Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cermin Moralitas Netizen dan Viralnya Kimi Hime

22 Maret 2019   09:06 Diperbarui: 22 Maret 2019   10:10 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika membaca komentar-komentar di video yang diunggah Kimi Hime, jelas terlihat bahwa selera menonton masyarakat-net Indonesia memang 'liar'. Sehingga, ini akan menjurus pada komentar pelecehan. Mungkin bisa disebut sebagai guyonan ataupun juga merupakan bagian dari konsekuensi dari apa yang dilakukan oleh Kimi Hime (menge-trap viewers-nya dengan thumbnail seperti itu). 

Namun, sebenarnya ini tidak patut diterima oleh Kimi Hime. Sekali-dua kali mungkin wajar untuk menerima komentar semacam itu, namun, untuk seterusnya hal itu tidak perlu lagi. Karena, apa yang dilakukan Kimi Hime sebenarnya hanyalah langkah yang harus dilakukan dalam memasarkan produk, sebagai dirinya sendiri.

Ibaratnya, jika Anda punya berkah suara bagus, maka, Anda akan mengenalkan suara Anda pada orang lain. Begitu pula jika Anda punya kemampuan menggambar, maka, Anda akan mempertontonkan hasil menggambar Anda ke orang lain. Seperti ini pula yang sebenarnya dilakukan oleh Kimi Hime. Berhubung dia memiliki berkah dengan bentuk fisiknya, maka, dia akan memperkenalkan itu pada orang lain.

Nah, permasalahannya adalah tanggapan dari orang lain tersebut yang dapat menjadi kontradiksi antara visi penyaji dengan ekspektasi penikmat. Ibaratnya, pengunjung restoran Jawa adalah orang Padang, otomatis sajian di restoran Jawa tersebut akan tidak memenuhi selera ataupun lidah dari orang Padang tersebut. 

Sama halnya dengan penonton video Kimi Hime yang mungkin merupakan penonton konten dewasa, maka, pola pikir ataupun bentuk mengapresiasi konten dari Kimi Hime akan menjurus pada kalimat-kalimat yang seharusnya tidak tersampaikan di kolom komentarnya video Kimi Hime.

Sebenarnya, yang menjadikan channel Kimi Hime semakin kontroversi bukan konten videonya, melainkan komentar-komentar penontonnya.
Jadi, apakah Kimi Hime kontroversial dan layak viral?
Apakah viralnya Kimi Hime sama dengan perwujudan dari kualitas berpikir atau moralitas masyarakat-net yang masih dangkal?
Bukankah seharusnya bersyukur bisa melihat gamer perempuan yang cantik dan menarik seperti Kimi Hime (daripada menonton gamer yang berpenampilan lusuh atau lagi-lagi yang main laki-laki). 

Lebih baik, kita sebagai bagian dari masyarakat-net mengapresiasi terlebih dahulu sebelum menilai bagus-tidaknya, layak-tidaknya, dan lain-lainya, dibandingkan harus menilainya secara tidak-tidak.

Malang, 23 Februari-22 Maret 2019
Deddy Husein S.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun