"Chelsea tumbang, Spurs nyaris kalah, dan Liverpool tertahan di Anfield"
—
Bursa transfer Januari sepertinya sedang dimanfaatkan oleh beberapa tim, khususnya tim-tim besar untuk mencari pemain yang dapat dibutuhkan secara cepat kontribusinya.Â
Pemain tersebut biasanya didatangkan sebagai solusi dari permasalahan yang terjadi di tim di paruh awal musim. Selain itu, juga sebagai upaya untuk tetap dapat bersaing di kompetisi sampai akhir musim---kebutuhan terhadap kedalaman skuad.Â
Hal inilah yang sedang dialami di tim besar Liga Inggris, Chelsea. Mereka benar-benar berupaya memperbaiki masalah di lini depan dengan mendatangkan pemain yang digadang-gadang dapat menjadi solusi tepat bagi tim London ini.
Gonzalo Higuain datang dari Milan dan langsung mengenakan nomor 9 di skuad The Blues. Optimisme pun tumbuh di publik Stamford Bridge. Karena, kita tidak bisa menutup mata terhadap torehan gol-golnya selama berkompetisi di Serie A, khususnya saat berseragam Napoli.Â
Kepindahan pemain Argentina ini ke Italia saat itu, tentu bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, setelah bertahun-tahun berada di Spanyol dan bersama tim sebesar Real Madrid.
Tekad besarnya untuk dapat kembali bertaji dan menunjukkan kualitasnya sebagai salah seorang pemain Latino yang moncer---selain Messi, Neymar, Sergio Aguerro, dan Mauro Icardi---akhirnya membuahkan hasil di tanah Paus ini.Â
Dia menjadi pemain era baru di Italia yang mampu mencetak 30 gol lebih---setelah Luca Toni di musim 2005/06---dan dinobatkan sebagai top skorer Serie A atau Capocanoire. Hal inilah yang membuat Juventus berani membajak Higuain dan memindahkannya dari Naples ke Turin.
Bersama Juventus, Higuain tetap produktif (total 40 gol dalam 2 musim hanya di Serie A). Walau di musim lalu---musim kedua---dia 'hanya' mencetak 16 gol. Namun, dengan citra liga Italia yang cenderung ketat dalam bertahan dan apalagi di Juventus tak hanya ada dirinya sebagai mesin gol utama, maka 16 gol dan juara liga, sudahlah luar biasa.Â
Hal ini bisa dibandingkan dengan torehan gol Olivier Giroud yang selalu mentok di angka belasan gol---khusus di Liga Inggris per musim---dan tidak dapat memberikan gelar juara saat masih bersama Arsenal.Â