) dinilai lebih dekat dengan masyarakat ketimbang Persema yang berada di Stadion Gajayana---di pusat kota.
Artinya, sepakbola masih sangat mengandalkan basis suporter dan itu yang sepertinya dilupakan oleh penyetus ide pembentukan Bhayangkara FC dan PS Tira. Walau pada akhirnya, bisa diperkirakan jika pemilik PS TIRA menyadari hal itu.
Maka dari itu, mereka menggaet klub daerah. Yaitu, Persikabo. Harapannya, bersama klub daerah, basis suporter akan didapatkan. Namun, benarkah akan semudah itu?
Lalu, bagaimana dengan Bhayangkara FC?
Awalnya klub ini memiliki banyak nama dan memang cukup identik dengan keinginan mereka untuk berbaju hijau atau kuning. Bisa dilihat dari corak dan pemilihan nama sebelumnya, Surabaya United dan nama-nama lainnya. Sampai akhirnya menjadilah klub yang kini mulai cukup menyita perhatian masyarakat Indonesia lanataran pernah menjuarai Liga 1 musim 2017.
Suatu hal yang sepertinya ingin ditekankan pada klub ini adalah kekuatan skuad klub dan pelatih. Pelatih yang dipilih juga memiliki kualitas untuk dapat bersaing di papan atas.
Begitu pula terhadap skuadnya yang bisa dikatakan sebagai timnas Indonesia versi kecilnya. Jika kemudian ada yang mengatakan bahwa Bhayangkara FC memiliki skuad penyetor pemain di timnas.
Sebenarnya itu adalah kewajaran. Karena, dengan ulasan di atas, kita bisa berpikir jika keberadaan pemain sepakbola di Bhayangkara FC adalah untuk 'kelanggengan' masa depan.
Selain itu, keberadaan pelatih yang berkualitas, juga akan membuat pemain tidak bisa menolak untuk bergabung---jika harus dinilai melalui segi profesionalitas pemain. Sehingga, inilah yang membuat pemain-pemain Bhayangkara FC 'menyumbangkan' jasanya ke timnas juga.