Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Misi Kebangkitan Real Madrid di La Liga

10 Februari 2019   13:50 Diperbarui: 10 Februari 2019   15:34 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gareth Bale rayakan golnya di Derby Madrid (9/2). Sumber gambar: standard.co.uk

Ketika Madrid sudah mulai menunjukkan identitasnya sebagai tim besar, yang menjadi masalah adalah tim-tim lainnya mulai mengalami penurunan. Sevilla dan tim-tim lainnya tidak secara konsisten menghasilkan poin untuk membuat La Liga menjadi ketat. Sedangkan, di kubu Barcelona, mereka masih cukup keteteran ketika tidak bermain dengan Messi. Uniknya, Madrid sudah tidak memiliki CR7 dan mereka sudah dapat kembali merajut asa bersaing meraih gelar juara La Liga.

Artinya, Madrid mulai menyadari bahwa tim bekerja untuk bermain secara tim, meski tanpa ada pemain yang dominan di sana. Madrid saat ini terlihat mulai tahu bagaimana caranya membuat tim yang 'sama rasa' ini untuk dapat bermain baik, dan saling mendukung satu sama lain. Solari sepertinya tahu bagaimana caranya memanfaatkan Benzema di depan dengan tanpa mengharuskan si pemain mencetak gol. Bersama kualitasnya dan pengalamannya di Madrid yang cukup lama, dia dapat memberikan kesempatan bagi pemain lain yang lebih memiliki hasrat besar dalam menyerang, seperti Vinicius Jr dan Lucas Vasquez.

Dua pemain muda ini, memang mulai mendapatkan kesempatan bermain yang lebih banyak dan mereka memiliki kesamaan sebagai pemain muda. Yaitu, kerja keras. Inilah yang membuat Madrid mulai dapat kembali merepotkan lawan-lawannya. Mereka (lawan Madrid) terlihat kesulitan menghadapi permainan Madrid yang kembali atraktif dan tidak lagi pusing dengan penguasaan bola yang banyak. Mereka memainkan bola dengan cepat dan tidak canggung untuk mengambil keputusan (mencetak gol).

Hasil Derby Madrid tadi malam (9/2) di Wanda Metropolitano, menjadi pembuktian Madrid kepada publik, bahwa mereka sudah kembali siap untuk tampil serius dan inilah yang akan dinantikan ketika Real Madrid kembali menjalani kompetisi Liga Champions di tengah pekan nanti---yang saat ini sedang berada di fase 16 besar.

Berada di klasemen dua besar liga domestik dan masih berkompetisi di Liga Champions, maka, tidak menutup kemungkinan bahwa Madrid akan dapat meraih gelar di musim ini. Namun, itu masih 50-50. Karena, secara pengalaman taktikal dan pembangunan ulang mentalitas juara di Madrid perlu adanya proses. Apalagi, dengan kehilangan dua orang yang musim lalu masih dapat 'menyelamatkan' muka Madrid dari statusnya sebagai tim besar di Eropa bahkan dunia dengan titel juara Liga Champions.

Walau, secara jenjang karir kepelatihan, Solari mengalami nasib yang cukup serupa dengan Zidane di Madrid sebagai pelatih muda dan dipercaya melatih tim besar. Namun, tidak semua pelatih di tim besar dapat memberikan sumbangsih taktik dan filosofi yang kuat dan dapat menginterpretasikan tim besar yang salah satunya adalah Real Madrid. Hal inilah, yang patut diperhatikan, termasuk yang harus disiapkan oleh Solari.

Jika menilik dari proses singkatnya Solari, untuk segera menata ulang Madrid yang sempat kacau di awal musim. Tidak menutup kemungkinan jika di musim depan, Madrid akan lebih baik. Karena, proses pemahaman dan penerapan taktik yang diusung Solari tentunya sudah lebih matang untuk dijalankan oleh para pemainnya. Ditambah, dengan adanya pemain-pemain muda yang berani unjuk gigi, maka, Madrid bisa menjadikan diri mereka sebagai tim besar yang tidak canggung untuk memainkan pemain muda yang potensial dan penuh semangat di setiap laganya.

Lalu, bagaimanakah perjalanan akhir Madrid di musim ini?

Mampukah mereka menjaga momentum kebangkitan mereka untuk terus bertarung (dengan Barcelona di semua kompetisi, ataupun Juventus, Bayern Munchen, dan Man. City di Liga Champions) hingga akhir dan (mungkin) meraih minimal satu gelar kompetisi?
Kira-kira, gelar apakah itu?

Malang, 10 Februari 2019
Deddy Husein S.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun