Artinya, siapapun penulisnya, tidak harus terpisahkan atau dikotak-kotakkan dengan jenis kelamin dan gender. Karena, laki-laki dan perempuan sama-sama mampu menulis, menyusun ide/imajinasi yang luar biasa, dan yang paling utama, keduanya sama-sama punya hak untuk dikenal dan terkenal karena kualitas karyanya.Â
Walau tak bisa memungkiri, bahwa rentang usia produktif dan kehidupan pribadi seringkali membuat perbedaan yang cukup signifikan antara sang pujangga arjuna menjadi lebih dikenal dibandingkan sang pujangga srikandi yang terlihat cepat habis goresan tintanya.
Betul, perempuan, cenderung cepat habis dalam rentang waktu berkaryanya---walau tidak semuanya. Hal ini bisa terjadi ketika secara pribadi tidak bisa menghalau kehilangan minat terhadap menulis yang seharusnya tetap dilakukan sampai batas yang tak bisa diprediksi.Â
Hal ini yang sedikit berbeda dengan laki-laki, yang justru semakin matang di usia 40-an ke atas sebagai 'penenun aksara'. Mereka, kaum berkumis, berjenggot, sampai botak, dan beruban itu justru semakin hebat dan karya-karyanya juga semakin menggelegar, ketika usianya semakin sepuh.
Dari sinilah yang membuat pujangga-pujangga arjuna tetap berdiri di depan, dan namanya masih mudah diingat, dibandingkan para srikandi yang pelan-pelan mundur dari gelanggang dan memilih lebih berbesar hati untuk mengabdi di dapur serta mendidik anak-anaknya demi mencetak generasi yang terbaik---sama seperti dirinya.Â
Ya, srikandi-srikandi hebat ini sebenarnya tetap eksis menjadi perakit aksara yang magis ketika kita dapat melihat keberhasilan anaknya ataupun pembacanya (khususnya perempuan) untuk mengikuti jejaknya.Â
Yaitu, menjadi srikandi aksara Indonesia yang namanya akan tetap abadi di setiap sampul-sampul buku yang dapat memberikan kecerahan dalam berpikir bagi generasi muda Merah-Putih tanpa tergerus oleh waktu.
Terimakasih NH Dini, terimakasih para srikandi aksara Indonesia yang masih mampu membukakan mata kami tentang kehebatan perempuan dalam menulis.
Malang,
18 Januari 2019
Deddy Husein S.
Tambahan:
Beberapa penulis perempuan yang masih eksis menelurkan karya-karya tulis luar biasanya sampai saat ini: Ika Natassa, Asma Nadia, Â Mira W, Sitta Karina, Winna Efendi, Windry Ramadhina, Nina Ardianti, Orizuka, Okky Madasari, Esti Kinasih, Â Ninit Yunita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H