Melihat permainan Chelsea yang super tidak efektif di laga ini, membuat kita seperti disuguhkan oleh gaya main Arsenal di masa akhir kepelatihan Arsene Wenger.Â
Bola berputar-putar, dan bingung untuk mencari siapa yang terakhir harus mengeksekusi bola ke arah gawang lawan. Hal ini cukup terlihat ketika masih adanya Higuain di lini depan Chelsea di babak pertama.
Nahasnya, ketika Chelsea kebobolan dan Higuain ditarik keluar, ternyata tetap tidak memberikan hasil apapun bagi mereka. Kinerja kurang maksimal di lini depan, menjadi mimpi buruk yang sebenarnya bagi lini belakang Chelsea yang harus menghadapi pola serangan cepat dan langsung mampu merangsek ke kotak penalti. Hal ini tentu tak bisa disalahkan 100% di para pemain bertahannya.
Hasil kekalahan ini juga akhirnya membuat Chelsea harus sementara turun satu peringkat ke posisi 5. Posisi 4 kini diduduki Arsenal dengan poin sama namun kubu Meriam London unggul agresivitas gol.Â
Hasil ini juga membuat peta persaingan zona Liga Champions semakin seru. Karena, jarak antara penghuni 3, 4, 5, dan 6 tidak terlalu jauh. Walau Spurs di sini sedikit lebih lega, karena, mereka dapat memenangkan laga di pekan 24 pasca tertinggal terlebih dahulu sejak babak pertama.
Tottenham Hotspur akhirnya menang saat menghadapi permainan cukup menarik dan alot dari tim tamu, Watford. Anak asuh Pocchetino ini harus menunggu hingga 10 menit terakhir untuk dapat menyamakan kedudukan dan berbalik unggul.Â
Gol-gol mereka juga dihasilkan oleh duet striker, Son-Llorente yang mana keduanya jarang main bersama dan full time seperti di laga ini. Artinya, absennya Harry Kane---walau memang meninggalkan pengaruh besar dalam hal mencetak gol---tetap dapat diantisipasi dengan adanya perubahan formasi dan taktik.
Di laga ini, Pocchetino seperti tahu betul bahwa lini tengah mereka dapat diutak-atik dan difungsikan untuk menyokong dua striker beda karakter pada diri Son dan Llorente.Â
Walau mereka menumpuk 5 pemain di lini tengah, namun, ketika menyerang, Spurs akan terlihat sangat penuh di lini depan/di area pertahanan lawan.Â
Hal inilah yang kemudian membuat pertahanan Spurs dapat menjadi rapuh ketika mendapatkan serangan balik oleh lawan. Karena, menyisakan tiga bek terakhir yang belum tentu dapat selalu berdiri sejajar dan rapat.
Performa individu pun menjadi salah satu perhatian bagi Pocchetino. Hal ini terlihat ketika Jan Vertonghen harus ditarik keluar dengan memasukkan Trippier.Â