Di saat itulah, Simic mulai tidak lagi terbebani oleh skandal tersebut. Inilah yang membuat performanya juga mulai membaik. Dia terlihat kembali lebih fokus ke dalam permainan tim.
Jika melihat Simic yang seperti itu, sebagai penikmat sepakbola yang sejati, sebenarnya kita tidak akan sepenuhnya kaget. Di luar sana, hal ini sudah bukan lagi peristiwa baru.Â
Mario Balotelli, John Terry, Ashley Cole, Wayne Rooney, hingga Karim Benzema pun pernah tersandung skandal seks. Sebagai pemain sepakbola yang bergaji tinggi, apalagi jika bermain di negara lain, tentu, kebebasan akan sangat menggiurkan untuk dinikmati.Â
Ibaratnya, mahasiswa baru yang baru merantau dan sedang asyik-asyiknya menikmati hidup sendiri tanpa ada pengawasan langsung dari orangtuanya. Pasti dia akan memiliki peluang untuk bermain game di warnet sampai tengah malam tanpa takut dimarahi orangtuanya. Hal ini juga sama seperti mereka para pemain sepakbola yang justru memiliki kehidupan yang secara ekonomi lebih baik daripada mahasiswa.
Nah, pasca kejadian itu kemudian nama Simic mulai didekatkan pada isu-isu yang negatif di luar lapangan. Sampai puncaknya, Simic harus dipulangkan ke Kroasia pasca laga penyisihan pra-kualifikasi melawan klub asal Australia, Newcastle Jets.Â
Sampai saat ini Persija masih kehilangan Simic dan kemungkinan besar tidak akan dapat memulangkan si pemain ke Jakarta. Suatu kehilangan besar bagi Persija yang musim ini kembali berlaga di kompetisi Asia, yaitu, Piala AFC---kompetisi antar klub se-Asia di bawah Liga Champions Asia.
Artinya, Persija menjalani 4 kompetisi (Piala AFC 2019, Piala Presiden 2019, Piala Indonesia 2018 yang belum tuntas, dan Liga 1 2019) tanpa pemain depan yang memiliki kemampuan mencetak gol seperti Marko Simic. Praktis, Persija berharap pada pemain yang didatangkan dari Perseru Serui, Silvio Escobar.Â
Pemain yang disebut-sebut sedang masuk radar naturalisasi ini menjadi penghuni di lini depan Persija yang kini juga memiliki penyerang depan baru dan segar, Heri Susanto.Â
Kehadiran Heru di lini depan Persija sepertinya memberikan sedikit angin segar bagi lini depan Persija yang musim lalu sangat bergantung pada Marko Simic. Sedangkan, di tahun ini, Heri bisa menjadi penyerang alternatif bagi Persija yang dapat memanfaatkan kemampuan individunya dan kecepatannya.
Kehadiran Heri Susanto justru lebih menggairahkan dibandingkan Silvio Escobar yang kurang 'menggigit' di kotak penalti. Entah, apa yang dimiliki Escobar sebagai pemain yang sudah mulai senja dan kemudian di Perseru Serui kesulitan mencari tandem yang bagus. Sehingga, saat itu dia terkesan 'bekerja sendiri' membawa Perseru untuk bertahan di Liga 1.Â
Kemampuannya saat di Perseru memang cukup bagus, namun jika dibandingkan dengan penyerang asing lainnya, termasuk Marko Simic, jelas kurang sepadan Escobar hanya mencetak 8 gol musim lalu. Satu-satunya yang menjadi nilai plus bagi Escobar saat menjadi pemain Perseru, adalah dirinya merupakan penyerang andalan sekaligus kapten tim.Â